Kita semua hidup sebagai manusia, tentunya nggak akan jauh-jauh dari yang namanya makanan. Sesuatu yang diasup sehari-hari untuk memberi kita energi. Pastinya kita semua punya makanan favorit. Ya kan?

Percaya atau nggak percaya, makanan itu adalah bentuk cinta loh. Mungkin ada yang pernah denger, food is love. Kalau kata George Bernard Shaw, “There is no sincerer love than the love of food.”Mungkin terdengar klise tapi nyatanya makanan adalah salah satu bentuk ekspresi cinta yang nyata.

Coba kita ingat lagi masa kecil, kalau kita berhasil ngelakuin atau mencapai suatu hal seringkali Ibu kasih kita imbalan dengan membeli atau memasak menu favorit kita. Kasus lainnya, kita akan merengek kalau minta makanan yang kita idam-idamkan tapi nggak kesampaian. Aku sendiri pernah ngerengek sesorean karena minta ayam kentucky tapi nggak kunjung dibelikan, huhu.

Kita akan mudah memunculkan berbagai macam perasaan hanya karena makanan. Bagi kalian yang merantau deh. Sewaktu pulang ke rumah, Ibu nggak segan-segan memasakkan menu favorit kita dengan sepenuh hati kan? Kalau itu bukan bentuk ekspresi cinta, lalu apa?

Makanan Membawa Kebersamaan

Makanan bisa termanifestasikan dalam banyak hal. Kalau dulu sewaktu aku menjalani pertukaran pelajar di Italia, meja makan adalah tempat paling pas untuk mengenal satu sama lain dalam keluarga. Makan siang dan malam adalah momen yang nggak boleh banget untuk ditinggalkan. Apalagi kalau makan malam, bisa-bisa menghabiskan waktu sampai dua jam khusus buat ngobrol dan berbagi banyak hal satu keluarga. Sebagai orang Indonesia, mungkin awalnya akan merasa kesal karena harus menghabiskan waktu terlalu lama yang menurutku buang-buang. Tapi nggak loh buat mereka, meja makan adalah tempat membangun kebersamaan yang penting, akhirnya aku pun bisa memahami dan menikmati.

Tapi bukan berarti cuma di Italia arti makanan menjadi penting. Sehari-hari kita sering menjadikan makanan sebagai bentuk afeksi ke diri sendiri maupun orang terdekat kita untuk melakukan apresiasi. Memberikan afeksi dengan makanan sama halnya dengan mengekspresikan cinta atau kasih sayang kita kan? Lebih romantisnya lagi, kalau misal kamu punya pacar atau gebetan yang lagi dekat seringkali nge-date dengan makan bareng jadi pilihan utama yang sederhana dilakukan.

Mungkin juga ada yang ribut bermenit-menit sampai berjam-jam untuk menentukan mau makan apa dan di mana, ada juga yang mungkin memilih saling menemani bergantian demi memuaskan keinginan sebagi solusi. Sedekat dan sesederhana itu ya ternyata? Kalau ada teman kita yang sedang berbahagia atau punya rejeki berlimpah seringkali kita merayakan kebahagiaan itu dengan makan bersama. Food brings us together!

Hubugan antara cinta dan makanan itu cukup dalam, nggak boleh kita remehkan. Pernah denger juga kan kata-kata semacam ini, “Food or cooking is healing.” Memakan atau memasak menu kesukaan kita atau mungkin mencoba resep-resep baru kerap kali mengobati stress, meredakan kelelahan, dan memuaskan batin. Apalagi di masa pandemi begini, memiliki waktu luang yang berlimpah dan menggunakannya dengan memasak berbagai macam resep adalah salah satu pilihan.

Jadi udah percaya kan kamu sekarang, kalau makanan adalah bentuk ekspresi cinta paling sederhana, cinta ke diri sendiri dan orang-orang sekeliling kita? Ayo jangan remehkan eksistensi hal satu ini, karena makanan adalah bentuk paling nyata untuk mencintai.

Food is a giver and food doesn’t talk back. Food is love, love is food!

 

Penulis: Ulima Nabila Adinta