Menyesali mantan itu perlu gak sih?

Anak muda yang sering kali masih merindukan seseorang yang ia kasihi. Orang yang dikasihi tidak harus tentang pacar, bisa juga sahabat, keluarga, atau tetangga. Bukankah kita harus berbuat baik kepada tetangga?

Makanya tidak heran kadang tetangga termasuk kedalam kategori orang yang kita kasihi. Namun pembahasan selanjutnya adalah mengenai seseorang yang kita cinta, lazimnya disebut atau kita deklarasikan sebagai pacar.

Tetapi, orang tersebut kini hanya tinggal kenangan yang mungkin sebelumnya kita yakin akan hidup selamanya dengannya, namun keadaan berkata lain. Dia akhirnya hanya sebaris kisah sejarah asmara yang harus kita sebut sebagai mantan, mantan pacar lebih tepatnya.

Terlepas dari perbincangan hukum halal haram berpacaran, tapi mengingat mantan kekasih terkadang juga perlu. Tak jarang kita lihat seseorang masih suka stalking akun media sosial bekas kekasih hatinya, yang kini sudah dalam dekapan orang lain. Maaf! Diksi bekas tadi mungkin agak kasar, namun terkadang begitulah adanya ketika kandasnya cinta karena masalah yang cukup menyakitkan hati, di selingkuhi misalnya.

Menyesalkah Ketika Menjadi Mantannya?

Semua insan yang menjalin tali silaturasa cinta, pastinya tidak ingin berakhir menjadi mantan. Sebagian besar mungkin ingin masa pacarannya berakhir menjadi manten (pernikahan). Namun ternyata takdir berkata lain, apakah perlu kita menyesalinya? Kadang perlu, mungkin ada dua hal.

Yang pertama, yakni benar-benar menyesali kepergiannya dari hidup kita. Lalu yang kedua, menyesali karena pernah merajut kasih dengannya. Sesal memang tiada guna karena semua sudah terjadi, tetapi dengan menyesali mantan, mungkin akan membuat kita lebih baik lagi ketika membina cinta yang baru.

Dimana dengan cinta yang baru tersebut, kita dapat mengambil pelajaran dari kisah cinta yang lama. Kekurangan yang selama itu menjadi kendala hubungan, dapat kita perbaiki di episode asmara yang baru kita rajut. Sehingga nantinya dalam perjalanan, tidak hanya menimbulkan kemelut. Namun menghasilkan perasaan lebih bijak dan juga lembut. Hingga akhirnya kita tidak melakukan kesalahan yang sama, dan lebih dapat menghargai perasaan dan menjaga rasa cinta yang sama.

Menyesalkah ketika menjadi mantannya? Mungkin tidak. Karena disatu sisi tuhan sudah menunjukan bahwa kita tidak pas jika terus menjalin hubungan dengan orang yang bisa jadi salah dan tidak dapat menerima kita.

Kalau saja kita tidak memutuskan hubungan, bisa saja kesedihan akan berkepanjangan karena tidak adanya kecocokan didalam hubungan. Belum lagi jika ada tembok penghalang yang bernama ridho orangtua. Wah bisa jadi akan menambah permasalahan dalam jalinan rasa cinta.

Jadi, tidak perlu kita menyesali kepergian seseorang yang kita cinta di masa lalu, karena meski dia pernah menjadi sejarah dalam hidup kita, namun menjaga cinta kita yang sekarang adalah hal yang lebih penting daripada menyesali mantan.

Perlunya Menyesali Mantan

Menyesali mantan mungkin perlu, tapi hanya sebatas agar kita tidak melakukan kesalahan yang hanya menghasilkan pilu. Namun jangan sampai kita terjebak dalam masa lalu, bahasa mainstreamnya susah move on.

Yang pasti, ketika kita sudah mendapatkan orang yang tepat dan mampu mengerti keadaan kita, maka pertahankanlah! Dan bawa dia kedalam jalan ridho Tuhan, jika sudah siap, maka halal kan! Jadi, menyesali mantan memang terkadang perlu.

Perlunya apa? Yang pertama, untuk memperbaiki diri ketika menjalin hubungan dengan orang lagi. Lalu untuk menjadikan pengingat bahwa Tuhan sedang menunjukan kepada kita, ternyata kita salah ketika menjalin hubungan dengannya.

Mungkin salah satunya dengan inilah, kita dapat lebih menciptakan hubungan yang berkualitas, saling menghargai, saling menerima. Paling penting juga saling berkeinginan untuk membawa hubungan kejenjang yang lebih diridhoi oleh Tuhan.

Mantan kita bisa jadi baik, namun tidak baik ketika bersama kita. Dan bisa juga mantan kita sebagai perjalanan kita untuk lebih mendewasakan diri dalam menjaga dan meningkatkan kualitas berhubungan. Semoga kita tetap dapat menjalin silaturahim dengan sang mantan, dan bisa menjaga perasaan orang yang kini bersama kita.

Sejatinya mantan adalah teman dekat kita di masa lalu, dan saudara kita sesama manusia di masa sekarang. Yang terpenting, jagalah cintamu sekarang untuk orang yang tepat, serta jagalah perasaan orang yang kita sayang, agar semuanya tidak terbuang hanya karena kita tak mampu keluar dari kenangan dengan mantan. (*)