Bagaimana rasanya mempunyai strict parents?

Tulisan ini sebenernya bersifat bahasan santai aja dari apa yang benar-benar aku alami. Usiaku udah menginjak kepala dua dan sekarang sedang duduk di bangku perkuliahan tahun ketiga. Dulu, waktu SMA dan masih mencari-cari tujuan kampus untuk kuliah ke depannya, sempat terlintas di benakku kalau aku mau melanjutkan studi di kampus luar kota.

Namun, aku kembali berpikir bahwa itu bukanlah hal yang bisa aku jalani. Kenapa? Alasannya berasal dari faktor keluarga, khususnya orang tua. Aku mempunyai  strict parents dan aku sadar akan hal ini sejak aku kecil. Sebenarnya aku cukup menyesal karena dulu nggak mencoba bernegosiasi dulu dengan orang tua, siapa tahu mereka memperbolehkan. Tapi tidak apa-apa, karena sekarang aku berkuliah di jurusan yang memang aku inginkan.

Lalu, apakah dengan menuruti keinginan orangtua untuk berkuliah di dalam kota saja membuatku bisa lebih bebas? Ternyata tidak. Kadang aku membandingkan kehidupanku dengan teman-temanku yang berasal dari luar kota. Melihat bagaimana mereka bisa lebih bebas untuk pulang malam, setiap hari nongkrong, wah pokoknya menurutku mereka memiliki apa yang disebut dengan “kehidupan terbaik di masa muda”.

Bagaimana dengan kalian, apakah dari kalian yang sedang membaca ada yang juga merasakan apa yang aku rasakan? Mungkin aku mau membagi sedikit tips and trick ya, gimana cara kita menghadapi orang tua yang strict dan protektif supaya kita juga nggak merasa tertekan nih, dengan sifat orangtua kita sendiri. Karena bahaya dong ya, kalau misalnya kita tinggal seatap sama orangtua tapi selalu ada hard feelings, gak sehat juga kan buat mental kita?

Pertama, komunikasikan segala hal dengan baik.

Komunikasi adalah kunci. Ketika dari kita punya keinginan, coba dibicarakan baik-baik dulu ke orangtua. Sebutkan dengan jelas apa yang kita mau, tujuannya, dan alasan kita mau melakukan hal itu.

Sebelum kamu bicara ke orang tua pastikan kamu udah tahu dulu nih, kira-kira apa yang bakalan ditanyain oleh beliau. Kasih pengertian yang masuk akal dan emang meyakinkan kalau kamu bisa dan bakal baik-baik saja ketika melakukan keinginan kamu. Karena, alasan kebanyakan orang tua overprotektif kepada anaknya itu karena mereka khawatir. Khawatir kamu gagal, kamu sakit, atau kamu kecewa. Orang tua mana sih, yang mau lihat anaknya susah?

Kalau emang pembicaraan udah alot banget, ada baiknya pembicaraannya disudahi dulu. Udah gak ada gunanya lagi kalau dari kita maupun orangtua sudah kemakan emosi. Pasti pembicaraannya gaakan ketemu. Atau bisa juga alihin dulu pembicaraanya ke arah hal lain yang positif.

Kedua, cari kesibukan lain dan support system.

Kalau tips kedua ini, lebih ke apa yang bisa kita lakuin kalau lagi bete karena orangtua yang protektif melarang ini-itu. Daripada kita diem dan makin berasa keselnya, padahal kesel lama-lama ke orangtua itu dosa, yaudah kita alihin dulu pikiran kita ke hal lain. Caranya bisa dengan melakukan apa yang kita suka, me time, ataupun istirahat terlebih dahulu.

Terkadang juga kita butuh didengerin kalau lagi kesel. Inilah pentingnya kita punya support system. Bisa dari doi atau kalo jomblo juga gak masalah kok guys, ada temen atau siapapun yang bisa diajak berbagi beban. Kalau nggak ada, kamu bisa cari layanan curhat online. Di instagram sekarang mulai banyak sih, semacam komunitas gitu yang menyediakan teman cerita online. Tipsnya, usahain cari teman yang emang suportif ya buat dengerin cerita kamu.

Ketiga, stop membandingkan dan terima apa adanya

Oke, mungkin poin ketiga sekaligus terakhir ini kelihatannya bukan sebuah “solusi”. Namun, dari kita sendiri harus belajar untuk bisa menerapkan pola pikir ini. Semua orang punya strugglenya sendiri dalam menjalani kehidupan. Dari aku, yang sering iri sama kehidupan teman-temanku yang lebih “bebas” juga sebenernya nggak tahu apa kesulitan lain yang mungkin mereka alami.

Orang tua kita bukanlah superhero atau apapun, orang tua kita adalah manusia biasa. Tidak ada orang tua yang sempurna di dunia ini, sebaliknya juga kita bukanlah seorang anak yang sempurna. Oleh karena itu, yuk belajar untuk lebih legowo dan menerima keadaan orangtua kita apapun keadaannya. Bagi kalian yang mempunyai strict parents, semangat!

Editor : Hiz

Foto : Pexels