Sudah hampir 4 bulan lamanya kita terjebak pandemi, mengharuskan kita selalu beraktivitas di rumah aja. Selama karantina, orang-orang mulai mencari bermacam hiburan untuk menghabiskan waktunya. Salah satu hiburan yang populer belakangan adalah menonton drama korea. Apalagi drama pelakor “The World Of Married” yang membuat netizen tampaknya ikut kesal dan gregetan banget dengan alur ceritanya. Drama ini mampu meraih rating tertinggi dengan 28,37% dan menjadi sebuah prestasi besar bagi drama dari tv kabel di Korea.

Ketika kita berbicara mengenai Korea Selatan ada 3 hal besar yang langsung muncul di benak kita yaitu, drama korea (drakor), musik pop korea (Kpop) dan juga variety show korea. Bisa dibilang 3 hal itu yang membantu mem-branding Korea hingga dapat terkenal sampai saat ini.

Drama Korea: Strategi Pengenalan Budaya Lewat Industri Hiburan

Belakangan ini antusiasme penonton drama korea di Indonesia bisa dibilang sangatlah besar. Terbukti dengan stasiun televisi Indonesia juga ikut menayangkan drama korea seperti di Trans tv. Dan tak hanya drama, bahkan reality show korea yang berjudul “The Return Of Superman” pun juga akan ditayangkan di NET TV. Ini membuktikan bahwa industri hiburan Korea sangatlah digemari oleh orang Indonesia. Tanpa kita sadari, industri hiburan korea selatan ini menjadi salah satu penyumbang pendapatan Korea Selatan dan meningkatkan industri pariwisata mereka.

Bayangkan saja setiap kita melihat drama dan variety show Korea, kita akan disuguhkan semua hal yang khas mereka. Mulai dari makanan, minuman, sampai gaya hidup mereka. Secara tidak sadar penonton akan penasaran dan kemudian banyak orang akan rela menggocekkan uangnya untuk membeli barang-barang yang khas dengan Korea Selatan.

Ketika menonton drakor, misalnya. Penonton mana yang tidak penasaran rasa makanan khas korea seperti ttoekbokki, kimbab, eomuk? Ketika berhubungan dengan kpop, tentu kita ingin membeli albumnya, juga barang-barang yang dipromosikan olehnya. Ketika kita melihat variety show kita akan disuguhkan dengan berbagai produk pariwisata mereka, mulai dari pemandangan alam hingga budaya tradisional khas mereka. Ciri khas inilah yang dijual oleh Korea Selatan pada dunia, sebuah budaya otentik yang hanya dimiliki oleh mereka.

Semua hal itu membuat penonton akan penasaran dan tertarik dengan budaya mereka, yang akhirnya mereka akan mencoba membeli produk-produk mereka bahkan pergi melancong ke Korea Selatan untuk merasakan langsung nuansa negara yang selama ini hanya dinikmati lewat layar tontonan hiburan. Hal ini mendatangkan keuntungan bagi Korea Selatan dan menyumbang pendapatan negara dalam porsi besar.

Kpop Menyumbang Devisa Negara

Salah satu yang memberi pengaruh besar adalah industri musik Korea, contohnya saja idol group BTS. Hasil survei hyundai research Institue, BTS menghasilkan 4,1 Triliun won (49 T Rupiah) atau setara dengan 3,63 miliar dolar AS untuk devisa negara hanya dalam kurun waktu setahun. Ini bahkan setara dengan 26 perusahaan menengah di negeri ginseng itu.

Data dari Korea herald yang mengadakan survei terhadap turis yang berlibur di Korea Selatan misalnya. Menyebut bahwa 800.000 diantara mereka mengungkapkan tujuan mereka berlibur ke Korsel adalah karena BTS. Hal ini setara 7 persen dari total keseluruhan turis yang berlibur di negara ginseng tersebut. Bukan hanya itu, mereka juga ikut meningkatkan ekspor produk seperti pakaian, kosmetik serta makanan yang berhubungan dengan Korea Selatan yang biasanya disuguhkan dalam drama dan variety show mereka.

Dengan melihat strategi Korea Selatan yang menjual budaya mereka lewat industri hiburan dan berhasil mendunia, saya rasa Indonesia dapat melakukan hal yang sama. Kita masih perlu memperkenalkan budaya Indonesia pada dunia, karena bukan hanya kebanggaan yang didapat oleh Indonesia saja nantinya, melainkan juga pemasukan negara.