Saya adalah perempuan yang lebih suka dan nyaman dengan rambut pendek. Alasan saya, rambut pendek punya banyak kelebihan daripada rambut panjang. Perawatannya juga lebih mudah dan nggak memerlukan treatment berlebih.

Nggak jarang karena berambut pendek saya mendapatkan banyak stigma, mulai dari dianggap cewek urakan hingga berperilaku tomboi. Padahal, mau rambut pendek atau panjang, itu semua bergantung pada selera dan kenyamanan masing-masing. Nggak ada hubungannya dengan jenis kelamin apa pun.

Berhubung saya adalah penyuka rambut pendek, saya mau membagikan apa saja kelebihan yang selalu saya dapatkan dengan memotong rambut pendek. Ya, maksimal panjangnya hanya sebahu.

Pertama, Nggak Bikin Gerah

Indonesia itu beriklim tropis yang hampir sepanjang tahun ketemu matahari. Tentunya, cuaca selalu panas. Belum lagi jika tinggal di perkotaan macam Jakarta, pasti bawaannya kepanasan dan gerah melulu.

Saya sering menemukan teman-teman yang merasa kesusahan karena memiliki rambut panjang. Mereka masih harus sibuk mencari tali atau jepit rambut untuk menggulung rambutnya untuk mengurangi hawa gerah yang mereka rasakan.

Nah, rambut pendek membuat saya terhindar dari kondisi semacam itu. Sesekali memang ada rasa gerah, tapi efeknya tentu nggak separah kalau berambut panjang.

Kedua, Gampang Diatur

Punya rambut pendek itu adalah anugerah, soalnya gampang diatur. Bangun tidur, sisir sebentar, selesai. Kalau pakai jilbab malah lebih mudah lagi. Tinggal pakai saja, nggak perlu ada drama menggulung-gulung rambut agar nggak nyempil keluar dari jilbab.

Jika selesai keramas, nggak memerlukan waktu yang lama untuk mengeringkannya. Hanya perlu diangin-anginkan sebentar, maka sudah kering sendiri. Nggak perlu juga mencari kipas angin atau hair dryer untuk mengeringkannya. Mudah dan gampang diatur, kan?

Ketiga, Nggak Mudah Kusut

Usaha paling utama yang dilakukan oleh orang-orang dengan rambut panjang tentu saja menjaga rambutnya agar nggak kusut. Padahal, ini termasuk hal yang sulit. Kena angin dikit, sudah beterbangan ke mana-mana. Masih harus mencari sisir untuk merapikannya kembali.

Belum lagi saat bangun tidur, rambut tiba-tiba saja sudah awut-awutan tak berbentuk. Merapikannya dengan sisir tentu saja memerlukan tenaga ekstra. Belum lagi berurusan dengan drama sisir yang nyangkut hanya karena saking kusutnya rambut. Pokoknya, rempong banget deh.

Padahal, kalau punya rambut pendek, kena angin sekencang apa pun, kusutnya juga nggak bakalan seberapa parah. Untuk kembali merapikannya, nggak perlu sisir, pakai tangan juga bisa. Gampang, mudah dan anti ribet.

Makanya, saya memilih bertahan dengan rambut pendek, maksimal sebahu saja. Kalau sudah panjang sedikit, saya biasanya nggak betah dan memilih cepat-cepat untuk memotongnya. Lagi pula, saya juga malas sama drama kerempongannya. Hehe.

Keempat, Nggak Perlu Perawatan Berlebihan

Saya punya teman yang memiliki rambut panjang. Perawatannya benar-benar ribet dan bikin pusing. Selain pakai sampo—yang tentu saja sampo khusus, dia juga masih harus pakai conditioner. Setelah itu, masih juga harus melakukan treatment lain, seperti mengoleskan minyak zaitun agar rambutnya nggak kusut, disisir secara berkala, memperhatikan ujung-ujung rambutnya apakah bercabang atau berwarna merah—yang menandakan rambutnya tidak sehat.

Belum lagi berurusan dengan ketombe dan masalah-masalah rambut lainnya, yang tentu saja memerlukan perawatan ekstra daripada rambut pendek. Membayangkannya saja sudah bikin saya pusing duluan.

Berbeda dengan rambut pendek yang nggak memerlukan perawatan-perawatan ribet. Keramas pakai sampo biasa, mau dengan tambahan treatment lainnya ya silakan, kalau nggak mau, ya nggak apa-apa. Rambut tetap rapi tanpa perlu banyak biaya. Alasan ini membuat saya nggak mikir dua kali untuk memilih rambut pendek.

*

Setelah membaca kelebihan yang dimiliki rambut pendek, apakah kamu sudah tertarik bergabung dengan klub rambut pendek?