Menjadi mahasiswa semester akhir seperti saya ini kadang-kadang bikin telinga jadi panas dan amarah ingin mendidih ke ubun-ubun. Bagaimana tidak, mikir diri sendiri saja kadang sudah ruwet tidak karuan masih ditambah tidak sedikit anak seangkatan, senasib, seperjuangan yang sering sambat perihal ini maupun itu. Beberapa sambatan mahasiswa semester akhir yang sering saya dengar diantara seperti ini, “kenapa sih harus ada Skripsi sebagai syarat kelulusan?”, “Gilak bin kejam sekali si dosen itu, saya sudah capek-capek mikir judul Skripsi se-enak jidatnya saja suruh mengganti.”

Sebagian besar dari sambatan-sambatan mahasiswa semester akhir ini ialah berkaitan dengan skripsi dan dosen. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu penentu keberhasilan skripsi yang menentukan kelulusan mahasiswa adalah dosen pembimbing. Banyak tipe dosen pembimbing yang sering saya dengar dari mahasiswa, diantaranya adalah:

1. Dosen Setengah Dewa (Perfeksionis)

Dosen tipe ini sangatlah cocok untuk mahasiswa berotak cerdas dan pantang menyerah, namun bisa menjadi neraka bagi mahasiswa yang malas berfikir apalagi skripsinya beli di joki. Ketika mendapatkan dosen tipe ini, sebagai mahasiswa kita dituntut untuk mampu menyusun skripsi sesempurna mungkin. Baik dari pendahuluan, jurnal yang dipakai sebagai referensi, metode, hingga penulisannya sekalipun.

Dosen tipe ini biasanya diduduki oleh dosen-dosen senior yang telah memiliki banyak pengalaman di bidang penelitian. Nasib baik ketika kalian mendapatkan dosen tipe ini adalah, kalian akan memperoleh hasil terbaik untuk skripsi kalian dari hasil bimbingannya. Tidak jarang pula dosen tipe ini akan sangat membantu kalian ketika sidang nanti, bahkan ada yang sampai membela mati-matian mahasiswa bimbingannya, sehingga ketika sidang mahasiswanya akan memperoleh cukup banyak kemudahan.

2. Dosen Killer Bin Galak

Sudah killer galak lagi, jadi mahasiswa rasa-rasanya harus banyak berdoa deh biar tidak sampai mendapatkan dosen pembimbing tipe ini. Dosen tipe ini biasanya tempramental dan mudah emosi terutama pada mahasiswa bimbingan yang tidak sesuai dengan ekspestasinya, apalagi mahasiswa yang kurang pintar dan pemalas benar-benar bisa gantung skripsi alias DO deh kalau begini.

Kalau mendapatkan dosen tipe ini kalian harus siap-siap menjadi pejuang yang pantang menyerah dan siapkan juga argumen yang cerdas ketika konsultasi skripsi, sebab konon katanya dosen tipe ini adalah tipe yang sulit untuk memberikan ACC terhadap skripsi mahasiswanya, jangankan memberi ACC kadang mahasiswa baru mau konsultasi saja sudah disemprot kemana-mana, aliasnya diomeli, aliasnya dimarahi.  

3. Dosen Cuek Ahlinya Ilmu Ghosting

Harus banyak sabar deh kalau dapat dosen tipe ini, bayangkan saja kalian sudah menghubungi beliau, menyusun kalimat panjang kali lebar yang terkadang harus memikirkan kalimat dan waktu yang tepat, jawabannya hanya, “Iya” atau yang mengerikan adalah “Maaf saya sibuk lain kali saja ya?” Nah lho, sekarang mau apa? Menghubungi lagi bisa-bisa dicap sebagai mahasiswa kurang ajar dan masuk daftar hitam dosen, tidak menghubungi lagi skripsi tidak kelar-kelar sedangkan orangtua banting tulang membiayai kuliah kita.

Dosen tipe ini memang punya sedikit trik untuk menghadapinya sebab kita harus siap-siap molor karena ketika waktunya bimbingan dosen pembimbingnya menghilang, dihubungi berjam-jam, berhari-hari, bahkan sampai satu purnama kadang belum dibalas. Maka, jangan menyerah untuk menghubungi, tentu dengan catatan harus sopan dan berjangka, misalnya seminggu sekali kalian ingatkan lagi beliau mengenai skripsi kalian.

Intinya adalah apapun dan bagaimanapun dosen yang kalian peroleh sebagai pembimbing skripsi kalian,  kuncinya hanya satu jangan baperan jadi mahasiswa, harus pantang menyerah, dan berjuang, supaya tidak keblinger apalagi sampai gagal lulus, ingat banyak jalan menuju Roma, banyak cara untuk bisa menghadapi pembimbing tipe apapun. Jangan banyak sambat, jalani aja fasenya pasti kuat.