Apa yang membuat seseorang takut menulis sehingga tidak pernah memulai? Tidak ada ide? Bingung mau nulis apa atau mulai dari mana? Atau takut tulisannya jelek? 

Kalau kamu pernah mengalami semua itu, tenang, kamu tidak sendiri. Saya juga pernah berada di masa-masa itu saat awal-awal belajar menulis. Namun, itu bukan alasan bagi kita untuk menyerah pada keadaan dan tidak pernah memulai apa-apa. 

Bagi penulis pemula, memiliki teman dan mentor yang dapat memberi semangat, dukungan, motivasi dan ilmu akan sangat baik untuk mengembangkan kemampuan menulis mereka. Salah satu caranya adalah dengan bergabung di komunitas menulis atau Forum Lingkar Pena (FLP). 

Kegemaran saya menulis sebenarnya sudah dimulai sejak SD dengan menulis di buku diary.  Saat itu saya belum berani untuk mempublikasikan karya di media yang dapat dibaca banyak orang. Paling mentok hanya berani menulis di blog pribadi. 

Sampai akhirnya 3 tahun lalu, yaitu bulan Juli 2019, saya memberanikan diri menulis di salah situs blog warga terkenal Tanah Air. Dari sanalah kemudian saya mengenal banyak narablog (blogger) dan penulis hebat. Setahun kemudian, saya diajak untuk bergabung dengan komunitas menulis yang baru berdiri pada saat itu. Meski baru berdiri, saya memutuskan untuk bergabung karena merasa komunitas tersebut punya tujuan yang jelas dan sesuai dengan idealisme saya. Saya juga merasakan berbagai manfaat dengan bergabung dengan komunitas menulis seperti berikut. 

Mengembangkan Kemampuan Menulis

Saya bersyukur di komunitas menulis yang saya ikuti, anggota dan pengurusnya tidak pelit ilmu. Kami saling berbagi artikel maupun ilmu-ilmu terkait kepenulisan, seperti PUEBI, menulis kutipan, parafrase, referensi, teknik menulis artikel fiksi hingga mempelajari kosakata atau diksi baru. Kami juga saling berbagi info-info lomba menulis dan mendukung jika ada anggota yang berminat ikut. Para penulis senior (baik dari segi usia, ilmu dan pengalaman) di komunitas ini dengan senang hati memberi masukan ketika ada anggota yang minta tolong untuk mengevaluasi karyanya. 

Grup WhatsApp juga kami manfaatkan untuk berdiskusi dan melempar ide. Tentu saja ini menjadi angin segar bagi anggota yang sedang bingung mau menulis apa. 

Komunitas menulis memperluas relasi 

Di komunitas menulis yang saya ikuti, saya bertemu dengan teman-teman penulis dari berbagai latar belakang usia, suku, agama, pendidikan, profesi dan spesialisasi serta minat kepenulisan. Anggota komunitas tersebar dari seluruh Indonesia. Bahkan ada pula anggota yang berdomisili di luar negeri. Tidak hanya ilmu-ilmu terkait kepenulisan, saya juga belajar untuk menghargai perbedaan. Bagi saya, inilah yang membuat pertemanan kami begitu indah. 

Dapat Membuat Karya Bersama 

Sebagai komunitas yang mem-branding diri peduli pada literasi dan edukasi, saya dan teman-teman komunitas telah sukses menerbitkan karya bersama (bunga rampai), yaitu buku yang berisi kumpulan tulisan para anggota tentang budaya daerah masing-masing, seperti upacara adat, makanan tradisional, pakaian adat, tarian, musik, peribahasa/petuah/filosofi dan sebagainya. 

Misalnya, seorang kawan penulis dari Jawa Barat mengangkat makna di balik tari topeng Cirebon sebagai topik tulisannya, ada pula ulasan tentang sambatan (budaya gotong royong) dari seorang kawan penulis di Kabupaten Gunung Kidul atau kawan penulis beretnis Tionghoa yang menceritakan tentang tradisi sembahyang kubur yang dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat Kota Pontianak dan masih banyak lagi. 

Karya bersama ini memang tidak diterbitkan untuk tujuan komersial sehingga hanya dicetak dalam jumlah terbatas. Anggota yang membeli lebih dari satu buku membagikan buku tersebut pada orang terdekat atau menyumbangkannya ke perpustakaan daerah masing-masing. Tidak lupa pula kami sisakan dua buku untuk menambah koleksi bagi dua taman baca yang telah kami dirikan. 

Oiya, keterlibatan dalam karya bersama ini juga bisa lho untuk kita tambahkan sebagai portfolio dalam CV atau resume. Siapa tahu bermanfaat. 

Beberapa penulis yang telah berhasil menerbitkan bukunya sendiri pun tidak terlepas dari dukungan moral teman-teman komunitas. 

Nah, buat kamu yang tertarik dengan dunia kepenulisan, kamu bisa bergabung di komunitas menulis apapun yang sesuai dengan minat maupun idealismemu. Selamat mencoba, ya.