Setelah Olimpiade Tokyo kemarin, tim bulu tangkis Indonesia akan kembali berlaga pada ajang Sudirman Cup 2021. Pada kejuaraan kali ini, Indonesia diharapkan dapat kembali mengangkat piala Sudirman Cup setelah sekian lama tidak juara. Pada ajang ini tercatat pada 1989 Indonesia menjadi juara untuk pertama dan terakhir kalinya.

Akhirnya, Indonesia merebut posisi juara!

Setelah pada edisi-edisi sebelumnya Indonesia lebih banyak menjadi runner up. Pada Sudirman Cup kali ini adalah momen yang tepat untuk Indonesia merebut gelar juara. Bukannya tanpa alasan. Pada Sudirman Cup tahun ini Indonesia menurunkan kekuatan penuhnya pada masing-masing sektor. Sementara itu banyak negara-negara unggulan lainnya yang tidak menurunkan beberapa pemain andalannya.

Dalam artikel ini mari kita ulas mengenai kekuatan tim Indonesia, dan alasan mengapa Indonesia berpeluang besar mengangkat piala.

Pertama, sektor tunggal putra. Pada sektor ini Indonesia menurunkan tiga pemain tunggal andalan kita. Tiga pemain tersebut diantaranya adalah Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, dan Shesar Hiren Rhustavito.

Dari ketiga nama tersebut, Ginting tentu menjadi pilihan utama pada sektor ini. Raihan medali perunggu pada olimpiade kemarin adalah bukti bahwa Ginting merupakan jajaran top atlet tunggal putra. Lawan terberat dari Ginting pada ajang ini tentu adalah Kento Momota dan Viktor Axelsen. Namun kedua atlet tersebut sangat bisa untuk Ginting kalahkan. Tinggal bagaimana konsistensi Ginting dalam bermain.

Kedua, sektor ganda putra. Sektor ini tentu menjadi andalan utama tim Indonesia. Adanya Minions dan The Daddies, yang mana adalah top two pada sektor ganda putra dunia. Menjadikan sektor ini sebagai pendulang poin utama bagi tim Indonesia. Belum lagi pasangan Fajar/Rian yang datang dengan persiapan yang sangat matang setelah lama tidak bertanding.

Absennya ganda putra top dunia lainnya juga menjadi alasan Indonesia sangat diunggulkan pada sektor ini. Pasangan perai hemas Olimpade Tokyo Lee Yang dan Wang Chi-Lin tidak disertakan salam skuad Chinese Taipe. Selain itu ada pasanganJepang Yuta Watanabe dan Hiroyuki Endo juga tidak akan turun. Maka dari itu sektor ganda putra ini diharapkan dapat tampil maksimal pada setiap laga yang dijalankan.

Ketiga, ganda putri dan ganda campuran. Peraih medali emas Olimpiade Tokyo Greysia Polii dan Apriani Rahayu tentu menjadi harapan besar pada sektor ganda putri. Meraka diharapkan dapat melanjutkan tren positif mereka pada Sudirman Cup tahun ini.

Sementara itu sektor ganda campuran juga menjadi andalan tim Indonesia untuk mendapatkan poin. Masalahnya penampilan dari Praven Jordan dan Melati Daeva sering angina-anginan. Apalagi dalam laga simulasi kemarin, mereka sempat dikalahkan oleh pasangan Hafiz dan Gloria. Namun jika mereka dapat on fire, peluang mereka untuk memenangkan suatu pertandingan sangatlah besar.

Sektor yang diremehkan, malah hasilnya memuaskan!

Berbeda dengan keempat sektor tersebut. Sektor tunggal putri bisa dikatakan merupakan titik lemah tim. Gregoria mariska yang merupakan andalan dalam sektor ini, sampai saat ini belum mampu menunjukkan progres yang signifikan. Namun hadirnya pemain muda seperti Putri KW dan Ester Nurumi. Diharapkan mampu membuat kejutan jika mereka diturunkan.

Jika melihat dari negara peserta yang tampil. Pesaing utama tim Indonesia adalah China dan Jepang. Namun lawan terberatsebenarnya dari tim Indonesia adalah diri mereka sendiri. Seringsekali para atlet kita ‘masuk angin’, sehingga tidak dapat tampil maksimal pada beberapa kejuaraan penting.

Seperti yang terjadi pada beberapa atlet kita saat OlimpiadeTokyo kemarin. Bebrapa pemain yang diandalkan justru malah bermain dalam tekanan. Meskipun demikian, kita harus selalu optimis dengan kemampuan para atlet yang kita miliki. Oleh karena itu kita harus selalu berdoa, mudah-mudahan trofi Piala Sudirman dapat kembali ke tempat asalnya.

Editor: Nawa

Gambar: pikiranrakyat