Baru-baru ini kasus penyerangan terjadi di Politeknik Negeri Sriwajaya, Palembang. Penyerangan ini dilakukan oleh empat orang senior kepada juniornya dan tentu saja viral di sosial media. Netizen ikut mengecam (dan menghina) kepada empat orang pelaku tersebut. Mereka dikecam sebagai mahasiswa abal-abal, tidak berpendidikan, beraninya keroyokan, dan sok berkuasa. Dan saya sangat mendukung argumen tersebut. Terima kasih telah mewakili. 

Kabar terbaru menyebutkan bahwa sebab terjadinya pengeroyokan itu adalah karena sebuah salah paham saja. Jadi empat orang ini terdiri atas dua mahasiswa senior dan dua alumni yang kebetulan berkunjung ke kampus. Saat sedang berjalan mereka berpapasan dengan korban. Salah satu dari mereka merasa bahwa korban tidak senang dengan kehadiran mereka. Maka dari itu terjadilah perkelahian. Bahkan disebutkan bahwa diantara keempat pelaku ada satu yang menjadi provokator. Diperlihatkan korban beberapa kali dihajar dan baju yang ia kenakan telah rusak. Untungnya keempat manusia songong dan tinggi hati ini segera diringkus oleh polisi. Selamat, anda telah membuat orangtua anda bangga dengan masuk televisi.

Melihat kronologi dan penyebab kasus ini, menjadi pelajaran untuk kita semua. Pertama, jangan tinggi hati. Kedua, jangan bermasalah dengan senior. Eit, tunggu dulu. Saya nggak membela pelaku kok. Saya bersama korban. Maksud saya adalah bahwa sebaiknya kita tidak usah mencari dan membuat masalah dengan orang lain. Kebetulan konteks kita disini adalah para senior.

Mendatangi kampus merupakan aktivitas para alumni dan senior kampus yang sudah menjadi kebiasaan rutin, entah itu untuk mengambil ijazah atau sekedar main saja bertemu adik tingkat. Sebagai adik tingkat dan lebih muda, kita wajib untuk respek kepada mereka. Tapi kalau modelannya seperti yang di Politeknik Negeri Sriwijaya itu sih tidak respek juga tidak apa-apa.

Karena itu, menjaga hubungan baik itu penting sekali. Khususnya dengan tidak mencari masalah kepada senior. Teruntuk anda yang masih kuliah atau sekolah lalu didatangi oleh para senior, berikut beberapa tips dari saya untuk menghindari masalah diantara anda dan senior.

#1 Menghindari kontak mata

Ini merupakan cara yang sederhana dan sangat mudah sekali yang dapat diikuti, namun sayangnya masih banyak yang mengabaikan tips ini. Begini, pada dasarnya tidak semua orang menyukai kontak mata kecuali kontak mata kepada orang yang dia cintai dan uang. Karena melalui mata seseorang dapat membaca semuanya. Apakah ia songong, baik, tidak peduli, atau tinggi hati.

Senior yang datang ke kampus pada umumnya akan melakukan kontak mata kepada siapapun adik kelasnya. Dan tujuannya melakukan itu ya berbeda-beda. Ada yang memang ingin mengetahui kabar adiknya, ada yang ingin menyiratkan tanda bahwa ia telah lulus, ada yang modus mencari adik kelas untuk dijadikan gebetan, dan lain-lain. Kalau anda mengalaminya, maka tidak perlu membalas kontak matanya. Bersikap biasa saja. Apabila terlanjut, maka balaskan dengan kontak mata yang biasa dan sebentar. Jangan kelamaan.

#2 Jangan sok asik atau sok seru

Sok asik yang dimaksud disini adalah anda bertingkah seolah-olah anda adalah saudara atau teman akrabnya. Saya memang bukan malaikat yang mengetahui isi hati orang, tapi saya yakin setiap manusia pasti risih dengan orang yang sok asik. Mengapa begitu? Ketika seseorang sok asik, maka bisa dipastikan ia akan melampaui batas.

Memang sih, ada beberapa senior yang tidak masalah dengan hal itu. Namun ingat, apapun yang terjadi kita tetaplah adik kelasnya. Ketika senior mendatangi kampus, biasanya mereka akan mengajak dua atau tiga adik kelas untuk mengobrol dan berdialog tentang apa saja. Jika anda berada di posisi ini, maka bersikaplah sewajarnya. Jika diajak bercanda, ya bercanda. Jika mulai serius, ya serius.

#3 Biasakan diri untuk diam

Pepatah diam itu emas tidak sembarangan dibikin dan dibuat. Seringkali kasus terjadi karena ada salah satu pihak yang merasa tidak dihargai oleh pihak lainnya. Diam yang saya maksud disini adalah ketika anda diajak berdialog dengan senior. Ketika senior itu bercerita tentang dirinya atau yang lain, maka simaklah dahulu. Jangan memotong di tengah-tengah pembicaraan.

Dengarkan saja, begitu selesai barulah anda bisa meresponnya. Respon pun harus positif dan sah-sah saja ditambahkan opini pribadi anda, selama itu pada tempatnya. Percayalah, menghargai seseorang saat sedang bicara itu adalah investasi yang sangat menguntungkan. Sebaliknya, jika anda main potong dan serobot saja maka akan dianggap kurang ajar. Lagian siapa juga sih yang senang kalau pembicarannya dipotong?

#4 Kalau sudah selesai, lebih baik pergi

Cara ini sama seperti nomor satu. Gampang dilakukan, efektif, tapi banyak diabaikan. Dalam sebuah pembicaraan atau kegiatan yang melibatkan senior ada kalanya akan selesai. Jika senior mengatakan acaranya selesai atau dia harus melakukan sesuatu dan memperbolehkan anda unuk pergi, ya pergi saja! Tidak usah berlama-lama.

Senior itu pastinya memiliki kesibukan yang banyak dan ketat. Kalau kelamaan, dia juga akan risih dan tak senang. Usahakan untuk pergi saat ia mengatakan boleh pergi. Apabila anda memang ada keperluan mendadak, maka mintalah izin untuk pergi duluan dengan sopan dan baik. Niscaya senior akan respek kepada anda.

Saya tegaskan sekali lagi bahwa saya tidak memihak kepada oknum senior yang melakukan kekerasan itu. Ini hanyalah saran saja. Setiap dari kita pasti besok akan menjadi senior juga. Maka pastikanlah untuk menjadi senior yang baik dan tetap respek kepada adik tingkat. Begitu pula sebaliknya, saling menghormati adalah koentji.

Editor: Ciqa

Gambar : Pexels