Aplikasi WhasApp tidak bisa dipungkiri memang saat ini sudah menjadi alat komunikasi yang sangat penting bagi banyak orang. Sehingga tidak heran apabila aplikasi ini paling banyak digunakan oleh masyarat di Indonesia untuk berkomunikasi, dari mulai saling kirim pesan pribadi antar pengguna sampai dengan grub keluarga, tidak ketinggalan juga bisa saling telepon mulai dari Ahmad Nur Luqman sampai dengan Luhut Panjaitan.

Jadi bisa dipastikan hampir kebanyakan orang sekarang menggunakan aplikasi WhatsApp untuk saling berkomunikasi secara tidak langsung, mulai dari anak-anak sampai dengan para orangtua, baik dengan cara telepon (Call), telepon video (Video Call), kirim pesan suara (Voicenote) dan atau hanya sekedar kirim pesan tulisan (chat).

Seiring berjalannya waktu sebagai pengguna WhatsApp, tentunya kita pasti sudah sangat khatam dan paham dengan berbagai gaya-gaya berkomunikasi dari masing-masing orang dalam mengirim sebuah pesan atau chat. Tentu saja, ada beragam gaya chat yang dipraktikan oleh orang-orang. Dan tidak sedikit pula kita pasti mungkin sudah hafal.

Nah dari sekian banyak itu, setidaknya ada 4 gaya komunikasi chat yang menyebalkan, yang seharusnya dihindari oleh siapapun, sebab selain menyebalkan dan kesal, pesan jenis chat ini membuat si pengirim chat layak untuk di cuekin.

Mengawali Chat hanya dengan panggilan nama 

Saya haqul yakin pasti kebanyakan orang pernah merasakan di chat orang diawali dengan panggilan nama, seperti: Jo, Gus, Man, Su, Ji dan masih banyak lagi. Tentu saja itu termasuk chat yang menyebalkan.

Itu chat yang sangat amat menjengkelkan sekali, sebab untuk bisa menjadi rangkaian pesan komunikasi chat yang lebih lanjut, si penerima chat mau nggak mau harus membalasnya terlebih dahulu untuk mengetahui apa maksud dan tujuannya, dengan bertanya seperti: “Ono opo?”, “ada apa?”, “piye?”, “Bagaimana?”, “ngopo?”, barulah setelah itu si pengirim chat menuliskan maksud dan tujuannya kenapa ia mengirim chat.

Tentu saja ini sangat mubazir, alias buang-buang waktu, apa susahnya sih langsung chat dengan menuliskan maksud dan tujuan. Seperti : “Man, jadi begini…begini…”, biar tidak merepotkan si penerima pesan.

Langsung menanyakan posisi

Selanjutnya chat yang menyebalkan adalah yang tidak ada angin dan hujan tiba-tiba ada yang ngechat “posisi”. Sebenarnya tidak masalah jika dikirim oleh orang yang sudah sangat dekat dengan kita atau sering berinteraksi dengan kita seperti bestie kentel. Namun terkadang tidak sedikit, chat ini dikirimkan oleh orang-orang yang jarang ketemu dengan kita bahkan ketemu kita tiga bulan sekali saja belum tentu.

Dengan jenis hubungan yang keeratannya sangat minim itu, tentu saja pesan “Dimana?” atau “posisi” tanpa didahului dengan basa basi atau sekedar salam pembuka yang cukup akan membuat pesan itu menimbulkan kesan kediktatoran dan sok kuasa.

Lagian nggak pernah ketemu kok tiba-tiba nanya-nanya posisi, emangnya situ siapa ?  kurang-kurangin lah ya chat yang menyebalkan begini.

Membalas chat dengan sticker

Terkadang kita sendiri terasa jengkel apabila kita sudah capek-capek ngetik banyak, eh yang kita ajak untuk chattan ketika mau bales malah cuman dikirimi stiker saja, kalau cuman sekedar stiker gus samsudin “hooh tenan” mungkin tidak terlalu menjengkelkan.

Tetapi kalau balesnya cuman mengirim stiker jempol atau stiker yang mirip casper, itu jelas sangat menjengkelkan sekali ya, saya heran emang motivasinya yang sering bales pakai stiker itu apa sih ? apakah menggambarkan ekspresinya dia atau mungkin males balas pakai ketikan?, ya kalau misal males itu artinya sama sekali tidak menghargai kita dung, padahal sudah berusaha capek-capek mengetik dan merangkai kalimat demi kalimat agar mudah dipahami dan dimengerti loh.

Lha kok balesnya cuman dikasih stiker. Nah yang model seperti ini nih yang harus dihindari biar tidak sakit hati. (Kecuali kalau yang diajak chat dosen beda cerita!)

Menggunakan istilah “Hmm”

Sampai saat ini, saya masih kebingungan dan belum paham terkait istilah “hmm” ini maksudnya pengganti kata “iya” atau apa? kalau misal beneran “iya” apa susahnya sih ketik “iya” lawong sama-sama jumlah hurufnya tiga huruf.

Atau selain iya terus apa? Tetapi, biasanya dalam komunikasi secara langsung ketika kita sedang berbicara dengan seseorang kemudian dia hanya merespon kita dengan “hmm” bisa diartikan dia itu masa bodoh dan cuek.

Lalu sebenarnya maksud dan pengertian yang benar tentang “hmm” itu apasih ?

Editor: Saa

Gambar: Pexels