Sebagai mahasiswa yang terkadang kurang kesibukan, saya senang saat mengamati satu persatu unggahan story WhatsApp. Kontak WhatsApp saya sebagian besar adalah teman satu jurusan, ada beberapa yang satu organisasi, dan beberapa teman kampus-entah itu kenal saat mahasiswa baru atau tidak sengaja kenal saat bertegur sapa di jalan.

Dari banyak kontak yang tersimpan di WhatsApp saya, saking kurang kerjaan saya bisa memahami gaya story mahasiswa. Selain hasil riset yang dilakukan sendiri, tipe berikut ini juga saya dapatkan dari seorang teman. Saya percaya riset dia kuat karena saat melihat kontak WhatsApp cukup fantastis hampir menyentuh angka 3000an, jangan jangan dia humas kampus eh. Tapi bukan, maklum saja kontak teman saya banyak sebab dia menjadi semacam konsultan banyak mahasiswa di kampus, ya dia seorang presiden mahasiswa yang nasibnya tidak sebaik presiden Indonesia.

Dari basa basi itu saya akan menggolongkan tipe mahasiswa berdasarkan Story WhatsApp menjadi lima macam. Baca saja, bebas, kalau kalian tidak setuju dan akan membuat tandingan ya silahkan saja.

Pertama, Tipe Mahasiswa Aktivis

Tipe mahasiswa ini unggahan story WhatsApp-nya selalu berhubungan dengan dunia organisasi, perlawanan, hingga quotes quotes ala pemikir kiri. Pokoknya storynya selalu berbau kritik terhadap penguasa-yang entah siapa itu. Mereka selalu dengan bangga menuliskan, terbentur terbentur ambyar terbentuk sembari memamerkan kesibukannya bersama sebuah buku, kopi dan sebatang rokok.

Tidak hanya Tan Malaka, Widji Thukul sampai tokoh sekelas Emma Goldman, Aristoteles, Plato, Hingga Empedokleas tidak luput dikutip untuk jadi story, hanya ada satu kata lawan –pokoknya mereka ngeri dah kalau di story. Mereka ini tentu bisa menjadi panutan karena sangat jarang mengunggah story aneh. Ya meskipun tidak punya kemandirian berpikir, minimal melestarikan warisan pemikiran para pembesar Indonesia, dunia, hingga peradaban.

Kedua, Tipe Mahasiswa Budak Cinta Alias Bucin

Tipe mahasiswa ini storynya selalu tentang pasangan, apapun situasinya apapun kondisinya storynya selalu tentang dia. Mau hujan kek, mau panas kek, mau di café mewah, hingga pinggir empang selalu saja berhubungan dengan dia. Kalau bucin itu penyakit, mahasiswa jenis ini sudah pada stadium paling akhir.

Tapi itu cukup mendidik, sekaligus memberi pelajaran bagi para jomblowan jomblowati. Bahwa dalam situasi dan kondisi apapun yang namanya jomblo tetap saja mengenaskan. Mahasiswa tipe ini selalu pamer kebahagiaan, sementara kaum jomblo semakin kesepian.

Ketiga, Tipe Mahasiswa Indie Bin Puitis

Jenis mahasiswa pengagum kata kata Fiersa Besari, Rintik Sedu, hingga Sapardi. Storynya kalau tidak tentang hujan, ya angin yang bersepoi dari matamu di suatu pagi itu. Tipe mahasiswa jenis ini cukup membuat saya geleng kepala, betapa aduhainya kata yang mereka tuliskan meskipun di akhir puisi saya tahu kalau itu bukan buatan sendiri melainkan hasil dari copy paste tulisan orang lain

Keempat, Tipe Mahasiswa Hedon

Hedonisme merupakan gaya hidup yang dekat beriringan dengan kemewahan. Tapi yang saya maksud dalam Story WhatsApp sebagai mahasiswa hedon adalah mereka yang hobinya memancing untuk hedon. Olshop betebaran di mana mana, mulai dari jualan masker hingga jualan celana dalam mereka tawarkan kepada kontak nomor tersimpan. Okelah sehari dua hari masih kuat, tapi setelah berhari hari penasaran juga akhirnya memutuskan untuk beli, kejadian itu terus berulang dan berulang sampai akhirnya saya membisukan story WhatsApp teman saya itu.

Kelima, Tipe Mahasiswa Senja

Senja yang saya maksud bukan anak senja tetapi berada di usia senja. Cara memahaminya gampang saja, ketika melihat story happy semprotulation, hingga ke frustasian berhadapan dengan revision. Dialah mahasiswa senja sejati, saat umur menjadi mahasiswa sebentar lagi berakhir, sementara karir belum jelas hendak ke mana, jadi apa, bersama siapa.

Mahasiswa dengan segala jenis story WhatsApp-nya memang menggelikan, senang, bahkan terkadang bikin jengkel. Gimana gak mau jengkel, akun WhatsApp olshop milik salah seorang kontak saya kalau bikin story ngalah ngalahin Anya Geraldine, sampai titik titik kecil dan tidak kelihatan.

Editor: Nawa

Gambar: Selullar.id