Video mukbang merupakan salah satu konten di Youtube yang memiliki banyak sekali penggemar. Kontennya berisi seputar orang-orang yang sedang makan beragam makanan dalam jumlah besar—yang biasanya nggak bisa dilakukan oleh orang kebanyakan.

Makanan-makanan tersebut dipamerkan di depan kamera dengan tujuan untuk menggugah selera makan orang-orang yang menontonnya. Kadang-kadang juga berupa review akan suatu makanan dan restoran. Ya, intinya nggak jauh-jauh dari makanan dan kegiatan makan lah, ya.

Perkenalan saya dengan konten video mukbang nggak terlepas dari ajakan seorang teman. Awalnya saya hanya iseng menonton satu video mukbang saja karena penasaran akan isi kontennya. Lama-kelamaan, kegiatan tersebut justru menjadi candu dan membuat saya ketagihan. Saya mulai menghabiskan berjam-jam waktu saya hanya untuk melihat orang-orang makan.

Semakin lama menonton video mukbang, sebuah kesadaran tiba-tiba menghampiri saya.  Saya mulai bertanya-tanya, apa sih faedahnya menonton video mukbang? Ketika sebelumnya saya hanya menonton saja karena merasa ketagihan tanpa benar-benar berpikir, akhirnya saya memutuskan untuk menonton ulang. Kali ini, saya menontonnya sambil melogika apa saja faedah yang saya dapatkan dari kegiatan menonton orang makan-makan tersebut.

Hasilnya, tentu saja saya sama sekali nggak menemukan manfaat dari kegiatan ini. Justru yang saya dapatkan adalah kerugian. Saya kemudian mulai merinci, apa saja kerugian-kerugian yang saya dapatkan dari menonton video mukbang ini.

Pertama, Menyia-nyiakan Waktu Berharga Yang Dimiliki

Orang-orang ahli selalu mengatakan, jangan pernah menyia-nyiakan waktumu yang berharga untuk sesuatu yang sama sekali nggak berguna bagi masa depanmu. Berbekal kalimat bijak tersebutlah, saya kemudian mulai melakukan penghitungan sederhana akan waktu yang saya miliki dengan kegiatan saya menonton video mukbang.

Durasi satu video mukbang biasanya berkisar antara 10 sampai 30 menit, kadang juga ada yang sampai berjam-jam. Semua bergantung pada cara makan, editing video serta banyaknya makanan yang disajikan dalam video.

Anggap saja saya menonton tiga video mukbang setiap hari dengan durasi maksimal 30 menit. Berarti saya sudah menyia-nyiakan waktu berharga saya selama 90 menit setiap hari alias satu setengah jam. Jika dua hari, maka menjadi 180 menit. Lalu bagaimana jika seminggu? Sebulan? Setahun? Tinggal dikalikan dan dijumlah saja.

Padahal, dalam waktu 90 menit tersebut, banyak hal yang dapat saya lakukan. Misalnya menulis dua atau tiga artikel. Tentu lebih berfaedah. Selain semakin meningkatkan kemampuan menulis, sekalian juga sebagai tempat beraktualisasi diri.

Makanya, mulai sekarang berhentilah menonton video mukbang.

Kedua, Menghabiskan Banyak Kuota Internet Hanya Untuk Menonton Orang Makan

Video mukbang paling banyak ditemui di Youtube. Untuk menontonnya, tentu saja harus menggunakan kuota internet. Dengan durasi video selama 30 menit, untuk sekali menonton dapat menghabiskan kuota internet antara 300 MB sampai 1 GB. Boros banget, kan.

Padahal, kalau dipikir-pikir lagi, apa manfaat yang didapatkan dari menghabiskan kuota internet hanya untuk menonton orang makan? Sekali lagi, MENONTON ORANG MAKAN. Nggak ada. Jadi, mulailah berhenti dari sekarang.

Ketiga, Mukbang Bikin Boros

Setiap kali selesai menonton video mukbang—atau kadang saat sedang menontonnya—saya pasti merasa lapar. Lalu, muncul keinginan untuk makan. Nah, masalahnya, saya biasanya selalu ingin makan makanan yang disajikan di dalam video—khusunya jika video mukbang tersebut berisi konten makanan mie instan.

Lalu sudah pasti saya memutuskan untuk membeli mie instan tersebut. Ini masih perkara mie instan yang untungnya ramah di kantong. Lah, bagaimana kalau makanan-makanan jenis lain yang ada di video mukbang, seperti minuman dari starbuck, atau aneka seafood kayak kepiting sama lobster. Ya, sudah pasti langsung tekor!

Makanya, SEKALI LAGI, berhentilah menonton video-video mukbang. Selain karena nggak bermanfaat, juga rentan menguras isi dompet.