Mengatasi overthinking itu seperti merapikan barang di ruangan. Buang yang gak berguna deh!

Sebagai anak muda pembahasan mengenai overthinking, insecurity,dan anxiety sudah tidak asing di telinga kita. Bahkan di thread twitter dan instagram yang membahas mengenai masalah ini udah banyak banget dan udah gak kehitung jumlahnya.

Menurut saya pribadi banyak anak muda zaman sekarang bisa saja hanya tersugesti dengan tulisan tulisan yang ada di dunia maya. Mengenai insecurity atau anxiety, barangkali mereka tidak benar benar khawatir. Ada kemungkinan mereka hanya terlalu banyak membaca hal-hal seperti itu yang membuat mereka tersugesti dan mencoba mengkaitkan gejala gejala kekhawatiran itu dengan yang mereka alami.

Bagi saya inilah yang di sebut overthinking, memikirkan sesuatu hal yang tidak seharusnya di fikirkan. Mengatasi overthinking ini penting, sebab terlalu banyak hal yang harus kita pikirkan, dan itu harus sesuai porsinya saja.

Mengatasi Overthinking Ala Rapi-Rapi Barang

Disinilah prinsip hidup minimalis harus di terapkan. Mungkin bagi kebanyakan orang mengenal prinsip hidup minimalis dari Tidying Up With Marie Kondo yang sempat populer 2 tahunan silam. Sebagian orang memahami bahwa hidup minimalis hanya sekedar seni membuang barang agar mendapatkan kebahagiaan.

Faktanya, di buku nya fumio sasaki yang berjudul goodbye, things dia menjelaskan bukan hanya barang barang yang tidak diperlukan saja yang buang. Pikiran juga perlu diminimalisir, dibuang yang tak diperlukan.

Kita biasanya mempunyai 60.000 fikiran yang berbeda yang melintas di benak kita tiap harinya. Sekitar 95% fikiran kita itu adalah fikiran yang sama di hari kemarin. Masalahnya, sebanyak 80% diperkirakan adalah fikiran negatif.

Bayangkan saja dengan melihat data itu mungkin sadar tidak sadar kita terlalu banyak memikirkan hal hal yang seharusnya bukan menjadi prioritas kita untuk di fikirkan. Dengan kata lain ya gak penting untuk di fikirkan.

Kalau kata Fumio Sasaki kita ibarat komputer lamban yang berputar putar. Space di otak kita terlalu penuh dengan dengan hal yang tidak terlalu penting.

Mungkin insecurity atau anxiety, iniliah yang memenuhi 80% fikiran negatif kita yang menjadikan kita menjadi overthinking. Lalu bagaimana mengatasi hal hal tersebut? Jawaban nya gampang saja, prinsip minimalis menawarkan solusi sesimple anda membuang barang barang Anda.

Memang ada barang yang jika anda buang rasanya begitu berat. Fumio Sasaki mengatakan jika anda sudah memikirkan lebih dari lima kali untuk membuang suatu barang itu maka barang tersebut memang sejatinya harus di buang. Begitu juga pikiran, jika pikiran itu membebani mu terus menerus ya segeralah di buang.

Kombinasi Minimalis dan Stoicism

“gak mungkin segampang itu lah, membuang kekhawatiran ku,” nah di sinilah prinsip stoic berjalan.

Kita hanya perlu fokus pada hal hal yang bisa kendalikan oleh kita, dan mencoba berdamai pada hal hal yang tidak kita bisa kendalikan. Kekhawatiran itu pasti ada akar masalahnya, yang pertama harus dilakukan ya cari akarnya. Kedua tentu cabut akarnya.

Sebagai contoh ada survei khawatir nasional, dengan responden anak milenial (1980-2000) yang menunjukan ada 53% yang merasa khawatir dengan pendidikan mereka. Takut mendapatkan nilai buruk, atau takut dengan presentasi yang tidak lancar.

Hal ini sangat umum dirasakan oleh anak muda ya, solusinya gampang saja kita hanya perlu fokus dengan yang bisa kita kendalikan yaitu belajar semaksimal mungkin, nilai dan pandangan guru itu adalah hal yang tidak bisa kendalikan.

Jika kita takut pada hal yang tidak bisa kita kendalikan selamanya kita akan merasa khawatir. Takutlah pada hal yang bisa kamu kendalikan saja, misalnya kamu mendapatkan nilai yang buruk takutlah pada usaha belajarmu yang masih kurang bukan pada nilainya.

Dengan membagi pikiran seperti itu kita akan jauh lebih bisa membagi pikiran mana yang harus di prioritaskan untuk di pikirkan dan meminimalisir yang negatif. Membuang banyak pikiran bukan berarti bersikap cuek dan bodo amat, justru kita sangat peduli, karena kita selalu memikirkan setiap fikiran di benak kita dan memilah hal yang baik untuk kita.

Dengan menerapkan prinsip hidup minimalis dan juga prinsip stoic saya rasa muda-mudi kita akan jauh lebih segar pikirannya. Setidaknya semakin banyak aura positif yang terpancar setiap saat. Syukur-syukur sih jadi bisa semakin produktif kedepan nya.