Sering saya mendengar beberapa kawan mengeluhkan saat kebelet pipis dalam perjalanan lalu berhenti di masjid, namun menemukan toilet masjid yang terkunci. Misuh-misuh kesal pun terdengar di kuping saya.

Sebagai salah seorang pengurus masjid, sesungguhnya ada beberapa alasan sebenarnya mengapa pengurus masjid mengunci masjid dan toiletnya. Masjid di perumahan saya pun dikunci jika sudah malam. Untuk itu, izinkan saya menerangkan alasan toilet masjid dikunci, agar tak ada dusta di antara kita.

Untuk masalah ini, ada dua tipe masjid, yakni masjid “terkunci” dan masjid “tak terkunci”. Masjid “terkunci” merupakan tipe masjid umumnya di daerah perkotaan. Umumnya jemaahnya cukup heterogen. Lokasinya banyak di pinggir jalan, biasanya masjid perkantoran atau masjid perumahan tanpa security yang dibayar tetap. Artinya jemaahnya tak semuanya dapat dikenali dengan baik oleh pengurus masjid.

Dengan tipe jemaaah seperti itu, kemungkinan pencurian kotak infaq yang ditempatkan dekat pintu masuk atau teras masjid sangat potensial seperti kita tonton videonya di media sosial. Dan ini pernah terjadi, bro sis. Pelakunya bukan jama’ah perumahan. Rekaman CCTV membuktikan tak ada satupun pengurus masjid yang mengenali si pelaku.

Kejadian lainnya adalah pencurian motor jemaah, puasa lalu. Kali ini yang dicuri adalah motor milik pengurus sendiri. Saat jemaahh lagi tadarusan ba’da subuh. Ndilalah keamanan masjid sedang rehat setelah malamnya berjaga saat tarawih. Lagi-lagi rekaman CCTV menunjukkan wajah pelaku bukan warga asli perumahan.

Tak ada satupun warga perumahan sekitar masjid  mempunyai keahlian melarikan motor dalam waktu cepat dan efektif seperti si pencuri, bulan puasa lagi. Jingan tenan! Nggak mikir dia ini lagi bulan puasa, rehat dulu, kek. Tapi bukti CCTV tersebut belum efektif menemukan si pelaku tadi, apalagi motornya. Belum nemu CCTV yang bisa teriak: “Maliingg!!!”

Mungkin kalian nanya kok bisa terjadi? Padahal masjid “terkunci”. Ya, terkunci saat waktu malam, tak lama selesai tadarusan ba’da salat witir. Tapi, siapa sangka justru kejadian pencurian di saat pagi hari. Tak ada yang menduga. Dan ini terjadi pada masjid “terkunci” pagarnya. Tidak toiletnya, ya. Toiletnya mah bebas buat jama’ah pakai. Selama pagar masjid tak terkunci.

Jadi bisa dibayangkan, lengah dikit saja, motor jemaah diembat, kotak infaq digondol. Jadi wajar dong, kalau masjid dikunci di luar waktu salat lima waktu. Esoknya sudah dibuka kembali, kok. Apalagi bulan Ramadan, sekitar pukul 2 sudah dibuka. 10 malam terakhir Ramadan malah 24 jam dibuka. Jadi anggapan toilet masjid dikunci, saya pikir kasuistik sifatnya. Nggak ditanya sih, pengurusnya. Bisa jadi lagi rusak. ‘Kan kita nggak tahu. Coba ditanya, siapa tahu butuh bantuan dana perbaikan.

***

Lanjut, ya. Sekarang tipe masjid “tak terkunci”. Umumnya tipe masjid seperti ini banyak ditemukan di pedesaan dan beberapa perkampungan di mana jemaahnya masih homogen atau masih penduduk sekitar masjid yang mudah dikenali. Maka, sudah bisa dipastikan masjid apalagi toilet masjid jarang dikunci atau malah tak pernah dikunci.

Tipe masjid “tak terkunci” ini dahulu sa rasakan saat kecil. Biasanya halaman masjid sangat luas. Saya dan teman-teman selalu menjadikan base camp arena bermain dan berbagai aktivitas lainnya khas anak-anak tanpa harus WA-an. Cukup janjian di masjid. Indah, kan?

Tapi jangan salah, Mylov, saya pernah menjadi pengurus masjid tipe ini di komplek perkantoran. Tak ada pagar tinggi, toilet nggak pernah dikunci. Pendeknya, jemaah bebas keluar masuk masjid kapan saja. Tapi ada akibatnya. Ada saja yang memanfaatkan toilet masjid untuk berbuat tak baik. Sepasang muda-mudi berhasil ditangkap dengan sukses oleh petugas keamanan yang menjaga gerbang komplek perkantoran karena berbuat tak senonoh. Ternyata, memang benar setan bisa dari golongan jin dan manusia.

Satu lagi, akibat toilet masjid tidak pernah dikunci dan dapat diakses umum, bukan satu dua kali marbot masjid menemukan si kuning mengambang di kakus masjid. Belum lagi, lantai kamar mandi kotor bekas jejak kaki. Memang sih sudah kewajiban marbot membersihkannya. Tapi kan marbot juga manusia biasa. Kasian juga, lah. Selain itu, ia juga tak bisa 24 jam mengawasi orang yang keluar masuk toilet masjid. Kapan waktunya buat keluarganya, buat tidur. Mikir, Gan!

Namun tentunya, tipe masjid yang saya paparkan di atas murni pengalaman saya pribadi. Bisa jadi di daerah kalian memang masjidnya 24 jam non stop melayani jama’ah. Ya, bagus sekali. Namun mari kita berprasangka baik juga untuk masjid-masjid yang toiletnya terkunci. Pertimbangan yang saya ungkap mudah-mudahan membantu meredakan misuh-misuh tanpa klarifikasi langsung kepada pengurus masjidnya. Oke!

Editor : Hiz

Foto : Sedekahmasjid.com