Film Messiah yang ramai dibahas di berbagai media karena sosok yang disebut mirip Dajjal dan dihubungkan dengan beberapa agama ini rupanya ‘laku’ terjual di masyarakat Indonesia yang notabanenya masyarakat agamis.

Hal tersebut memunculkan rasa penasaran saya terhadap film ini, sembari ditemani hujan sore hari dan banjir di kaki. Film ini merupakan film seri pertama yang terdiri 10 episode dan ditayangkan oleh Netflix pada Januari 2020.

Saya tidak akan membahas mengenai unsur-unsur produksi film, seperti akting yang luar biasa dari tokoh utama Mehdi Debi (Al-Masih atau Mesias), Michelle Monaghan (Eva Geller, agen CIA), Tomer Sisley (Aviram, intel dari Israel), dan tokoh-tokoh lainya. Disini saya akan membahas unsur dari makna dan pesan film ini.

Pembahasannya dimulai dari scene dimana Eva yang sedang ngopi di sebuah cafe berbicara dengan pelayan cafe tersebut. Keduanya mendiskusikan suatu buku yang dibaca oleh pelayan cafe untuk tugas kuliahnya, yaitu The Clash Of Civilizations karangan Samuel P Huntington.

Buku tersebut mempredisiksikan bahwa krisis peradaban ke depan adalah krisis mengenai budaya dan agama. Hal tersebut menurut saya menjadi kunci dimulainya film ini, baik itu Agen CIA, negara, hingga tokoh Al-Masih.

Kita tahu selain isu geopolitik ekonomi, isu-isu yang dibangun saat ini ialah isu budaya dan agama. Di dunia saat ini, tidak hanya di Indonesia (Kasus Ahok, Sunni Syiah), tetapi juga terjadi Amerika (Presiden Trump), hingga Inggris (Partai Tory), Myanmar (Kasus Rohingya) dan banyak lagi. Seolah prediksi dari buku itu benar terjadi adanya. Dan mungkin ide pembuatan film ini dimulai dari mengangkat isu ini.

Selain itu, saya membayangkan bagaimana tingginya tingkat literasi masyarakat di film ini, dan menghubungkanya dengan membayangkan masyarakat Indonesia dalam percakapan isengnya disebuah cafe mendiskusikan suatu buku.

Film ini dikemas sedemikian apik alur ceritanya, mulai dari kemunculan Al-Masih saat badai di Suriah, menjadi tawanan di Israel, badai di Texas, hingga di Washington DC.

Tetapi dari alur cerita tadi, ada beberapa topik yang bisa dibedah seperti; bagaimana seorang nabi bekerja, dan bagaimana masyarakat yang butuh akan seorang nabi dan mudah percaya.

Nabi dan Cara Kerjanya

Di film Messiah ini, Al-Masih muncul ketika kondisi masyarakat dan negara kacau di Suriah. Berkhotbah / berpidato di tengah badai yang pada saat itu muncul di Suriah selama berhari-hari, dan berhasil menggiring masyarakat.

Kita dapat melihat bagaimana kebingungan masyarakat dengan kondisi negara yang kacau dan bencana alam, membuat mereka hilang harapan sampai Al-Masih kemudian datang.

Dan kemunculan selanjutnya yakni ketika satu keluarga di Texas sedang terhimpit masalah keluarga dari anak hingga bapaknya, yang salah satu masalahnya adalah masalah ekonomi.

Di saat itu bapaknya yang seorang pendeta memiliki geraja, ingin membakar gereja tersebut untuk menyelesaikan permasalahannya. Disaat klimaks, angin tornado datang dan Al-Masih datang sebagai nabi yang berkhotbah dengan pendeta itu. Harapan keluarga itu muncul lagi.

Di film ini saya melihat bagaimana kondisi keluarga yang ditimpa masalah hidup, dan disitulah kemudian Al-Masih itu bekerja, yang dengan kemunculannya seakan menjadi obat.

Masyarakat dan Kepercayaan Pendek

Setelah kemunculan Al-Masih di film ini, kondisi di masyarakat terbelah menjadi dua, yaitu percaya dan tidak percaya. Di suriah, sebagian masyarakat tidak percaya akan Al-Masih karena mengajak berjalan jauh ke Israel tanpa persediaan makanan dan minuman. Dan bagi masyarakat yang ditempa kebingungan akibat kondisi negara hancur itu adalah jalan keluarnya dan mempercayainya.

Berbeda dengan di Texas. Meski banyak juga masyarakat yang berdatangan kesana, dan meminta mukjizat setelah gereja itu selamat dari angin tornado -yang menurut pendeta akibat kedatangan Al-Masih- namun berbeda dengan agen CIA. Meski agamanya juga Kristen, ia tidak mudah percaya dengan hal tersebut.

Di Indonesia, tidak perlu berbicara jauh, bahkan seorang raja dari Purworejo pun mudah sekali mengambil hati masyarakat sehingga dapat mewujudkan tujuannya. Itu lah gambaran sederhana dari realitas film ini.

Masyarakat harus berfikir secara kritis dan tidak mudah percaya, bahkan terhadap fenomena alam. Ya mungkin ini hanya lahir dikalangan terpelajar, tetapi saya rasa jika semua memiliki pemikiran yang sama, bukan tidak mungkin masalah serupa yang akan datang tidak terjadi.

Tentang Film Messiah

Al-Masih dalam film ini berseru untuk menurunkan senjata, menarik pasukan Amerika, dan menurut saya, kita dapat menyederhanakan semuanya sebagai pesan untuk menghentikan peperangan.

Sayangnya seperti film Amerika pada umumnya, kita dapat melihat bagaimana oposisi amerika bekerja di  film ini. Selamat menonton!

Penulis : Adi Fauzanto

Ilustrator : Ni’mal Maula