Kelas sosial anak kos bisa ditentukan dari kamar mandinya?

Saya sedikit heran, entah kenapa ketika berbincang-bincang mengenai kos-kosan dengan teman saya di kampus, yang sama-sama anak kos, pasti topik yang paling laris yakni mengenai letak kamar mandi di kos-kosan.

Saya sendiri sering mendapati pertanyaan dari teman-teman saya sendiri, mengenai letak kamar mandi di kos-kosan saya. Dalam batin saya, “Apa faedahnya tanya letak kamar mandi di kos-kosan? Mau pinjam kamar mandi atau bagaimana?”

Ketika saya menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban, “Kamar mandi di kos-kosan saya letaknya di luar,” maka ekspresi teman saya akan biasa-biasa saja, sembari mengucap “Hmmmmmm.” Kayak biasa saja, gitu.

Sedangkan ketika pertanyaan tersebut menimpa teman saya yang lain, dengan jawaban yang berbeda bahwa letak kamar mandi di kos-kosannya berada di dalam, maka pasti ada pertanyaan lanjutan. Mulai dari tanya budget sewa kosnya, letak kosnya di mana, ada fasilitas lain apa saja dan lain sebagainya. Seolah-olah, mereka yang tinggal di kos-kosan yang memiliki kamar mandi dalam merupakan suatu keistimewaan tiada tara.

Setelah saya pikir-pikir, ternyata, letak kamar mandi di kos-kosan itu menentukan kelas sosial anak kos itu sendiri. Dapat dilihat ketika mereka yang tinggal di kos-kosan yang memiliki kamar mandi dalam, akan dianggap sebuah keistimewaan. Sedangkan kos-kosan yang memiliki kamar mandi luar akan dianggap biasa-biasa saja, nggak ada spesial-spesialnya sama sekali.

Tentunya, dalam melihat fenomena ini, saya sedikit tertarik untuk mengidentifikasi dan memetakan kelas sosial anak kos dari letak kamar mandi di kos-kosannya. Selama pengambaraan saya dalam mensurvei dan tinggal di beberapa kos di sekitaran kampus saya di Surabaya, setidaknya saya menemukan tiga klasifikasi kelas sosial anak kos berdasarkan letak kamar mandi di kos-kosannya.

  1. Kamar mandi luar sebagai kelas menengah ke bawah

Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, bahwa mereka yang tinggal di kos-kosan yang memiliki fasilitas kamar mandi luar, akan terkesan biasa-biasa saja di mata masyarakat. Terlebih, kebanyakan kos di daerah sekitaran kampus saya bercorak kamar mandi luar.

Oh iya, untuk kalian yang belum tau maksud dari “kamar mandi luar” di sini, bukan berarti kamar mandinya terletak di luar rumah, ya, layaknya model rumah tempo dulu. Melainkan kamar mandi luar yang dimaksud adalah kamar mandi yang terletak di luar kamar tidur, namun masih terletak di dalam rumah.

Saya sendiri sudah pernah menempati kos-kosan dengan model seperti ini, mulai dari kos-kosan dengan budget sewa perkamar Rp. 250.000-an yang cukup burik dengan tembok seperti mau roboh yang letaknya di pinggiran rel kereta api, hingga budget sewa Rp. 600.000-an yang cukup layak huni.

2. Kamar mandi dalam sebagai kelas menengah ke atas

Nah, kos-kosan yang seperti ini dengan kamar mandi di dalam ruangan kamar tidur, yang dianggap istimewa oleh teman-teman saya. Bagaimana nggak istimewa, kamar mandi saja berstatus miliki pribadi, alias nggak digunakan seluruh penghuni kos layaknya kos-kosan dengan kamar mandi luar.

Saya sendiri belum pernah tinggal di kos-kosan yang seperti ini. Hanya saja, saya pernah survei kos-kosan untuk mencari kos baru dan kebetulan menemui kos-kosan pria dengan kamar mandi dalam. Namun, kala itu saya tidak memilih untuk ngekos di sana, pasalnya budget yang ditawarkan nggak mampu ditanggung oleh dompet saya. Kisaran harga perkamarnya sih, mulai dari Rp. 700.000-an hingga Rp. 900.000-an.

Teman-teman perempuan saya sendiri, kebanyakan tinggal di kos-kosan dengan kamar mandi dalam. Katanya sih, untuk kenyamanan dan privatisasi diri saja. Pasalnya, mereka nggak begitu srek dengan kamar mandi luar yang harus bergantian dengan seluruh penghuni kos.

3. Kamar mandi dalam dengan fasilitas plus sebagai kelas elit

Sebelumnya, jangan berpikiran yang nggak-nggak dulu, ya. Fasilitas plus-plus yang saya maksud di sini bukan plus-plus, layaknya pijat plus-plus yang itu, ya. Melainkan fasilitas plus-plus yang saya maksud yakni fasilitas tambahan, seperti AC, dapur kecil, bahkan kulkas dalam satu ruangan kamar tidur.

Jadi, sudah seperti hotel dengan berbagai fasilitas, hanya saja memiliki label “kos” saja. Sehingga saya menyebut kos-kosan seperti ini sebagai kos-kosan dari kelompok kelas elit. Pasalnya, segala fasilitas layaknya di rumah sendiri, dimiliki secara pribadi di dalam ruangan kamar tidurnya.

Tentunya, dapat dipastikan bahwa saya belum pernah sama sekali tidur di kos yang seperti ini. Boro-boro kos seperti ini, kos-kosan kamar mandi dalam saja belum pernah. Saya hanya pernah sebatas berkunjung ke kos elit ini untuk survei kos baru saja.

Ketika saya bertanya kepada pemiliki kos mengenai budget yang ditawarkan kos ini, seketika itu saya langsung kaget mendengar jawabannya. Pasalnya, hanya untuk satu kamar saja, di budget satu juta lebih, tepatnya Rp. 1.200.000 untuk kos-kosan yang pernah saya datangi itu. Harga yang cukup fantastis menurut saya, pasalnya jika tinggal di sana selama tiga bulan saja, maka harganya setara dengan ukt kuliah saya.

Hanya ada satu teman saya yang tinggal di kos-kosan elit seperti ini. Dia berasal dari daerah Jawa Barat yang berjarak cukup jauh dari Surabaya. Saya sendiri nggak heran ketika dia mampu tinggal di kos tersebut, pasalnya dia terkenal dengan perekonomian yang cukup mampu juga.

Yah, begitulah singkatnya bagaimana mengidentifikasi kelas sosial anak kos dari letak kamar mandinya.

Editor : Hiz

Foto : Pexels