Sebagian guru besar di masa lalu menganjurkan untuk belajar adab dahulu sebelum ilmu. Seperti halnya Abdullah bin Mubarak yang berkata, “Dahulu kami belajar adab 30 tahun, sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.”

Perkataan di atas menunjukkan pentingnya adab yang baik, terutama saat menuntut ilmu. Dengan mempelajari adab akan lebih mudah memahami ilmu, selain itu ilmunya juga bisa menjadi berkah.

Secara etimologi, kata “adab” dimaknai sebagai kehalusan dan kebaikan budi pekerti; kesopanan; akhlak. Adapun “beradab” berarti mempunyai adab, mempunyai budi bahasa yg baik, berlaku sopan. (www.kbbi.web.id)

Ini hal yang sangat esensial kita butuhkan karena pada saat ini banyak yang punya ilmu tapi tak punya adab. Sehingga ilmunya seringkali tidak melahirkan manfaat dalam kehidupan bahkan ilmunya alih-alih digunakan untuk kepentingan maslahat tapi diarahkan kepada hal yang berbau maksiat.

Demikian pula banyak orang yang berilmu tapi tidak memiliki adab karena saat menuntut ilmunya tidak diiringi adab penuntut ilmu. Karena itu banyak para ‘ulama terdahulu mendahulukan adab sebelum belajar ilmu bahkan menuliskan kitab-kitab yang dituliskan pada murid-murid setelahnya untuk bisa dipelajari agar mendapatkan keberkahannya.

Belajar Adab, Niscaya Sukses Menuntut Ilmu

Ilmu tanpa adab melahirkan arogansi sedangkan adab tanpa ilmu melahirkan kebodohan. Telah jelas kita ketahui bersama bahwasanya kunci suksesnya ilmu ialah adab sebagaimana termaktub dalam untaian-untaian nasihat dari ulama terdahulu. Baik murid terhadap guru, murid terhadap ilmu bahkan guru terhadap murid.

Lalu bagaimana seharusnya adab guru kepada seorang murid ? Karena boleh jadi para pemuda pembelajar saat ini mengalami dekadensi moral akibat dari seorang guru yang tak dapat mencerminkan adab yang baik. Sebagaimana pepatah mengatakan “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari: murid “.

Guru Bukan Hanya Mengajar Tetapi Memberi Teladan

Sebagaimana yang termaktub petuah ulama Ibn Arafa al-Warghami al-Tunisi dalam kitabnya adabul mu’allimin  atau rules for teachers . Adab merupakan pondasi dasar dalam menuntut ilmu baik diantara guru maupun murid.

Pekerjaan mulia sebagai seorang guru selain tanggung jawab yang begitu berat juga rumit, adalah amanah menjadi estafet kebaikan dan tempat berkaca terhadap kualitas pendidikan dan masyarakat. Sebab guru ialah instrumen peradaban.

Benar adanya apa yang diucap oleh salah seorang guru kami bahwa hilangnya adab dalam proses pendidikan adalah bencana bagi peradaban Islam. Namun hadirnya paham pemikiran sekularisasi pendidikan, boleh dikata telah merusak budaya dan otoritas ilmu tersebut. Dengan adanya sekularisasi kurikulum pendidikan, dikhawatirkan sebagian guru mulai terpapar dengan virus pemikiran tersebut atau bahkan mulai bergeser orientasi nya dalam mengajarkan.

Guru bertipe demikian,  biasanya tak lagi peduli dengan urusan akhlak peserta didik. Mereka hanya datang mengajar dan mentransfer ilmunya saja tanpa punya keteladanan lagi.

Terakhir, dekandensi adab dan akhlak saat ini tentu bukan tanpa sebab. Salah satunya adalah ketika seorang guru hanya tampil sebagai pemindah ilmu tanpa mencontohkan keteladanan dan pendidikan adab. Akibatnya, mereka memiliki ilmu pengetahuan yang luas tapi justru kacau dengan pemikirannya sendiri.

Begitulah, belajar ilmu saja perlu didahului adab. Jadi ngurusin yang lain-lain, termasuk urusan denganmu nanti dulu deh. Banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.