Sekarang kita tahu, Islam memerintahkan pemeluknya menutup aurat, baik laki-laki atau perempuan. Khusus perempuan mereka diperintahkan menggunakan jilbab. Tapi pernahkah bertanya mengapa aku harus berjilbab? mengapa perempuan muslim diperintahkan untuk berjilbab? Apa untuk memuliakan perempuan muslim? Lalu apa yang dimaksud memuliakan perempuan itu sebenarnya ?

Pertama, kita cari tahu dulu sebab dari diturunkannya perintah berjilbab. Mari lihat arti QS. Al Ahzab/33 ayat 59.

Wahai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya (ke seluruh tubuh mereka)”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dalam ayat ini dikatakan perintah mengulurkan jilbab supaya mereka lebih mudah dikenal, dan tidak diganggu. Zaman dahulu, cara berpakaian perempuan merdeka dan budak itu mirip. Padahal perempuan merdeka dan budak jelas mendapat perlakuan yang berbeda. Adanya perintah berjilbab bagi perempuan muslim itu agar orang-orang bisa mengenali mana perempuan merdeka dan yang belum merdeka.

Jika orang bisa membedakan, maka orang akan memperlakukan perempuan yang berjilbab sebagaimana manusia merdeka. Perempuan akan dihormati, tidak diperlakukan semena-mena, sehingga tidak diganggu. Jadi, cara Islam memuliakan perempuan adalah dengan menurunkan perintah menutup aurat, mengenakan jilbab, agar perempuan diperlakukan dengan baik.

Tapi zaman sekarang perbudakan perempuan sudah tidak ada. Apakah berjilbab masih relevan untuk perempuan masa kini? Tidak masalah bukan apabila perempuan masa kini tidak berjilbab?

Perbudakannya sudah tidak ada, perlakuan semena-mena juga sudah jelas ada hukumannya. Tapi jilbab sebagai identitas diri perempuan bahwa mereka adalah perempuan muslim dan pelindung aurat perempuan sehingga terhindar dari gangguan ternyata masih relevan sampai sekarang.

Jika bertanya mengapa aku harus berjilbab dan mengapa aurat perlu ditutup, di dalam Alquran, kata ‘aurat’ disebutkan empat kali. Dua kali dalam bentuk tunggal di QS. Al Ahzab ayat 13 secara berulang, dan dua kali dalam bentuk plural di QS. An Nur ayat 31 dan 58. Bentuk tunggal artinya sebagai celah yang mudah dimasuki musuh, atau orang lain yang ingin berbuat jahat. Sementara bentuk plural diartikan sebagai bagian tubuh yang dianggap menarik yang sebaiknya ditutup karena tidak pantas dibuka. Jadi memang tidak pantas dibuka, makanya ditutup.

Tapi faktanya gangguan masih bisa dialami perempuan berjilbab, contohnya pelecehan seksual. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA),  sebanyak 17% responden yang berjilbab mengalami pelecehan seksual (Change.org, 16/7/2019). Jadi, apa jilbab sudah tidak lagi bisa menjadi pelindung bagi perempuan muslim?

Pelecehan seksual bisa terjadi pada laki-laki dan perempuan. Pelecehan seksual yang terjadi pada perempuan, memang bukan terjadi karena pakaian yang perempuan kenakan. Tapi karena akhlak dari laki-laki dan perempuan yang kurang dijaga. Lalu yang dimaksud menjaga akhlak itu bagaimana?

Mari kita cermati Alquran pada surah An Nur ayat 30 dan 31. Dalam ayat tersebut diperintahkan kepada laki-laki yang beriman untuk menjaga pandangan dan memelihara kemaluannya (ayat 30), dan diperintahkan kepada perempuan yang beriman agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya (ayat 31). Jadi akhlak yang dimaksud di sini adalah perilaku laki-laki dan perempuan terhadap satu sama lain.

Dari beberapa ayat yang telah kita kaji, bisa kita ambil tiga poin. Menutup aurat, menjaga pandangan, dan memelihara kemaluan merupakan satu paket bentuk perlindungan bagi perempuan dan laki-laki. Aurat perempuan meliputi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan, yang berarti kepala dan leher perempuan adalah aurat, maka dibutuhkan jilbab untuk menutupnya.

Coba kita bayangkan, jika tiga bentuk perlindungan tadi dilaksanakan oleh laki-laki dan perempuan, pelecehan seksual mungkin tidak terjadi. Jadi, satu bentuk perlindungan yang dilaksanakan berupa memakai jilbab oleh perempuan saja belum ampuh melindungi. Perlindungan maksimum harus dilaksanakan satu paket baik oleh perempuan maupun laki-laki.

Islam memuliakan perempuan, salah satu buktinya adalah perintah berjilbab. Bukan untuk membatasi atau menindas, tetapi untuk melindungi. Jadi, penulis berharap perempuan muslim masa kini tahu, Allah menurunkan perintah berjilbab bukan sekadar perintah tanpa alasan. Ada alasan indah dibalik perintah itu. Allah ternyata lebih perhatian daripada doi, ya?

 

Penulis: Dieni Nugrahini

*) Artikel ini merupakan karya peserta Collaboration Project on Writing Challenge hasil  kolaborasi Milenialis dengan Puan Melawan, Its Girl’s Time, dan Kuntum