Pemuda merupakan generasi penerus yang nantinya akan mewarisi bangsa ini, termasuk mewarisi kekayaan alam dan lingkungan hidup di dalamnya. Sebagaimana kita ketahui, generasi muda adalah tonggak keberlangsungan masa depan Indonesia. Sama halnya dengan lingkungan ini, para pemuda-lah yang akan menentukan bagaimana kedepannya.

Pada era digital saat ini, tak ada lagi batas ruang dan waktu untuk memperoleh informasi. Media sosial memudahkan pemuda untuk saling terhubung satu sama lain. Bahkan mereka lebih akrab dengan dunia digital dibandingkan dengan dunia nyata. Apalagi di saat pandemi kita harus melakukan social distancing, maka anak-anak muda akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermedia sosial.

Lalu, dengan penetrasi era digital yang makin masif dapatkah kita berperan bagi kelestarian lingkungan sekitar?

Ancaman atau Peluang?

Era Digital semakin kompleks dengan teknologi-teknologi canggihnya. Tuntutan masyarakat untuk menjadikan semua menjadi lebih praktis dan efisien tidak dapat dihindari. Akses informasi dan pelayanan yang makin praktis pun memberikan dampak yang beragam. Salah satu contoh kecil di sekitar kita adalah adanya kemudahan dalam proses jual-beli. Proses jual-beli sekarang bisa kita lakukan secara online tanpa bertatap muka langsung kepada pembeli. 

Fenomena belanja online ini ternyata berdampak pada peningkatan jumlah sampah plastik beberapa bulan belakangan. Bahan plastik yang paling banyak dipakai dalam transaksi jual-beli online antara lain selotip, bungkus plastik, bubble wrap, cling wrap, tali plastik, sampai cable tie.

Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 96 persen paket belanja online yang dikirimkan kepada konsumen dibungkus bahan plastik. Hasil survei tersebut juga menyatakan sampah plastik dari pembungkus paket belanja menyaingi sampah kemasan produk yang dibeli.

Di samping dampak buruknya, era digital memberikan pengaruh untuk menggerakkan perubahan, salah satunya melalui media sosial. Populasi milenial saat ini cukup signifikan dengan gaya hidup yang cepat beradaptasi. Maka terdapat peluang untuk dapat memberi perubahan baik terkait lingkungan melalui media sosial dan platform digital.

Manfaatkan Peluang di Era Digital

Era digital bisa kita manfaatkan untuk mengajak orang-orang di sekitar kita menjaga lingkungan lewat dunia maya. Kita bisa manfaatkan untuk berbagai hal. Khususnya untuk remaja, kita bisa membuat poster, video, dan banyak bentuk kampanye lain. Kita juga dapat membuat konten semenarik mungkin yang nantinya berisi ajakan untuk menjaga lingkungan sekitar, kemudian bisa dipublikasikan melalui akun media sosial. 

Salah satu cara mengurangi sampah plastik, yaitu kita bisa kreasikan menjadi barang yang bernilai jual. Pada era digital, dengan sangat mudah kita berkreasi dan berjualan serta tidak lagi membutuhkan lahan di dunia nyata. Kita dapat mempublikasikan di media sosial ataupun yang sekarang ini sedang digemari oleh masyarakat, yaitu platform belanja online

Selanjutnya, acara-acara online yang sedang gencar dilakukan salah satunya adalah webinar. Anak-anak muda bisa ikut andil kepesertaan pada webinar-werbinar yang mengambil tema lingkungan. Kemudian, di media sosial juga sudah terdapat banyak akun yang mengkampanyekan gerakan konservasi lingkungan. Kita bisa mengikutinya agar tidak tertinggal informasi baik poster, acara yang diadakan, hingga berita-berita terbaru terkait kelestarian lingkungan. 

Peran lain yang bisa kita lakukan adalah menyuarakan pendapat atau opini kita untuk terus menjaga lingkungan sekitar. Saat ini, kita bisa mengirimkan opini untuk bisa diunggah di blog ataupun platform-platform yang bisa merealisasikan karya kita. Dari karya-karya tersebut, pendapat kita dapat membawa pada kesadaran dan kepedulian lingkungan yang lebih luas lagi.

Aksi Kecil untuk Perubahan Besar

Meskipun kita hidup di era digital, bukan berarti kita hanya hidup di era digital. Aksi-aksi nyata untuk kepedulian lingkungan pun dapat kita lakukan. Misalnya, kita dapat membangun kultur baru minim sampah dalam kehidupan sehari hari. 

Upaya ini dilakukan sebagai langkah terdekat yang bisa kita tempuh mulai dari kita sendiri. Membangun gaya hidup mulai dengan pengalihan penggunaan plastik dengan tas ramah lingkungan, penggunaan sedotan stainless atau bambu, juga penggunaan tumbler. Kemudian, juga mulai memilih cafe-cafe yang tidak lagi menggunakan sedotan plastik. Gaya hidup semacam ini juga dapat berdampak signifikan jika makin banyak dilakukan oleh anak muda. 

Peran lain yang bisa dilakukan yaitu dengan menanam tanaman di lingkungan sekitar, tidak membuang sampah sembarangan, memilah sampah sesuai jenisnya, hingga penerapan 3R (Reduce,Reuse,Recycle). Hal-hal semacam ini menjadi peran kecil namun berdampak besar bagi kelangsungan alam kita. Tentunya, kebiasaan-kebiasaan kecil yang kita lakukan lebih baik daripada tidak menunjukkan kepedulian sama sekali.

Jadi, sudah jelas bahwa banyak usaha yang bisa kita lakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan di era digital ini. Hanya saja semua itu perlu segera dimulai dan membutuhkan konsistensi dalam pelaksanaannya.

Lantas, kapan bisa kita mulai kebaikan kecil untuk lingkungan demi masa depan Bumi yang lebih baik?

Penyunting: Halimah
Sumber gambar: Techno.id