Sampai sekarang, saya tetap meyakini jika perihal cinta kita semua masih pemula. Tak ada yang benar-benar tahu tentang bagaimana cara mencintai yang benar, semua dari kita masih meraba dan mengandalkan insting. Iya, mari kita sepakat bahwa cinta adalah tentang pengalaman dan berkelana. Karenanya saya percaya bahwa tak ada cinta yang sepenuhnya gagal, ia memang datang untuk memberikan pengalaman dan pelajaran.

Masalahnya adalah cukup banyak saya temui orang-orang yang percaya jika cintanya tak rapuh, ngeyel sekali bahwa cintanya agung dan sempurna. Sampai akhirnya momen itu tiba, untuk pertama kalinya ia tahu bahwa cintanya sungguh rapuh. Setelah ini akan lebih rumit lagi karena ia akan segera berhadapan dengan kesendirian.

Tak banyak orang yang betah untuk menyapa kesendirian. Filsuf asal Jerman, Erich Fromm, dalam bukunya menuliskan bahwa seseorang akan terus berusaha untuk lepas dari kesendiriannya. Itulah sebabnya, cinta– dari siapapun–terasa begitu hangat dan menyenangkan. Ya, memang karena itu yang kita cari. Lantas, apa yang terjadi jika kita kembali terlempar dalam jurang kesendirian?

Ya, stress, dong. Untuk menenangkan hati yang sedang kacau balau, kepala kita secara otomatis akan memutar kembali momen-momen ketika kita merasakan cinta. Tapi, yang terjadi bukannya kita makin tenang malah makin ambyar. Hahaha. Memang usaha untuk melupakan mantan, effortnya setara perencanaan perang gerilya. Susah banget, pren.

Buktinya, akhir-akhir ini viral lagu kangen mantan internasional berjudul Glimpse of Us yang dinyanyikan Mas Joji. Saya yakin ini keresahan pribadi yang dipublikasikan, tapi mungkin blio tak mengira kalau dampaknya bisa sebesar itu. Setiap bait liriknya sendu sekali. Untung blio tidak tinggal di Indonesia, saya takut kalau mas Joji tinggal di Indonesia bakal tergiur dengan jasa pelet atau semacamnya. Jalur darat ditolak, jalur langit bertindak.

Tapi, bener, lho, gara-gara lagu glimpse of us banyak orang yang overthinking dan rindu mantan. Saya rasa karena lagunya cukup relate dengan percintaan masa kini karena menjelaskan tentang sang pria yang rindu dengan kehadiran mantan kekasihnya, meskipun ia telah memiliki pasangan baru yang lebih “sempurna”. Menurut netizen, hal seperti ini sama sekali tidak dibenarkan!

Seharusnya, sebelum mencintai seseorang, kita sudah harus selesai dengan masa lalu lebih dulu. Jadi, kita dilarang mencintai sampai benar-benar sembuh total dari luka yang lalu. Jika memaksa untuk jatuh cinta dalam keadaan baru terluka, kita hanya akan menyakiti pasangan baru kita karena akan menjadikannya sebagai pelampiasan. Itu kata netizen, kalau kata saya mungkin sedikit berbeda.

Sebagai pendengar lagu Guyon Waton 53x sehari, saya merasa harus ambil sikap dalam pergolakan netizen mengenai perasaan ini. Sebelumnya, saya mengatakan bahwa tak satupun dari kita tahu bagaimana cara mencintai yang benar. Jadi, tak ada masalah kita mencintai dalam keadaan apapun, termasuk ketika dalam keadaan rindu dengan mantan. Eits, jangan marah dulu, pemirsa. Tapi, kita harus bisa membedakan antara cinta dengan kejenuhan akan kesendirian.

Cinta adalah kondisi ketika kita menyadari bahwa kita adalah dua individu berbeda, yang pada akhirnya terikat. Ada kesadaran jika sebelumnya kita memiliki fase kehidupan berliku versi masing-masing, namun fase tersebut tak akan mempengaruhi ikatan yang terjalin sebelumnya. Dalam cinta, hubungan bersifat biofilia atau menghidupkan, jika kamu terluka maka aku sembuhkan dan begitupun sebaliknya. Berbeda dengan kejenuhan akan sendirian. Sesuai namanya, kejenuhan ini yang menyebabkan kita terus mencari obat untuk menyembuhkan kesendirian yang kita alami. Hubungan di sini bersifat nekrofilia atau mencintai kematian, jika kamu sudah tidak memberikan kehidupan bagiku maka aku akan mencari kehidupan di tempat lain. Inilah mengapa banyak hubungan yang dianggap gagal jika melibatkan kerinduan akan mantan, saya kira bukan rindunya yang salah, melainkan apa yang dianggap cinta itu tadi. Apakah ia benar-benar mencintai atau hanya sekadar jenuh berhadapan dengan kesendirian?

Editor: Ciqa

Gambar: Pexels