Nadhifa Allya Tsana, pemilik nama pena ‘Rintik Sedu’ yang kerap kali dipanggil paus oleh followersnya merupakan novelis milenial indonesia. Tsana merupakan mahasiswi Politeknik Kesehatan Jakarta dengan jurusan Teknik Elektromedik, hal tersebut berbanding terbalik dengan karirnya saat ini sebagai penulis buku. 

Tsana lahir pada tanggal 4 Mei 1998 yang berarti usianya sekarang baru menginjak 23 tahun, di usianya yang sangat muda Tsana sudah menerbitkan 7 buku diantaranya Geez & Ann 1, Geez & Ann 2, Geez & Ann 3, Buku Rahasia Geez, Buku Minta Dibanting, Masih Ingatkah Kau Jalan Pulang, dan Kata. 

Salah satu bukunya yaitu buku Masih Ingatkah Kau Jalan Pulang? merupakan hasil kolaborasi dengan penyair ternama indonesia yaitu Sapardi Djoko Damono, buku tersebut merupakan sekumpulan puisi yang terbit pada tahun 2020 dan juga merupakan salah satu buku yang telah beliau rampungkan sebelum wafat pada 19 juli 2020.

Selain menulis buku Tsana juga aktif pada bidang podcast, pada kanal siniarnya Nadhifa Allya Tsana menceritakan kisah-kisah para pembacanya tentang jatuh cinta, patah hati, serta motivasi. Kanal Rintik Sedu juga kerap kali menjadi jawara pada kategori podcast di Spotify, Rintik Sedu selalu menempati peringkat pertama pada peringkat podcast indonesia.

Baru-baru ini pemilik akun dengan 2,5JT followers itu memulai untuk berbisnis dengan menawarkan produk kosmetik, Tsana melebarkan sayapnya pada bidang bisnis kecantikan dengan menawarkan produk lewat merek Lily by Tsana. Produk tersebut baru saja diluncurkan pada awal Februari 2022.

Dengan peluncuran Lily by Tsana, hal tersebut merupakan awal dari perjalanannya sebagai penulis sekaligus seorang beautypreneur

“Rintik Sedu saat ini telah menjadi tempat baru untuk aku dan pasukanku menuangkan isi hati, mulai dari kebahagiaan hingga kesedihan. Sekarang, aku menghadirkan Lily by Tsana sebagai salah satu cara untuk mengajak, mensupport juga memberikan wadah baru untuk pasukanku dan seluruh wanita indonesia untuk tumbuh bersamaku,” Penuturan Tsana dalam pers sabtu 23/04/2002.

Setiap varian lip cream yang dikampanyekan memiliki nama karakter sendiri, yang pertama ada muku perpaduan antara warna pink fuschia, yang kedua ada matu dengan warna bold merah pekat, dan yang terakhir ada varian mala hasil dari perpaduan warna orange dan coklat. 

Dibalik kesuksesannya di usia muda ternyata waktu di sekolah tulisan yang selalu ia kirimkan untuk dipasang di mading, tidak ada yang pernah dipajang. Hal tersebut membuat Tsana mengambil kembali karya miliknya dan semenjak saat itu ia memutuskan untuk menulis di kanal blog tanpa memiliki keinginan tulisannya akan dibaca oleh banyak orang.

Setelah memulai menulis di blog ada satu pemacanya yang menyarankan untuk menulis di suatu platform wattpad yang pada saat itu sedang digemari oleh para pembaca novel remaja. Akhirnya Tsana mencoba untuk menulis cerita pertamanya yaitu ‘Geez & Ann’ ketika cerita tersebut dipublikasikan ternyata respon pembaca sangat positif serta antusias.

Geez & Ann menjadi karya pertama Tsana yang jutaan kali dibaca dan menjadi buku pertamanya yang cukup lama bertengger dalam rak buku best seller bahkan hingga hari ini. Berkat kesuksesan buku pertamanya ini para penerbit tertarik untuk menerbitkan sekuelnya, yaitu Geez & Ann 1,2, dan 3.

Selain dibukukan cerita Geez & Ann ini menarik minat para produser film untuk mengadaptasikannya sebagai suatu karya film yang sudah tayang pada tahun 2021. Salah satu bukunya yang lain juga yaitu buku Kata sudah diadaptasi menjadi film serta sedang menjalani proses syuting tinggal menunggu rilis di bioskop. 

Pada akun twitter pribadi miliknya Tsana juga bercerita tentang bagaimana ia harus ditolak masuk sekolah yang ia impikan, tidak hanya sekolah Tsana juga di tolak kampus impiannya.

“Masuk SMA 8, gagal. 3x coba masuk UNDIP, gagal. Kuliah di UI, gagal. Nggak lama, saya meluncurkan buku Kata di Perpustakan UI. Oktober dapat undangan jadi pembicara seminar nasional di UNDIP. Juli besok juga sharing dengan adik-adik di SMA 8.”Tulisnya diakun twitter pribadi. Semangatnya untuk melanjutkan pendidikan, serta berani kembali mencoba meskipun sering gagal dan ia berusaha untuk terus survive. Hingga akhirnya dia sadar bahwa sebenarnya kata gagal itu tidak ada ternyata.