Seorang santri atau pencari ilmu, sudah terbiasa dengan yang namanya membaca dan menulis. Dalam membaca, cukup mempersiapkan mata yang sehat, tidak minus ataupun plus dan terhindar dari kantuk. Kalaupun ketiga hal tersebut sudah terlanjur hinggap di mata kita, tidak apa-apa juga. Akan tetapi, proses membaca jadi sedikit ribet, bahkan terganggu.

Kalau tentang menulis, yang harus dipersiapkan tentu saja alat tulis, salah satunya pulpen. Pulpen sangat erat kaitannya dengan seorang pencari ilmu. Kalau tidak cocok, tulisan bisa jadi tidak rapi bahkan semangat menulis jadi pudar. Cocok tidak cocoknya, masing-masing pencari ilmu itu berbeda-beda.

Bagi pelajar biasa, mungkin pulpen apa saja tidak masalah yang penting tidak macet dan tidak membuat tulisan luber kemana-mana. Untuk pelajar estetik yang suka membuat karya di dalam buku tulisnya, tentu saja Sarasa akan menjadi pulpen andalannya.

Brush pen biasanya memang bisa membuat buku tulis menjadi estetik. Akan tetapi, Sarasa ini juga akan sangat mendukung untuk membuat tulisan yang indah. Selain nyaman dipakai, variasi warnanya juga sangat banyak. Tak heran jika Sarasa menjadi pulpen primadonanya pelajar estetik.

Sarasa Para Santri

Lain halnya dengan seorang santri. Sarasanya mereka adalah pulpen Hi-Tec-C. Ya, Hi-Tec-C adalah pulpen andalan seorang santri. Meskipun pilihan warnanya juga cukup banyak, hal ini tidak bisa menjadi alasan seorang santri memilihnya. Warna yang lebih sering dipakai justru warna hitam dan biru. Sangat berbeda dengan pelajar estetik yang memilih Sarasa, karena banyaknya pilihan warna.

Untuk kenyamanan, sebenarnya tergantung tujuan, mau digunakan untuk menulis apa. Pelajar estetik menganggap Sarasa adalah pulpen yang nyaman, karena standar tulisan di buku tulis memang sudah sesuai dengan ketebalan pulpen Sarasa. Sedangkan Hi-Tec-C, dipilih santri karena tujuannya untuk memaknai kitab yang tulisannya relatif kecil. Kan nggak mungkin kalau memaknai kitab pakai Sarasa yang ketebalannya sekitar 0.5-0.7 mm, sedangankan Hi-Tec-C memiliki ketebalan 0.3 mm. Bisa-bisa, tulisan kita malah menutupi tulisan yang sudah ada di kitab.

Selain karena menghasilkan tulisan yang tipis, Hi-Tec-C ini menjadi pulpen primadona santri karena tulisannya tidak mudah luntur. Meskipun goresan tinta dari Hi-Tec-C sudah bertahun-tahun lamanya, tulisannya tidak akan luntur lho.

Beranjak dari banyaknya perbedaan, pulpen Hi-Tec-C dan Sarasa ini juga memiliki kesamaan. Lebih tepatnya, sama-sama mahal. Kalau dibandingkan, sebenarnya lebih mahal Hi-Tec-C. Untuk refill-nya saja bisa sampai Rp 16.000. Sedangkan Sarasa sekitar Rp 13.000.

Harga segitu menurut saya worth it. Selain awet, nyaman juga dipakai. Akan tetapi, perlu diingat bahwa sebagai seorang santri, Hi-Tec-C ini harus dijaga betul. Kalau sampai jatuh, pulpen ini bisa langsung rusak. Tak heran jika Hi-Tec-C termasuk barang berharga santri yang tidak boleh jatuh bahkan tidak boleh hilang.

Editor: Nirwansyah

Gambar: Cek Resi