Momentum Milad Muhammadiyah adalah sebuah ajang bagi warga Persyarikatan untuk merenungkan perjalanan dan mengontekstualisasikan berdasarkan khittahnya. Sehingga, melahirkan rasa memiliki serta menumbuhkan semangat untuk menjaga Persyarikatan. Dengan sebuah refleksi tersebut, warga Persyarikatan akan senantiasa bermuhasabah diri dan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap umat sebagai bentuk manifestasi berislam yang sebenar-benanrnya.

Pada Milad Muhammadiyah yang ke-108 ini, tema yang diangkat adalah “Meneguhkan Gerakan Keagamaan, Hadapi Pandemi dan Masalah Negeri”. Tema Milad ini  mengorelasikan antara semangat melihat khittah dan pencapaian Muhammadiyah di masa sekarang, khususnya di tengah Pandemi. Sebagai sebuah gerakan dakwah yang sudah eksis dalam sejarah dan berumur satu abad lebih, Muhammadiyah harus mempelopori gerakan pelayanan umat dalam setiap situasi dan kondisi.

Spirit dalam Menghadapi Covid-19

Muhammadiyah dan seluruh ortom di bawahnya secara kompak melakukan upaya penangan Covid-19 dengan pondasi gerakan yang terstruktur. Sesuai budayanya, yaitu melihat teks Al-Qur’an dan Hadis sebagai inspirasi gerakan, maka demikian halnya dengan penanganan Covid-19.

Muhammadiyah telah melakukan tiga pendekatan Majelis Tarjih dengan sempurna, yaitu pendekatan bayani, burhani, dan irfani. Muhammadiyah Covid Command Center (MCCC) bergerak dengan terstruktur dan sistematis dengan bekal pondasi yang kuat.

Melalui pendekatan bayani, Muhammadiyah mendasari gerakan penanganan Covid-19 dengan bersandar pada seruan teks (nash) Al-Qur’an dan Hadis. Penanganan Covid-19 sesuai dengan salah satu tujuan syariat, yaitu hifdz nafs (menjaga diri). Anjuran dalam teksnya terdapat dalam QS. al-Maidah ayat 32. “Barang siapa memelihara kehidupan manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan umat manusia semuanya.”

Adapun seruan Hadis, yang termaktub dalam HR Bukhari dan Muslim tentang wabah Thaun yang menyiratkan pesan bahwa pada masa Nabi, wabah Thaun pun diberi aturan untuk me-lockdown wilayah yang terjangkit virus.

Pendekatan nash kitab suci tidak berdiri sendiri tanpa disempurnakan oleh pendekatan burhani. Melalui pendekatan inilah, Muhammadiyah mendasarkan gerakan pada kekuatan rasio melalui logika dan prosedur ilmiah.

Prof, Haedar Nashir menegaskan bahwa Covid-19 adalah hal yang nyata, bukan produk konspirasi global. Hal ini didasarkan pada temuan ilmu pengetahuan yang mengkonfirmasi keberadaan virus tersebut. Maka, MCCC menggalakkan seruan untuk memakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan serta seperangkat hal yang sesuai dengan protokol kesehatan.

Setelah pendekatan nash dan ilmiah, maka pendekatan spiritual menjadi sebuah penguat yang bersifat mendorong dari dalam jiwa. Itulah yang dinamakan pendekatan irfani, yakni sebuah pendekatan yang bertumpu pada pengalaman spiritual dan batin. Spirit ini akan menghadirkan imunitas yang baik, karena seorang individu akan menghadirkan hati untuk mengingat Allah di setiap keadaan yang melahirkan sebuah ketenangan. Selain imunitas individu, juga akan melahirkan keinginan untuk membantu orang lain yang terdampak pandemi dan sebagainya.

Konsistensi Muhammadiyah di Berbagai Lini

Muhammdiyah bergerak aktif di berbagai lini kehidupan. Dengan slogan “ilmu amaliah dan amal ilmiah,” maka kontribusi Muhammadiyah merupakan sebuah keniscayaan bagi dakwah yang sesungguhnya. Demikian halnya dalam menghadapi Covid-19. Selain tim MCCC yang bergerak turun langsung ke lapangan, tataran elitnya pun turut bersuara mengetuk pintu birokrasi dalam menyuarakan aspirasi dan memberikan maklumat yang kepada warga Persyarikatan.

Misalnya, saat Ramadan di tengah pandemi, PP Muhammadiyah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 04/EDR/I.O/E/2020 sebagai sebuah anjuran untuk menerapkan protokol kesehatan. Demikian halnya ketika Pilkada serentak diusulkan pemerintah untuk berjalan di tengah Pandemi. Muhammadiyah lantang bersuara untuk menghentikannya dengan alasan yang lebih memprioritaskan nilai kemaslahatan bersama.

Demikian nyatanya Muhammadiyah berkontribusi terhadap permasalahan negeri. Seyogyanya warga Muhammadiyah mampu merenungi spirit ini di berbagai tataran masyarakat. Jadikan momentum Milad ini sebagai sebuah ajang untuk merekatkan persaudaraan dan kerja sama demi terciptanya mencerahkan kesejahteraan umat.