Acne prank itu menyebalkan~

Belakangan ini banyak remaja perempuan ramai-ramai menggunakan acne filter di media sosial. Bahkan ada yang menggunakan filter ini untuk konten– acne prank.

Tujuannya? Tentu saja untuk mengetes kesetiaan pasangan dan untuk mendapat perhatian pengikutnya. Sekilas memang nggak masalah mengenai acne filter ini, perkara pasangannya nggak mau dengan dia yang berjerawat, itu urusan mereka.

Hal yang menjadikan ini seru untuk dibahas adalah karena ini menunjukkan standar kecantikan yang semakin diagungkan oleh masyarakat. Kita didikte untuk mencapai standar kecantikan tertentu. Oh tentu saja, muka berjerawat nggak termasuk dalam daftar kecantikan. Muka yang berjerawat dianggap sebagai sesuatu yang kotor, aib, dan haram dimiliki oleh perempuan.

Waktu SMA dan awal kuliah dulu jerawat pada demo di muka, kalimat seperti “Nggak cuci muka ya?”, “Banyak banget jerawatnya”, “Jerawatnya gede bener”, udah kenyang kumakan, mungkin juga kamu yang sekarang lagi memerangi jerawat. Perempuan dianggap cantik jika nggak ada jerawat, pori-pori tak terlihat, dan muka glowing. Tentu semua paradigma ini dibangun untuk mengguntungkan kalangan tertentu. Cantik secara umum memang mengenai fisik karena kesan pertama yang ditunjukkan.

Jerawatan Itu Biasa Saja

Namun, kita selalu disuapi standar kecantikan melalui iklan yang nggak selalu benar adanya. Sebagai orang yang pernah dan bahkan sampai sekarang berjerawat, kupikir muka berjerawat wajar-wajar aja. Apalagi masa pubertas, terutama untuk kamu perempuan mengalami menstruasi. Dimana waktu menstruasi tubuh banyak menghasilkan hormon testosteron dan kadar esterogen rendah, jadi bisa menebabkan jerawat.

Jadi nggak perlu khawatir kalo bangun tidur tiba-tiba udah ada muncul satu jerawat di muka, karena itu wajar. Nggak ada yang salah dengan jerawat. Tapi yaa jangan serta merta dibiarkan begitu saja, nggak cuma doi mu doang yang butuh perhatian, jerawat juga butuh perhatian. Kata Nyai Ontosoroh (Tokoh di Novel Bumi Manusia), “Jangan kawini perempuan semacam itu (yang tidak dapat merawat kecantikannya sendiri), dia tidak bisa apa-apa, merawat kulitnya sendiri pun tak kuasa”.

Wahh, acne fighter khatam banget ini karena merawat diri adalah sebuah keharusan. Jadi jangan tanya sama acne fighter udah melakukan apa aja untuk menghilangkan jerawat. Mungkin orang lain mengira, perempuan yang jerawatan nggak ngurus kulitnya. Padahal dibalik semua itu, segala daya upaya udah dilakukan untuk setidaknya mengurangi jerawat.

Masih lekat banget diingatanku ketika SMA yang belum tau apa-apa mengenai jerawat. Semua dilakukan, mulai dari pakai jeruk nipis, sabun bayi sampe pakai pasta gigi–yang mana kebenarannya diragukan–untuk menghilangkan jerawat. Tapi, ya mau bagaimana lagi, jerawat datang tak diundang, pulang tak diantar (kayak jalangkung). Eh tapi pulangnya diantar ding, pakai perawatan yang benar dan konsisten.

Dulu sering banget ngerasa insecure karena jerawat, menganggap muka berjerawat nggak wajar. Tapi setelah cari informasi tentang jerawat, tau penyebab jerawat, sekarang santuy sekali kalo ada jerawat karena itu wajar. Jadi, percaya dirilah! Yang penting kita udah berusaha untuk merawat diri sebagai tanda rasa syukur kita.

Ngeluarin uang untuk skincare? Perawatan? Beli make up? Semua terserah di kamu asal jangan berlebihan dan dipaksakan. Lebih-lebih jangan memaksakan diri untuk melakukan hal yang nggak disukai.

Sumber foto : Youtube