“Aku lagi ngurus tanggal sidang proposal sih, kamu sampai mana?”

“Ih kok kamu sekarang gendutan ya Nad!”

“Kapan nikah? Jangan mau dong dilangkahi sama adek sendiri!”

 

Beberapa pernyataan basa-basi semacam ini bisa menimbulkan perasaan-perasaan ngga nyaman, dan ngga jarang membuat diri kita merasa “Am I good enough?”

Nah anak jaman sekarang menyebut kondisi semacam itu dengan insecure. Rasa ketidakamanan yang disebabkan oleh tiga hal ini: malu, merasa bersalah, kekurangan, atau tak mampu.

Temen-temen wajib tahu nih latar belakang kenapa sih kok kita bisa merasa insecure?

 

1. Memandang diri sendiri lebih rendah dibanding diri orang lain.

 

Orang yang sedang insecure menilai bahwa diri mereka tidak lebih baik dari orang lain. Membandingkan kelebihan orang lain yang tidak ada di pribadi kita. Mereka sadar bahwa kepercayaan diri mereka sedang turun dan tentu akan sangat mempengaruhi kehidupan mereka. Tanpa sadar, dengan kepercayaan diri yang menurun ini tentu akan menghambat dia dalam melakukan apapun.

 

2. Terlalu terpaku dengan zona nyaman, disitu-situ aja.

 

Alesannya sih karena ada trauma kejadian masa laluEnggan untuk keluar dari zona nyaman dan berpikir out of the box. Hal ini bisa dipengaruhi oleh pengalaman di masa lalu seperti pengalaman ketika ditolak, dikhianati ataupun pengalaman buruk lainnya yang mendatangkan ketakutan tersendiri bagi mereka. Tentunya ketakutan-ketakutan ini menghambat mereka yang seharusnya bisa mengembangkan diri. Ada masanya kamu harus benar-benar mengubur pengalaman-pengalaman buruk dan belajar dari itu ya, guys!

 

3. Terlalu overthinking dan takut yang berlebihan akan sesuatu

 

Tanda berikutnya adalah kamu sering merasa takut yang berlebihan terhadap apapun. Kamu cenderung terlalu lama berpikir ketika ingin memulai sesuatu. Mempertimbangkan sesuatu sebelum bertindak memang hal yang baik, namun jika terlalu lama kamu bisa tertinggal juga, kan!

 

Insecure itu hadir karena kurangnya sifat dan sikap bersyukur di pribadi kita. Kalau temen-temen inget ada peribahasa “Rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri.” Memang benar adanya ya. Membandingkan kehidupan orang lain yang seakan-akan jauh lebih enak, lebih mudah, dan lebih berwarna dibandingkan kehidupan kita.

 

Sayangnya nih banyak diantara kita malah lebih sibuk dengan insecure kita dibanding bersyukur dan menyusun strategi untuk berdiri dari keterpurukan dan hidup dengan lebih baik.

 

Yang harus diinget, hidup itu bukan suatu perlombaan, jadi nggak perlu temen-temen sibuk untuk membandingkan siapa yang paling cepat sampai atau yang paling mudah track-nya. Perbanyak rasa syukur dan menghargai setiap kelebihan dan kekurangan diri kita masing-masing.

 

Penulis: Nadhifah Azhar

Ilustrator: Ni’mal Maula