Saya sering ditanya oleh kawan-kawan sesama mahasiswa, mengenai tips supaya terhindar dari rebahan. Saya sendiri pun bingung mau menjawab apa, wong saya ini juga bagian dari kaum mahasiswa rebahan. Akhirnya, kami pun memutuskan untuk membuat Republik Mahasiswa Rebahan, dan saya sendiri diangkat menjadi Imam Besar. Hal ini didasari atas rasa kesepian kami yang sehingga mengakibatkan menjadi rebahan.

Menjadi Mahasiswa Rebahan

Pada dasarnya, yang membuat kami menjadi mahasiswa rebahan adalah rasa sepi. Meskipun medsos kami sepi, kami sok sibuk saja. Sibuk nggak ngapa-ngapain, cuman sekedar rebahan di atas kasur. Atau hanya sekedar minum secangkir kopi ditemani rokok di teras, hanya melamun saja.

Kami juga seorang pejuang deadline, kami mengerjakan tugas di detik-detik terakhir. Entah mengapa kami selalu mengerjakan tugas di saat mepet, padahal kami selama ini nggak sibuk-sibuk amat. Cuman sibuk rebahan saja, tetapi kami selalu menunda-nunda tugas. Kami terinspirasi dari Squidward yang pernah berkata “Aku hanya memikirkan satu peraturan penting, kenapa kau lakukan hari ini jika kau bisa melakukannya besok.”

Di satu sisi, kami merasa dilema. Kami ingin sekali bangkit dari rebahan ini, tetapi kami tidak tahu bagaimana caranya. Kemudian, kami melakukan sebuah penyelidikan dengan membentuk semacam agen rahasia untuk mengetahui rahasia orang-orang di sekitar yang begitu rajin sekali mengerjakan tugas. Pada akhirnya, kami mendapatkan informasi, bahwa pada dasarnya mereka juga rebahan. Akan tetapi, yang membedakan dengan kami mereka punya pacar.

Usut punya usut, mereka rebahan sambil telponan atau video call dengan pacar atau gebetan mereka. Bahkan sering juga mereka ini menjadi Fuckboy, dan juga tak jarang juga mereka melakukan ghosting. Lantas, kami pun mencoba tips tersebut, yaitu “pendekatan” atau “PDKT” supaya kami bisa semangat dan tidak rebahan lagi. Kami pun berjanji jika kami punya pacar, tidak akan lagi rebahan.

Namun, apalah daya kami yang gagal dalam hal asmara. Belum juga “PDKT” sudah ditolak. Baru mengucapkan kata “Assalamualaikum”, sudah ditolak, sungguh nasib. Tentu, kami sadar diri, kami tidak good looking, dan kerjaannya cuman rebahan saja. Akan tetapi, ada sisi kami yang lain, yaitu kami pecinta musik, literasi, seni, anime. Bahkan kami juga seorang penulis.

Ketika Cinta Ditolak

Ada satu cita-cita dari kami yang melebihi dilema kami ketika ditolak oleh cinta. Yaitu, keinginan kami untuk menjadi penulis terkenal. Sehingga kami bisa membuktikan, meskipun kerjaannya hanya rebahan saja, tetapi tulisan kami bisa terkenal di Republik Indonesia bahkan dunia. Sehingga mereka tidak memandang sebelah mata.

Saya sebagai pemimpin alias Imam Besar Republik Mahasiswa Rebahan, merasa sangat prihatin jika rakyat saya masih saja kesepian. Karena, menurut beberapa orang, rasa kesepian dapat menjerumuskan ke hal-hal yang negatif. Saya khawatir, rakyat saya kecanduan film biru. Saya berdoa mudah-mudahan rakyat saya tidak seperti itu, dan saya juga berharap salah satu dari rakyat kami ada yang menjadi penulis terkenal dan dikenal.

Yang dibutuhkan oleh Mahasiswa Rebahan sebenarnya adalah semangat. Namun, karena lingkungan sekitar yang tidak mendukung, mereka justru menganggap rendah mahasiswa rebahan. Padahal sejatinya kami juga ingin bangkit dari rebahan ini. Mahasiswa rebahan sebenarnya punya potensi dan kualitas. Namun, tidak ada yang mengarahkan atau memberi semangat untuk bangkit dari rebahan. Kami juga manusia biasa yang butuh semangat dan cinta untuk bangun dari rebahan.

Editor: Nirwansyah

Ilustrasi: Persma Poros