Kamu nggak suka dandan? Tos dulu. Berarti kita berada di planet yang sama. Pernah nggak kalian menerima perlakuan kurang menyenangkan dari teman sekitar karena nggak dandan? Dari sesama cewek tentunya. Dipandang aneh, disindir, ada juga yang terang-terangan menyarankan A, B, C gimana harusnya jadi cewek itu (bisa dandan).

Padahal nggak suka dandan bukanlah suatu aib. Ini hanya masalah preference, mana yang perlu diprioritaskan lebih dulu. Yang jelas jangan pernah ujugujug melabel cewek nggak suka dandan itu nggak peduli dengan kecantikan ya Bund!

Alasan prioritas, adalah alasan yang paling umum mengapa cewek nggak bisa atau nggak ada waktu untuk dandan.  Latar belakangnya bisa bermacam-macam. Ada yang malas menghabiskan waktu berjam-jam di depan cermin. Ada juga yang nggak punya waktu karena alasan pekerjaan atau karena repot ngurus anak. Bisa juga karena dipengaruhi oleh karakter cewek itu sendiri, misalnya tipe cewek simpel, nggak suka ribet. Kemana-mana lebih suka pakai gaya casual, natural alih-alih pakai bulu mata anti gluduk, anti petir dan sejenisnya.

Cewek nggak suka dandan, nggak melulu didominasi kepada cewek manly atau tomboy. Buktinya beberapa teman saya nggak suka dandan malah feminin banget.  Jadi. walaupun nggak tahu apa itu concealer, nggak tahu cara bikin alis, nggak bisa pasang bulu mata palsu tapi kalo urusan merawat wajah dan tubuh tetap menjadi agenda harian. Karena tujuan mereka merawat kulit supaya sehat, bukan sekedar menutupi kekurangan atau biar kelihatan cantik, yang sifatnya hanya untuk sementara.

Maksudnya apa sih?

Jadi begini. Konsep dandan dan skincare itu beda banget. Skincare, dari namanya aja udah merujuk ke arti (produk) untuk menjaga dan merawat kulit. Penggunaannya disesuaikan dengan jenis kulit. Butuh waktu lama dan konsistensi, baru ketahuan hasilnya. Sedangkan dandan, biasa disebut make up, tujuannya adalah untuk memperindah wajah. Serupa dengan melukis menggunakan media wajah. Hasil make up sifatnya instan-dekoratif, cepat terlihat tapi hanya sementara. Coba deh kena keringat sedikit, ambyar jadinya. Belum lagi resiko alergi dan kerusakan kulit lainnya jika tidak berhati-hati menggunakannya.

Kembali ke skincare, Karena jenis kulit saya berminyak, maka skincare yang saya pakai disesuaikan dengan kebutuhan kulit saya. Untuk skincare wajah, saya menggunakan facial wash, pelembab kulit dan bibir. Facial wash supaya kulit bersih dari kotoran dan minyak. Pelembab khusus kulit berminyak supaya kulit tetap terhidrasi. Begitupun bibir harus menggunakan pelembab sebelum lipstik, supaya bibir tidak pecah-pecah. Seminggu sekali saya melakukan exfoliating (pengangkatan sel kulit mati), dilanjutkan dengan mengaplikasikan masker ke wajah. Keduanya menggunakan skincare alami brand lokal berbasis tradisi.

Di sisi lain, penggunaan make up mau nggak mau harus dilakukan karena tuntutan pekerjaan dan adanya relasi sosial. Saya memilih bedak tabur karena cocok untuk kulit berminyak. Tujuannya supaya tidak menutupi pori-pori muka yang besar. Sehingga muka berminyak saya – yang membuat muka saya mudah terlihat kumuh – bisa menjadi lebih segar, tanpa membebani kulit, tanpa takut jerawatan. Sedangkan untuk lipstik, saya memilih lipstik yang bersifat oil-in-lipstick formula untuk jenis kulit bibir kering. Walaupun demikian peran pelembab bibir tetap diperlukan untuk memperoleh perlindungan maksimal.

Sekarang jadi lebih jelas kan? Cewek yang nggak suka dandan bukan karena malas atau nggak peduli tampil menarik. Kami hanya golongan cewek yang hati-hati dalam menyayangi diri sendiri. Menjadi cantik memang penting. Tapi lebih penting menjadi cantik, sehat, terawat untuk jangka waktu yang lama. Cantik karena make up sifatnya sementara, hanya sebagai topeng alat klamufase saja menutupi kekurangan tapi beresiko merugikan keindahan dan kesehatan wajah kita dalam jangka panjang. Kalau sudah begini siapa yang rugi coba? Yang jelas bukan saya.

Editor : Hiz

Foto : Pexels