Baru-baru ini, World Economic Forum (WEF) melalui akun Instagramnya mengumumkan kabar yang penting banget. Dengan mengkombinasikan data dari NASA, PBB, sampai Jurnal Nature, WEF memberikan pemaparan terkait perjuangan melawan penipisan lapisan ozon. Data-data ini selain menarik banget buat kamu simak juga menjelaskan perjuangan melawan penipisan lapisan ozon yang mulai menemui hasil. Ini dia ceritanya…

Penipisan dan Pemulihan Lapisan Ozon

Tiga dekade silam, tepatnya pada tahun 1985, lubang besar lapisan ozon (O3) terdeteksi di atas Benua Antartika. Hal ini disebabkan oleh penggunaan bahan kimia, salah satunya chlorofluorocarbon (CFC) secara intensif. Di sekitar kita, dahulu CFC biasa digunakan pada produk aerosol hingga pendingin udara. CFC tersebut dapat menguap hingga stratosfer dan kemudian merusak lapisan ozon. Ozon merupakan gas berbahaya bila ada di permukaan bumi dan terhisap manusia, namun keberadaan ozon di stratosfer sangat berguna untuk melindungi bumi dari radiasi.

Lapisan ozon yang rusak sangat membahayakan makhluk hidup di bumi, karena menipisnya lapisan ozon membuat radiasi ultraviolet yang dipancarkan matahari dapat menembus permukaan bumi tanpa pelindung. Radiasi ultraviolet berbahaya bagi makhluk hidup. Bagi manusia, radiasi ini dapat menyebabkan kanker kulit hingga kebutaan.

Perjuangan mengembalikan lapisan ozon kemudian secara resmi dimulai pada tahun 1987. Melalui Protokol Montreal, para pemimpin dunia bertemu dan menyepakati penghapusan penggunaan bahan kimia yang dapat merusak lapisan ozon. Hingga saat ini, menurut World Meteorogical Organization, 99% produk di pasar sudah tidak menggunakan bahan kimia yang dapat merusak ozon. CFC digantikan dengan Hydrochlorofluorocarbon (HCFC) yang lebih minim dampaknya bagi ozon.

Karena perjuangan sejak akhir 1980an tersebut, lapisan ozon perlahan-lahan mulai pulih. Pemulihan yang terjadi cukup baik hingga mencapai pemulihan lapisan ozon sebesar 3% tiap dekade. Ozon pun diprediksi segera pulih sepenuhnya setidaknya saat generasi kita masih hidup.

Dampak Ekonomi dan Kesehatan

Memang kelihatannya sederhana banget, tapi ternyata membaiknya lapisan ozon membawa keuntungan yang luar biasa besar buat perekonomian dan kesehatan dunia maupun lingkungan secara umum. Diprediksi nilai ekonomi hingga USD 2 triliun dapat dihemat karena kerusakan lapisan ozon bisa diperbaiki. Nilai ekonomi ini didapatkan dari perkiraan lahan pertanian dan budidaya perikanan yang terhindar dari kerusakan berkat lapisan ozon yang terjaga.

Lebih dari itu, dampak kesehatan dari pulihnya lapisan ozon juga nyata banget, loh. Diperkirakan dua juta kasus kanker kulit sampai 2030 bisa dicegah karena kerusakan lapisan ozon berakhir. Pemulihan lapisan ozon juga membuat 135 miliar ton CO2 tidak dilepaskan ke atmosfer.

Keberhasilan ini pun nggak terlepas dari bagusnya kolaborasi antar negara di dunia untuk memerangi penipisan lapisan ozon. Bahkan, kalau kolaborasi sejak Protokol Montreal nggak diselenggarakan, diprediksi lubang ozon bisa melebar sampai 40% pada tahun 2010.

Meskipun baik, tapi satu hal yang perlu diingat adalah mulai pulihnya lapisan ozon bukan berarti dampak krisis iklim sudah pulih. Yang perlu kamu ketahui, krisis iklim dan penipisan lapisan ozon adalah dua hal berbeda. Dan krisis iklim tetap gawat—bahkan bertambah parah.

Meski begitu, nggak ada salahnya mengambil sisi positif dari lapisan ozon yang mulai pulih, kan? Pengalaman dalam memerangi penipisan lapisan ozon pun selain jadi kabar baik juga jadi pelajaran untuk kita semua. Pelajaran penting yang sangat berguna buat perang selanjutnya, melawan krisis iklim. Perlu tindakan segera karena krisis iklim makin mendesak dan makin kerasa dampak-dampak buruknya.

Semoga krisis iklim bisa segera dicegah dan—seperti penipisan lapisan ozon—lekas menemui kabar baik, ya. Ayo kita dukung dengan aksi-aksi dan kepedulian sekecil apapun.

 

Ilustrator: Ni’mal Maula