Fenomena orang-orang yang baru terkena kasus, khususnya orang-orang besar seperti pejabat yang tersandung korupsi. Pasti saat di pengadilan akan langsung mengenakan atribut keagamaan. Kalau sosoknya bapak-bapak akan langsung pakai kopiah, dan yang ibu-ibu akan langsung pakai kerudung. . Hal tersebut sering ditemukan meskipun kesehariannya dikenal jarang sekali memakai atribut keagamaan.

Begitu pula saat tibanya diwawancarai oleh wartawan, biasanya mereka akan menjelma sosok yang agamis dengan melafalkan kata-kata berserah diri kepada Tuhan. Tak jarang beberapa di antara mereka pun mengambinghitamkan kasus yang sedang dialami merupakan cobaan dari Tuhan. Padahal nyatanya mereka berbuat demikian dalam keadaan sadar.

Sebenarnya memang tidak ada yang salah dan tidak ada yang melarang jika orang-orang yang terkena kasus tersebut langsung menjelma menjadi sosok yang agamis. Siapa tahu mereka memang benar-benar ingin tobat dan menyesali segala perbuatannya.

Tapi saya tergelitik untuk memahami alasan mereka mengapa tiba-tiba menjelma menjadi sosok yang agamis. Bahkan mereka tidak segan untuk senyum ke kamera alih-alih malu atas perbuatannya. Begini kira-kira alasannya.

#1 Untuk menarik simpati masyarakat

Alasan pertama orang-orang yang baru saja terkena kasus seperti korupsi atau narkoba langsung pakai atribut keagamaan, karena mereka ingin menarik simpati masyarakat. Mereka percaya dengan memakai kopiah atau jilbab mungkin bisa membangun citra yang posisitif agar masyarakat tidak percaya dengan perbuatannya sehingga banyak yang mendukungnya. Tapi kembali lagi, meskipun banyak pendukungnya, tetap saja tidak terlalu berpengaruh terhadap putusan hakim.

#2 Mencari muka kepada hakim

Selain mencari simpati dan perhatian kepada masyarakat, biasanya para koruptor atau orang bermasalah lainnya mengenakan atribut agamis juga karena ingin mencari muka kepada hakim. Mereka ingin memperlihatkan sisi baiknya dengan berperilaku ramah sambil memakai kopiah atau jilbab, atau ada juga sampai yang membawa kitab suci saat di pengadilan. Mungkin saja mereka berpikir bahwa dengan berperilaku seperti demikian hakim dapat meringankan hukumannya.

#3 Agar terlihat lebih pantas di kamera

Alasan lain mengapa mereka memakai atribut agamis karena perihal fashion agar penampilannya tidak terlihat mengerikan di depan kamera. Ketika kasusnya sudah selesai dan telah bebas, mereka tidak akan malu ketika melihat fotonya saat sedang terkena kasus. Setidaknya meskipun menggunakan baju tahanan, namun mereka masih memperlihatkan sisi positifnya dengan memakai kopiah atau jilbab agar lebih pantas untuk dilihat.

#4 Ikut-ikutan orang lain

Saat ada rekan-rekannya yang terlebih dahulu tersandung kasus, doi juga melihat bahwa rekannya tersebut memakai atribut keagamaan. Hal tersebut ternyata dapat menarik perhatian dari banyak kalangan hingga tumbuh berbagai dukungan. Melihat hal tersebut, doi pun jadi ikut-ikutan mengenakan atribut keagamaan saat gilirannya tersandung kasus. Jadinya mereka berperilaku baik dan menjelma sebagai sosok agamis hanya sebagai pencitraan saja.

#5 Mendapatkan hidayah

Terakhir, mengapa kebanyakan orang yang baru terkena kasus tiba-tiba menjadi alim dan penuh dengan kebaikan karena mungkin saja mereka sudah sadar akan perbuatan yang telah dilakukannya. Maka dari itu mereka pun ingin memperbaiki kesalahannya dengan cara lebih dekat dengan Tuhan. Selain memakai atribut keagamaan, mereka pun mencoba untuk memperbaiki ibadahnya. Dengan seperti itu, setidaknya mereka bisa lebih tenang menghadapi sidang putusan nantinya.

Terkadang, saat manusia terkena musibah, biasanya kebanyakan dari kita pun selalu ingat akan segala dosa yang terlah diperbuat sehingga ingin lebih dekat dengan Tuhan. Jika sadar dan tobat tidak mengulangi kesalahan lagi, tentuya itu menjadi hal yang baik. Namun ketika badai telah berlalu, kemudian kita menjauhkan diri lagi dari Tuhan, berarti ada yang salah dengan diri kita.

Editor : Iz

Gambar : Google