The penthouse merupakan salah satu drama Korea yang berhasil meraup rating tinggi yang salah satu adegannya berisi terkait parenting. Pada season pertama, The Penthouse memproleh rating hingga 21 dan 23,9% di episode terakhirnya. Kemudian, pada episode pertama di season keduanya, The Penthouse sukses meraup rating hingga 20%. Ini membuktikan bahwa antusias penonton masih tetap tinggi seperti pada season pertamanya.

Keberhasilan tersebut tak lain karena rasa penasaran penonton pada cerita drama The Penthouse. The Penthouse memang telah berhasil memukau para penontonnya dengan menghadirkan cerita yang sangat epik dan juga begitu kompleks, mulai dari konflik perselingkuhan, persaingan di antara penghuni Hera Place, misteri pembunuhan, hingga metode parenting.

Setiap konflik baru yang dihadirkan di setiap episodenya membuat penonton merasa penasaran dengan ujung konflik dari cerita drama tersebut. Bahkan, tak sedikit penonton yang sering membuat teori sendiri tentang cerita dan ending dari drama itu untuk memecahkan rasa penasarannya. Saking bagusnya, bahkan drama The Penthouse selalu ramai diperbincangkan di media sosial oleh warganet dan selalu trending di Twitter. Wah. Keren, kan?

Dari sekian konflik yang dihadirkan dalam drama The Penthouse, saya terhipnotis dengan metode parenting yang ditampilkan dalam drama tersebut. Oleh karena itu, kali ini saya tidak akan repot-repot membahas cerita season satu dan dua secara kompleks. Saya hanya akan fokus membahas bagaimana metode parenting yang tidak patut di tiru oleh orang tua dalam drama The Penthouse.

Parenting Otoriter

Dalam The Penthouse, diperlihatkan bagaimana keluarga Cheon Seo Jin sangat ketat dan keras mendidik anaknya, yaitu Ha Eun Byeol. Seo Jin selalu memaksakan kehendak pada Ha Eun Byoel. Seo Jin juga menuntut Ha Eun Byeol untuk terus belajar dan berlatih bernyanyi.

Apa pun keadaan Ha Eun Byeol, Seo Jin selalu meminta Ha Eun Byeol agar bisa menjadi anak yang membanggakan dan berprestasi dalam bernyanyi. Jika Ha Eun Byeol tidak mampu menunjukkan peningkatan prestasinya, Seo Jin akan menunjukkan sikap dinginnya dengan mengomeli dan bersikap kasar.

Metode parenting otoriter yang dilakukan Seo Jin tersebut berdampak negatif pada perkembangan mental Ha Eun Byeol. Salah satunya, yaitu Ha Eun Byeol menjadi merasa tertekan dan terbebani dengan segala aturan dan keinginan Seo Jin. Selain itu, dampak lainnya adalah Ha Eun Byeol berubah menjadi anak yang agresif.

Ketika ia merasa gagal atau tidak bisa menjadi seperti apa yang diinginkan Seo Jin, ia selalu meluapkan emosinya dengan merusak barang-barang yang ada di sekitarnya. Bahkan, selalu ada keinginan untuk menyakiti temannya yang memiliki kemampuan dan lebih berprestasi dari dirinya. Kemudian, Ia juga sering menjadi merasa tidak percaya diri dengan segala kemampuan yang ia miliki ketika dihadapkan dengan teman-temannya yang juga berprestasi dalam bernyanyi.

Metode parenting otoriter memang tidak baik untuk anak. Jika orang tua terlalu bersikap keras dan memaksa kehendak pada anak, maka kesehatan mental anak akan terganggu. Anak juga akan merasa tertekan, bersikap agresif, tidak percaya diri, bahkan anak bisa kehilangan motivasi untuk mengembangkan potensinya, karena adanya rasa takut dimarahi oleh orang tua jika dirinya gagal.

Melihat dampak dari metode parenting yang otoriter, orang tua seharunya tidak memaksa dan menuntut anak seperti yang mereka inginkan. Orang tua seharunya mendukung dan mendorong semua keinginan anak sesuai dengan kemampuanya. Orang tua juga seharusnya memberikan apresiasi terhadap segala bentuk pencapaian sang anak. Jangan tiru sikap Seo Jin ya, Bund!

Membela Anak ketika Bersalah

Salah satu parenting yang dilakukan oleh orang tua di apartemen Hera Place adalah selalu menganggp apa yang anak lakukan itu wajar dan normal, meskipun sebenarnya mereka berbuat salah. Duh!

Kita mulai dari keluarga Joo Dan Tae (kalau kata warganet itu J&T) selalu merasa apa yang dilakukan kedua anak kembarnya wajar setelah melakukan tindakan perundungan kepada temannya, yaitu Min Seol A. Bahkan, Joo Dan Tae kerap kali menyalahkan korban, bukan menyalahkan perilaku anaknya yang salah.

Kemudian, ada keluara Cheon Seo Jin dan Ha Yoon Choul yang mencoba melindungi anaknya setelah melakukan tindakan percobaan pembunuhan terhadap Bae Ro Na dengan cara menutup-nutupi kesalahan Ha Eun Byeol. Seo Jin bahkan siap menerima konsekuensi dari perbuatan Ha Eun Byeol.

Selanjutnya, ada keluarga Lee Kyu-Jin dan Go Sang-Ah yang mewajarkan prilaku pem-bully-an anaknya terhadap Jenny. Lee Kyu Jin dan Go Sang Ah bahkan meminta anaknya untuk tidak merasa bersalah atas perbuatanya, karena mereka akan melindungi dan bertanggung jawab atas perbuatan anaknya.

Perilaku orang tua tersebut tidak patut untuk ditiru, ya Bund! Anak memang selalu berharga di mata orang tua. Orang tua akan selalu mencoba melindungi anaknya dengan cara apa pun sebagai bentuk kasih sayangnya. Namun, perlu diingat, ya Bund! Perilaku membela anak atas kesalahan yang dilakukan anak itu berlebihan, tidak baik, dan fatal, ya Bund.

Sikap membela kesalahan anak bisa merugikan anak. Karenanya, anak menjadi enggan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri dan akan terus-terusan bergantung kepada orang tuanya. Sikap tersebut juga bisa membuat anak menjadi pribadi yang tidak pernah mau belajar bertanggung jawab dan menerima konsekuensi atas kesalahan yang dilakukannya.

Jangan pernah membela kesalahan anak, ya Bund! Kalau anak berbuat salah, sebagai orang tua kita bisa memberikan nasehat baik kepada anak. Selain itu, orang tua juga bisa memberikan konsekuensi kepada anak agar bisa belajar bertanggung jawab atas semua tindakannya.

Memanjakan Anak

Orang tua seperti Seo Jin, Joo Dan Tae, Lee Kyu Jin memiliki kekuasaan dan kekayaan. Mereka selalu memanfaatkan segala kekuasaan dan kekayaannya untuk memanjakan anaknya dengan alasan ingin memberikan yang terbaik untuk anak, baik itu dalam hal pendidikan, gaya hidup, sampai impian. Namun, apakah perilaku mereka itu benar?

Bund, memanjakan anak sebetulnya memiliki dampak negatif bagi anak, lho. Jika orang tua terlalu sering memanjakan anaknya, akhirnya mereka akan menjadi anak yang tidak mandiri dan egois.

Kita bisa lihat bagaimana anak-anak Hera Club, seperti Sook Kyung, Sook Hoon, Ha Eun Byeol, Min Hyeok terlalu tergantung pada orang tuanya yang memiliki kekuasan dan kekayaan. Mereka selalu merasa segala sesuatunya bisa dipenuhi oleh orang tua, termasuk dalam hal pendidikan.

Selain itu, karena anak-anak Hera Club sering dipenuhi keinginanya oleh orang tua, anak-anak menjadi lebih egois. Mereka selalu merasa bisa melakukan apa pun yang mereka suka, bahkan tak segan meminta orang lain untuk mengalah dan menuruti kemauannya.

Editor: Nirwansyah

Gambar: Tagar.id