Dalam tren pola hidup sehat kita mengenal istilah “4 sehat 5 sempurna”. Istilah ini menjadi semacam persyaratan komposisi makanan dan minuman setiap orang. 4 sehat meliputi nasi, lauk-pauk, buah, dan sayuran, sementara satunya lagi melengkapi sempurna ditambah minum susu. Meski anjuran itu sudah terpatri di tempurung kepala masyarakat Indonesia, untuk memenuhi 4 sehat, saya nggak sanggup. Lah gimana, saya termasuk orang yang nggak doyan makan buah-buahan.

Karena saya nggak suka, menolak adalah jalan pintas yang harus ditempuh. Ketika saya bilang ke teman bahwa saya betul-betul nggak doyan buah-buahan, teman saya itu kaget. Dari raut mukanya seolah menunjukkan bahwa jawaban saya itu nggak masuk akal. Katanya, “Hari gini nggak doyan buah?”

Lah, memangnya kenapa kalau saya nggak doyan buah-buahan? Wajar dong. Toh pada kenyataannya, menurut sebuah survei di internet, sebanyak 80 persen penduduk Indonesia itu kurang mengonsumsi buah-buahan.

Apapun alasannya, semestinya memilih untuk tidak mengkonsumsi buah bukanlah perkara yang perlu dipermasalahkan. Sayangnya, nggak semua orang berpikir demikian. Banyak dari mereka yang doyan buah, bertubi-tubi menyudutkan kami yang sebaliknya.

Stigma yang muncul justru sama sekali nggak bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya. Malah mengkonstruksi pemahaman keliru tentang orang yang nggak doyan buah. Berikut beberapa anggapan miring yang sering muncul soal orang yang nggak doyan buah:

Tidak Doyan Sayur

Ini anggapan miring yang sangat sering diterima oleh orang-orang nggak doyan buah. Saya paham kok, buah dan sayuran itu kerap disandingkan. Namun anggapan itu sama sekali nggak jelas juntrungannya. Orang bisa saja nggak doyan buah, tapi dia justru sangat menyukai sayuran. Ingat saudara-saudara, buah dan sayuran adalah jenis tumbuhan yang berbeda.

Buah-buahan umumnya dimakan tanpa campuran apa pun, atau diolah menjadi jus dan sop buah. Sedangkan sayuran biasanya dimasak dulu sebelum mendarat ke mulut. Nah lantaran sebelum dimakan diolah dulu, rasa yang tidak diinginkan dari sayur pun tersamar. Saya adalah tipe orang yang doyan makan sayur—meskipun nggak semua jenis sayuran.

Apa pun Berbahan Buah Nggak Doyan

Sebagian besar orang mengatakan orang yang nggak mengkonsumsi buah juga berarti nggak doyan makanan atau minuman yang mengandung buah. Ini anggapan yang sama buruknya dengan kinerja Menkes Terawan. Lagi pula sejak kapan sih orang nggak doyan buah juga nggak doyan sirup?

Saya sampai hari ini enggan makan buah. Apa pun jenis buah dan cara penanamannya. Tapi saya nyaris nggak pernah menolak kalau ditawari sirup. Di luaran sana, mungkin masih berjibun orang-orang yang nggak suka buah, tapi kalau ditawari roti bakar dengan selai strawberry ya mau-mau aja. Hal ini wajar belaka. 

Sebab barangkali dengan pengolahan buah tersebut, orang-orang yang nggak doyan buah setidaknya mendapat manfaat dari buah. Kendati sekadar melalui sari-sarinya atau malah cuma perisanya saja seperti Marim*s atau Al*-Ale.

Mudah Terserang Penyakit

Dari dua anggapan sebelumnya, anggapan ini yang bisa jadi benar. Pendapat demikian juga acap kali mencuat dari para pakar kesehatan. Namun kadar kebenarannya hanya sebatas tataran teori bukan ke ranah praktek.

Profesor kesehatan dan dokter dari segala macam penyakit boleh-boleh saja mengatakan manusia itu butuh vitamin B dan vitamin C. Dua vitamin tersebut bisa didapatkan melalui buah-buahan. Sehingga ibu-ibu pun terhipnotis dan mendorong anaknya agar suka makan buah.

Bahkan kampanye makan buah ini sempat ditampilkan di televisi secara masif. Tentu saja dengan tambahan narasi orang yang nggak makan buah-buahan mudah terserang penyakit. Saya yang nggak doyan buah pun khawatir. Ibarat berada di hadapan mulut buaya, tinggal menunggu dilumat saja.

Namun, Alhamdulillah… saya walau nggak doyan buah, sampai tulisan ini dibuat, kondisi saya sedang sehat tanpa kurang satu apa pun. Lama-lama saya menyadari buah-buahan bukanlah benteng utama yang sanggup mempertahankan tubuh kita supaya nggak diserbu penyakit.

Jika diibaratkan pasukan, maka buah-buahan itu hanya pion. Enggak ada yang menjamin kalau kita suka makan buah, kita bakal terserang penyakit. Begitu pula sebaliknya.

Vitamin B dan C itu amat penting bagi tubuh kita. Buah-buahan salah satu makanan yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan dua vitamin tersebut. Tetapi buah-buahan itu cuma salah satunya. Tanpa harus memberontak dengan hati, sekadar memenuhi vitamin B perkara mudah. Banyak makanan yang mengandung vitamin B. Contoh Biskuat dan Energen yang konon katanya diperkaya vitamin B kompleks. Bagi yang nggak doyan buah-buahan kayak jeruk yang mengandung vitamin C, jangan risau. Memakan sayuran seperti brokoli juga mampu membantu menyusupkan vitamin C ke tubuh. Cabai merah dan hijau pun mengandung vitamin C. 

Selalu ada opsi untuk mengatasi nggak doyan, dan solusinya bukan berarti harus jadi suka. Begitu bukan?