Jurusan matematika murni atau yang bisa disebut sebagai jurusan matematika saja memang bukan jurusan kuliah yang terbilang populer. Meskipun demikian, bukan berarti jurusan ini tidak ada peminatnya sama sekali.

Saya adalah salah satu daripada peminat sekaligus (mantan) mahasiswa dari jurusan matematika. Mulanya sih saya ingin masuk jurusan arsitektur. Namun, perjalanan waktu kemudian mendistorsikan arah hidup saya.

Gagal menembus jurusan arsitektur, saya kemudian memutuskan untuk beralih ke jurusan matematika. Saya sendiri memilih jurusan tersebut karena rasa cinta saya terhadap pelajaran matematika.

Pada saat mengambil jurusan matematika ini, tentu ada banyak hal yang saya rasakan. Mulai dari yang biasa-biasa saja hingga yang luar biasa. Dalam tulisan ini, setidaknya saya akan membagikan beberapa di antaranya.

Jurusan Langka di Perguruan Tinggi Swasta

Sewaktu saya lulus SMA pada 2013 silam, saya gagal menembus PTN manapun. Baik itu melalui jalur SNMPTN, SBMPTN, maupun Ujian Mandiri. Akhirnya, saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Untuk jurusan kuliah, saya memilih jurusan matematika.

Setelah melalui penelusuran yang cukup panjang, saya mendapati jika jurusan yang saya inginkan tersebut tergolong sangat langka di dalam lingkup PTS. Pada saat itu, hanya ada dua PTS saja yang menyediakan jurusan ini. Kemudian, saya memutuskan untuk berkuliah di sebuah PTS yang terletak di daerah Jakarta Selatan. 

Ketika sudah masuk ke PTS tersebut, hanya ada 12 orang saja-termasuk saya-yang mengambil jurusan matematika. Lalu yang diwisuda hanya 8 orang saja (lagi-lagi termasuk saya sendiri). Sementara sisanya beralih ke jurusan lain atau tidak melanjutkan studi.

Meskipun teman-teman satu jurusan saya bisa dihitung dengan jari, saya tetap merasa bahagia. Lingkup pertemanan yang kecil tersebut justru membuat saya bisa semakin mengenal mereka dengan baik.

Belajar Bahasa Pemrograman                                           

Selama saya berkuliah di jurusan matematika selama kurang lebih 3,5 tahun, saya pernah mempelajari yang namanya pemrograman. Kendati minim hitung-hitungan, tetap saja dibutuhkan logika serta analisa yang tajam dalam hal ini. Salah ketik sedikit pada bagian fungsi atau kode, maka program yang dibuat tidak akan bisa berjalan alias error. Setidaknya, ada tiga bahasa pemrograman yang saya pelajari selama masih kuliah dahulu.

Turbo C++ menjadi bahasa pemrograman paling populer dan paling sering digunakan selama masa kuliah dahulu. Selain pada mata kuliah Algoritma dan Pemrograman, Turbo C++ juga digunakan pada mata kuliah lainnya.

Lalu, saya juga mempelajari yang namanya CodeBlocks atau yang bisa disebut sebagai Turbo C++ versi colorful oleh kakak tingkat. Fungsi atau kode yang lazim digunakan di dalam Turbo C++ bisa dieksekusi dengan baik di dalam bahasa pemrograman ini.

Terakhir, ada bahasa pemrograman seperti Matlab yang saya pelajari pada mata kuliah Kecerdasan Buatan di semester kelima. Bila dibandingkan dengan dua bahasa pemrograman yang saya sebutkan di atas, Matlab memiliki fungsi serta kode program yang sangat berbeda. Di samping itu, Matlab ini tergolong berat untuk dijalankan di komputer atau laptop. 

Buku Kuliah yang Gampang-gampang Susah Didapatkan di Toko Buku

Mencari buku kuliah untuk jurusan matematika bisa dibilang sebagai perkara gampang-gampang susah. Tidak semua buku kuliah tersedia di toko buku sekelas Gramedia. Apalagi kalau buku-bukunya tersebut tergolong keluaran lama atau bukan buku populer.

Dari saya mulai masuk kuliah hingga lulus, hanya ada satu buku saja yang saya beli di Gramedia. Buku tersebut adalah yakni buku Kalkulus Jilid 2 yang menjadi buku wajib mata kuliah Kalkulus 2 (lanjutan). Sisanya saya beli di daerah Blok M. Kalau tidak, saya harus meminta salinannya kepada senior atau men-download-nya dari internet.

Direkomendasikan Untuk Jadi Guru

Sewaktu saya bercerita tentang jurusan matematika murni ini, banyak orang yang merekomendasikan saya untuk mengambil karir sebagai guru. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan saran mereka tersebut. Hanya saja, saya ingin memperluas insight orang awam akan prospek kerja dari lulusan matematika.

Lulusan matematika itu tidak selalu harus bergelut di dunia akademik alias keguruan. Banyak juga kok teman maupun kakak tingkat saya yang sekarang bekerja di luar bidang tersebut. Ada yang menjadi analis, konsultan, programmer, hingga penulis artikel lepas (maksudnya saya sendiri). Hehehe.

Demikian tulisan retjeh saya mengenai apa yang dirasakan pada saat mengambil jurusan matematika ini. Semoga saja pengalaman saya ini bisa menghibur, membantu atau memberi gambaran bagi teman-teman yang ingin mengambil jurusan matematika seperti saya.

Editor : Hiz

Foto : Pexels/NothingAhead