Semenjak saya mulai membuka lapak jajanan tradisional di tepi jalan umum, saya sedikit banyak menyadari ada beberapa perbedaan dengan berjualan di kawasan pasar. Yang paling nampak adalah pengetahuan pelanggan akan nama jajanan tradisional yang ada di lapak saya, khususnya bagi mbak-mbak milenial.

Di pasar, agaknya mbak-mbak calon pelanggan kebanyakan sudah memiliki pengetahuan akan jajan mana yang akan mereka beli. Atau setidaknya mereka sudah googling nama jajan titipan ibu mereka sebelum menuju lapak saya agar tidak salah ambil.

Namun beda halnya dengan membuka lapak di tepi jalanan umum. Kebanyakan dari mbak-mbak tersebut menanyakan hal yang hampir sama selain harga. ‘Ini namanya apa ya, Mas?’ adalah pertanyaan yang kerap saya jumpai, dan terkadang disusul dengan, ‘ini isinya apa?’. Tak ayal, mau tak mau saya harus menjelaskan dengan detail jawaban dari pertanyaan mereka ajukan, dengan sedikit bumbu promosi pastinya. Sebelas dua belas lah sama agen MLM.

Sebenarnya saya sangat menyayangkan hal ini. Jajanan tradisional merupakan warisan luhur dari nenek moyang yang membentuk akar budaya kita. Ketika generasi penerus bangsa lupa akan akar budayanya, lantas mau dikemanakan identitas ‘asli’ kita yang luhur? Boleh saja kita tahu apa itu red velvet, brownies, salad, dan kawan kawannya. Tapi ya mbok jangan bingung ketika ditanya apa itu onde-onde, nogosari, atau bikang. Huhuhu kan saya capek jelasin satu-satu….

Maka dari itu, saya akan menjelaskan beberapa jenis jajanan tradisional Jawa Timur-an yang sejauh ini saya ketahui. Tak lain agar mbak-mbak milenial bisa lebih mengenali jajanan tradisional warisan nenek moyang tersebut mempermudah keberlangsungan usaha saya hehehe.

Langsung saja. Tarik sesss….

#1 Bikang

Bikang merupakan kue tradisional dengan bentuk yang menyerupai bunga Mawar yang merekah. Kue Bikang tradisional biasanya berwarna warna merah, hijau, atau putih. Kue ini terbuat dari tepung beras yang dipanggang menggunakan cetakan khusus. Sebelum dibungkus, ujung ‘kelopak’-nya biasanya digunting-gunting tipis agar tampak berserat dan lebih menarik dipandang.


#2 Wingko

Bagi yang berasal dari Lamongan atau Semarang sudah pasti tidak asing dengan kue yang satu ini. Kue Wingko berbentuk bulat pipih dan berwarna coklat. Terlepas dari perdebatan klaim kue khas dari kedua kota tersebut, wingko adalah camilan yang sangat cocok sebagai sandingan ngopi. Kue ini terbuat dari campuran tepung beras ketan, kelapa, dan gula yang dibuat dengan dipanggang.

3# Nogosari

Nogosari adalah kue tradisional yang terbuat dari tepung beras, santan, dan gula, yang dibungkus dengan daun pisang . Di dalamnya, berisi potongan pisang. Pembuatan kue ini dengan cara dikukus. Kue ini adalah salah satu makanan wajib untuk acara-acara hajatan atau tasyakuran. Di beberapa daerah Nogosari juga dikenal sebagai kue Brubi.

#4 Onde-onde

Onde-onde merupakan kue khas dari Mojokerto. Onde-onde berbentuk bola dengan taburan wijen di permukaannya. Untuk isinya, biasanya berupa kacang hijau kupas. Untuk kulit luarnya biasanya terbuat dari tepung ketan, baik yang hitam atau putih, yang kemudian di goreng. Nggak pakai dadakan loh ya.

#5 Apem

Apem merupakan kue berbentuk bulat pipih berwarna putih yang terbuat dari tepung beras. Apem merupakan salah satu kue wajib dalam beberapa acara selamatan, khususnya tahlilan 40-hari, 100-hari, 1000-hari, dan pendhak. Dalam adat Jawa, apem memiliki makna luhur. Apem, yang berasal dari kata afwun dalam bahasa Arab, dilambangkan sebagai permintaan maaf pihak keluarga atas segala kesalahan angota keluarga mereka yang telah meninggal kepada masyarakat setempat. Maka dari itu, Apem menjadi semacam kue wajib saat acara tahlil mayit.

#6 Gethuk

Gethuk merupakan kue tradisional berbahan ketela pohon yang digiling halus. Bentuk Gethuk hampir mirip dengan mie. Namun ketika mie dibiarkan panjang terurai, adonan Gethuk disusun sedemikian rupa kemudian dipotong kecil-kecil. Untuk menambah daya tarik, biasanya Gethuk punya warna yang mencolok seperti merah, kuning, atau hijau.

Jajanan-jajanan tradisional di atas adalah makanan yang paling mudah kalian temui di pasar atau pedagang kaki lima pinggir jalan. Jadi jangan sampai kalian lupa nama ya! Ini masih 6 dari sepersekian jajanan tradisional yang harus anak-anak Milenial tau nih, sisanya bisa tanya-tanya langsung deh sama pedagangnya.