“Aku ngrumangsani, tekaku ra dikarepke ati. Aku ngrumangsani, tekaku mung nggriseni,” penggalan lirik lagu Guyon Waton – Ninggal Cerito


Guyon Waton menyadari betul bahwa dalam sebuah hubungan, selain harus sabar, kadang kita harus sadar. Lagu Guyon Waton – Ninggal Cerito mengajak kita untuk sadar bahwa kedatangan kita sudah gak diharapkan lagi. Sadar bahwa kedatangan kita justru ngrusak suasana hatinya. Maka, saat itu kita gak perlu lagi mempertahankan hubungan. Cukup perlu sadar untuk kemudian balik kanan. Sedih kan?

Guyon Waton dan Pelajaran yang Bisa Diambil

Banyak hal yang bisa kita maknai dari lagu-lagu band asal Kulon Progo ini. Meski namanya guyon yang maknanya bercanda, namun lagunya banyak meresap di hati pendengarnya.

Misalnya dalam lagu Guyon Waton – Ninggal Cerito, kita bisa mengambil pelajaran berharga bahkan mengaitkannya dengan aspek yang religius lho.

Dalam tauhid laa ilaaha illallah, kita mengenal ada dua pembagian. Pertama adalah penafian semua Tuhan. Tidak ada Tuhan sama sekali. Tidak ada yg perlu kita sembah. Tidak ada yg perlu kita agungkan. Tidak ada yg perlu kita puji. Tidak ada yg bisa dibanggakan.


Setelah semua tidak ada, baru ditambahkan kata “kecuali Allah”. Bahwa yang wujud hanya Allah, sedangkan manusia itu “mungkin wujud”. Karena toh 100 tahun yg lalu kita belum eksis, dan 100 tahun kemudian kita juga mungkin akan udah tak ada (kecuali teknologi untuk memperpanjang usia udah sampe ke Indonesia).


Jika yang mutlak ada hanya Tuhan, lantas apa yg bisa dibanggakan oleh manusia? Di hadapan Tuhan, manusia juga perlu sadar diri. Manusia perlu sadar diri bahwa bisa jadi kehadirannya di muka bumi hanya merusak dan menumpahkan darah (Al Baqarah : 30). Bahkan, terkadang manusia merusak atas nama melakukan perbaikan (Al Baqarah: 12).


Nah orang-orang seperti ini yg perlu sadar diri, bahwa kedatangannya wes ora dikarepke ati atau sudah tidak diharapkan hati. Bahwa kedatangannya mung nggriseni (hanya mengganggu).

Jadi, sudah mendengarkan lagu guyon waton – ninggal cerito kah hari ini?