Rezim ini terlalu kuat seperti gerbong tanpa pengawalan—kekuasaan dihisap ke atas. Bisa saja kebijakan menjadi tidak berpihak. Sebab rakyat tak lagi kuasa bahkan untuk sekedar menetapkan harga terasi.

***

Lantas siapa membela kepentingan rakyat bila dewan yang dibaptis mewakili berubah menjadi penguasa yang memusuhi. Dewan kehilangan nurani akal sehat dan gagal merasakan amanat rakyat. Sebab dewan tak lagi mewakili rakyat tapi berubah membangun oligarki kekuasaan rezim. Ini soal besarnya.

Apakah ini soal sistem yang salah atau komitmen yang dikhianati? Tapi keduanya sudah cukup membuat kekuasaan menjadi amat culas, korup dan zalim. Siapapun itu. Jadi siapapun pemimpin rezim nya akan melakukan hal yang sama jika sistemnya tak segera di ubah.

Kekuasaan abad gelap Eropa adalah praktik monarki dan oligarki yang korup—sebelum kemudian ambruk oleh gerakan demokrasi. Tapi dalam sistem demokrasi yang buruk suara bisa dibeli dengan harga murah. Yang duduk di parlemen kebanyakan perut yang lapar dan sebagain lainnya sudah kehilangan nurani dan mati rasa.

Merayakan Kembali Sikap Kritis Mahasiswa

Setelah sekian lama tidur usai reformasi, kini mahasiswa kembali kritis. Mahasiswa adalah yang mengubah. Dan tentu saja dengan gerakan yang dipimpin oleh idealisme yang bening bukan ambisi untuk berkuasa. Apalagi agenda-agenda belakang layar yang sarat. Itu yang membedakan dengan gerakan lain meski besar dan bergelombang tapi tak cukup taji untuk sekedar mengubah koma menjadi titik.

Fracois Ralaoum, penulis buku kawak menggambarkan bahwa mahasiswa adalah gerakan amanat hati nurani rakyat—tanpa agenda apapun selain perubahan. Cakupan idealismenya amat kuat bahkan mengalahkan atribut almamater yang dikenakan.

Jangan melihat pada person—tapi lihat mahasiwa sebagai sebuah kerumunan nurani rakyat — aspirasi keinginan, kebutuhan bahkan kebahagiaan dan penderitaan rakyat ada di dalamnya. Bahkan lampiasan marah, dendam dan jengkel tertumpah. Gerakan mahasiswa adalah simbol nurani rakyat apakah tertindas dizalimi atau senang dan bahagianya.

***

Sebab itu jangan menafikan gerakan mahasiwa betapapun itu. Di dalamnya terkandung amanat rakyat meski kadang terlihat reaktif, bengal atau bahkan anarkis sebab ia adalah cermin dari perasaan nurani rakyat yang terpendam kemudian tumpah. Tangkap makna substantifnya. Meski terlihat anarkis tapi sebenarnya membangun, berbeda dengan penguasa yang kelihatanya membangun padahal merusak .

Salam pergerakan.

Penulis: Nurbani Yusuf

Penyunting: Aunillah Ahmad