Dalam hidup pasti kita melakukan banyak hal yang hasilnya di luar kendali kita. Nah, tugas kita itu adalah berusaha untuk bisa memaksimalkan hal yang diluar kendali kita tersebut. Bagaimana sih caranya untuk bisa memaksimalkan hal tersebut? yup, betul. Dengan cara berusaha sebaik-baik mungkin, berdoa, dan optimis. Kenapa kita harus optimis? karena, untuk apa kalau kita sudah berusaha, berdoa sungguh – sungguh, dll tapi tidak dilandasi optimis. Masalahnya, terkadang orang kurang bisa membedakan antara optimis dengan kepedean, mungkin sekilas mirip ya, padahal maknanya jauh sangat berbeda. Well, Ayo kita coba bedah makna dari kedua kata ini perlahan – lahan. Here we go!

Definisi Optimis dan Kepedean

Secara definisi sendiri, optimis bermakna, orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi segala hal. Maksudnya seperti apa sih? Maksudnya adalah, kita yakin akan keberhasilan sesuatu hal yang kita kerjakan. Tapi yakin yang dimaksud itu adalah berprasangka baik terhadap apa yang kita lakukan tanpa melangkahi kodrat kita sebagai manusia. Cukup percaya keputusan Tuhan itu yang terbaik. Kita hanya manusia yang bahkan tidak tahu satu detik kemudian akan terjadi apa dalam hidup kita. Kurang lebih seperti itu lah, penjelasan optimis itu sendiri.

Nah, sementara itu kata kepedean sendiri sebenarnya nggak ada di KBBI. Namun, kata ini diambil dari kata percaya diri yang biasa disingkat sebagai pede ataupun PD. Kepedean menurut saya adalah, kondisi dimana kita merasa sangat percaya diri dalam memikirkan keberhasilan akan sesuatu hal yang mungkin berlebihan untuk kita terlalu yakini sebagai manusia. Karena dia merasa sangat pasti akan suatu hal yang dia yakini yang sebenarnya kurang baik, maka hal ini semacam melawan kodrat batas pemikiran manusia. Sehingga apabila hasil dari yang tidak diharapkan terjadi, akan membuat kita merasa sedih.

Nah, kita jadi lebih mengerti kan bedanya optimis dan kepedean itu seperti apa. Bahwa kita itu harus memiliki sifat optimis tapi jangan memiliki sifat kepedean. Karena optimis itu membuat kita lebih menghormati tuhan yang Maha Mengetahui takdir. Sedangkan sifat kepedean, justru malah merusak diri sendiri perlahan- lahan. Karena kita seperti melanggar batas keyakinan kita sebagai manusia. Nah, disini saya akan sedikit memberi tips agar kita selalu optimis dan terhindar dari sikap kepedean. Let’s go!

1. “Manusia berencana, Tuhan berkehendak”

Mungkin kita sangat sering mendengar kutipan diatas, karena memang kita sebagai manusia hanya bisa berencana, berusaha, berdoa, optimis, dll. Keputusan itu mutlak di tangan Tuhan yang Maha Kuasa, dari kutipan ini kita belajar, bahwa kita cukup melakukan yang terbaik dari diri kita, salah satunya dengan optimis. Untuk urusan hasil itu sudah diluar kendali kita. Wallahu’alam

2. Berprasangka baik

Dalam hidup kita harus berprangka baik, karena dengan prasangka baik maka tentu jika kita melakukan sesuatu sudah baik dari segi pemikiran. Sehingga apapun yang terjadi kita akan tetap optimis karena kita selalu memiliki prasangka yang baik terhadap semua kondisi.

3. Jangan takut bermimpi

Dalam hidup kita pasti punya mimpi untuk dicapai. Tapi terkadang kita mungkin merasa ragu dalam menggapai mimpi tersebut karena mungkin punya saingan yang mungkin lebih hebat dari kita. Ingat, jangan takut. Kita harus selalu yakin bahwa usaha itu tidak pernah mengkhianati hasil. Kalau kita masih ragu untuk menggapai mimpi, ayo segera ubah mindset tersebut.

jadi dalam hidup ini kita harus selalu optimis, sehingga pemikiran kita juga lebih tenang dan tentram dalam menghadapi sesuatu hal, baik itu yang mudah maupun yang berat sekalipun. Tetapi jangan sampai jatuhnya kepedean karena nanti kamu akan kecewa jika beberapa tidak berjalan sesuai dengan ekspektasi. Semoga para pembaca selalu diberi kesehatan oleh Yang Maha Kuasa, mari kita sama – sama berjuang untuk bisa menggapai mimpi kita, jangan pernah merasa insecure terhadap diri kita sendiri. Tetap optimis!

Penulis: Faqih Sajjad