Awal tahun ini, kampus-kampus tampak mulai merespons secara serius implementasi kebijakan MBKM (Merdeka Belajar-Kampus Merdeka) yang diluncurkan Mendikbud tahun 2020 silam. Arah kebijakan ini adalah untuk menyiapkan mahasiswa menjadi sarjana yang inovatif, tangguh, dan relevan dengan kebutuhan zaman serta memiliki karakter dan semangat kebangsaan yang tinggi.

Kebijakan MBKM

Dalam penjelasannya, Mas Menteri beranalogi bahwa selama ini mahasiswa hanya diajari berenang di kolam renang dan hanya dengan satu gaya. Sementara itu, kebijakan MBKM memungkinkan mahasiswa belajar lebih dari satu gaya berenang. Bahkan mahasiswa juga dapat mencoba berenang di lautan lepas, tidak hanya di kolam renang belaka.

Kolam renang dalam analogi tersebut adalah kampus homebase mahasiswa. Sedangkan gaya berenang adalah prodi yang diikuti mahasiswa, dan lautan adalah tempat belajar di luar kampus homebase. Belajar di luar kampus homebase dapat berarti belajar di kampus lain, lembaga riset, industri, lembaga sosial kemasyarakatan, ataupun belajar melalui kegiatan kewirausahaan dan aktivitas kemanusiaan.

Jadi, salah satu poin implementasi kebijakan MBKM adalah setiap mahasiswa jenjang sarjana memiliki hak untuk belajar di luar program studinya. Setiap mahasiswa memiliki hak tiga semester, yaitu dua semester belajar di luar kampus atau setara 40 sks dan satu semester belajar di program studi lain yang masih dalam satu kampus homebase.

Melalui salah satu poin kebijakan MBKM tersebut, kampus dapat fokus pada pengembangan keilmuan tanpa tersandera untuk menciptakan ‘generasi tukang’. Kampus dapat melakukan link and match tanpa perlu mengorbankan kurikulumnya ke arah keterampilan praktis yang menjadi ranahnya pendidikan vokasi. Peran kampus adalah memberikan asupan keilmuan dan menjadi jembatan bagi mahasiswa dan dunia kerja.

Sementara itu, kompetensi praktis dan profesional dapat diperoleh mahasiswa melalui hak dua semester kegiatan belajar di luar kampus. Dengan kegiatan tersebut, mahasiswa dapat belajar mengenal sistem dan budaya kerja serta karakter dan kehidupan sosial masyarakat secara nyata. Semuanya merupakan soft skill yang penting dimiliki lulusan perguruan tinggi.

Keilmuan Adaptif

Namun demikian, agar mahasiswa dapat berkegiatan di luar kampus dengan baik, kampus harus membekali aspek keilmuan yang tidak hanya up-to-date, tetapi juga adaptif dengan perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat. Kampus harus mampu melakukan terobosan dan lompatan ke depan yang lebih maju. Untuk mendukung hal ini, kebijakan MBKM juga memberikan kesempatan kepada para dosen untuk mengasah keilmuannya di luar kampus, termasuk dengan industri.

Dengan demikian, kampus sebagai rumah pendidikan akademik tidak perlu turun derajat ke ‘dunia pertukangan’ untuk menyiapkan lulusannya yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Justru kampus harus menjaga kualitas keilmuan mahasiswa dan lulusannya agar mampu mengikuti perkembangan dan perubahan dunia yang sangat cepat dan sulit diprediksi di era disruptif.

Untuk memperkuat keilmuan, akademia kampus dapat menggiatkan riset, baik riset dasar, pengembangan, maupun terapan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Riset-riset ini harus mampu menjangkau permasalahan yang ada di masyarakat, tidak hanya mengejar dan berhenti di publikasi ilmiah. Riset-riset di kampus harus dapat menyediakan sumber data dan informasi yang valid, serta pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat luas termasuk dalam proses pembuatan kebijakan publik.

Untuk itu, pelibatan masyarakat luar kampus, termasuk di dalamnya dunia usaha dan industri perlu dibiasakan. Hilirisasi hasil-hasil riset di perguruan tinggi juga perlu digalakkan yang dibarengi dengan dukungan kebijakan dari pemerintah. Dengan demikian, link and match akan terwujud tidak hanya antara kampus dan dunia kerja, tetapi juga dengan masyarakat secara umum.

Penguatan dan pengembangan keilmuan dapat pula menjadi jalan bagi kampus untuk memperbaiki lemahnya dampak riset perguruan tinggi dan memperbaiki citra kampus dari isu-isu negatif seperti plagiarisme dan obral gelar akademik yang sempat mencuat beberapa waktu yang lalu.

Editor: Nirwansyah

Gambar: SEVIMA