Dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kementerian Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tahun 2019, Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa kesetaraan gender tidak hanya penting dari sisi moralitas, keadilan, tetapi juga sangat penting dan relevan dari sisi ekonomi. Lalu, pelajar bisa apa dalam mewujudkan kesetaraan gender?

Kesetaraan gender yang menjadi target dalam Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke 5 yaitu Gender Equality memiliki beberapa tujuan seperti mengakhiri segala bentuk diskriminasi, menghapuskan segala bentuk kekerasan, dan memastikan bahwa semua perempuan dapat berpartisipasi penuh dalam kehidupan berpolitik, sosial, dan ekonomi. (Kemenpppa, 2017). Namun di Indonesia angka kesetaraan gender masih jauh dari kata mencapai tujuan.

Tantangan yang dihadapi dalam membangun kesetaraan gender sangatlah beragam dari satu kawasan dengan kawasan lainnya. Faktor tidak setaranya gender di Indonesia salah satunya disebabkan oleh budaya dalam kehidupan sehari-hari kita. Kabar baiknya, saat ini sudah banyak aksi membangun kesetaraan gender yang banyak pihak lakukan. Seperti hal nya gerakan SDGs.

Tak hanya itu, peraturan-peraturan yang dibuat oleh pihak berwenang atau pemerintah juga sudah berdasarkan prinsip kesetaraan gender. Beberapa dari instansi dan kantor-kantor pun sudah menerapkannya pula. Sebagai pelajar atau mahasiswa, tentu kita rasanya tidak mau ketinggalan untuk berkontribusi membuat perubahan bagi masyarakat kita, sedikitnya ada tiga hal yang dapat dilakukan seorang pelajar atau mahasiswa sebagai aksi nyata membangun kesetaraan gender.

Selanjutnya, pelajar bisa apa dalam mewujudkan kesetaraan gender? Hal pertama yang dapat kita semua sebagai pelajar lakukan adalah mendukung semua gerakan kesetaraan gender. Bentuk dari memberikan dukungan bisa sangat beragam. Salah satunya yaitu berdiri untuk teman-teman sesama perempuan dan saling mendukung untuk bersama-sama mewujudkan kesetaraan gender.

Salah satu gerakan kesetaraan gender adalah mengurangi diskriminasi terhadap kaum perempuan. Dalam lingkungan sehari-hari masih sering kita jumpai anggapan bahwa posisi ketua, baik dalam lingkup sempit seperti dalam struktur pengurus kelas hingga lingkup yang lebih luas seperti organisasi sekolah, akan lebih baik jika diketuai oleh kaum laki-laki.

Budaya masyarakat kita masih sangat yakin bahwa hanya laki-laki yang cocok menjadi pemimpin, mengesampingkan fakta bahwa tak sedikit dari teman-teman perempuan yang memang sangat ahli pada bidang tersebut. Oleh karena itu, dengan mendukung gerakan anti diskriminasi terhadap kaum perempuan, kita dapat memberikan dukungan dan dorongan pada teman-teman perempuan yang memang berkompeten untuk menjabat pada posisi yang biasanya hanya ditempati oleh kaum laki-laki.

Kita juga dapat saling membantu jika dikala kaum perempuan banyak yang belum mendapatkan haknya. Membantu sebagai tempat berkeluh kesah hingga mencarikan jalan keluar dari permasalahannya sehingga dapat mencapai tujuan bersama yaitu kesetaraan gender.

Selain itu, sebagai pelajar yang disebut kaum intelektual kelas menengah, menyampaikan pendapat dan opini tentang kesetaraan gender harus berani kita lakukan. Media yang digunakan dapat berupa apa saja. Bisa secara langsung yaitu ketika berada dalam sebuah forum tatap muka atau bisa juga berpendapat dengan memposting dalam akun media sosial pribadi.

Sebagai contoh, pelajar harus lebih berani mengemukakan pendapat atau speak up dikala ada permasalahan mengenai perempuan yang meresahkan, seperti kasus pelecehan seksual, diskriminasi ditempat kerja, dan lain-lain. Terlebih lagi kita dapat menciptakan campaign-campaign untuk menyuarakan kesetaraan gender, membentuk komunitas-komunitas yang bergerak sebagai aksi kesetaraan gender, serta mengajak teman-teman semua untuk turut andil menyebarkan kesadaran pentingnya kesetaraan gender tersebut.

Selain gerakan mendukung dan berani menyuarakan pendapat, bagi teman-teman pemegang kekuasaan di lingkungan sekolah, kampus, komunitas, atau organisasi, membuat peraturan-peraturan yang sesuai dengan prinsip kesetaraan gender dapat menjadi salah satu hal yang tepat untuk dilakukan. Seperti membuat peraturan tentang tatanan organisasi sampai dengan peraturan tentang perlindungan teman-teman perempuan dari diskriminasi.

Dengan menciptakan peraturan maka akan lebih efisien penyelenggaraan nya sehingga tercipta lingkungan yang kondusif untuk mencapai tujuan kesetaraan gender. Tiga hal diatas dapat menjadi beberapa cara yang kaum muda khususnya para pelajar dan mahasiswa dapat lakukan untuk memberikan aksi nyata membangun kesetaraan gender di Indonesia.

 

Penulis: Hamam Ar Rizki

*) Artikel ini merupakan karya peserta Collaboration Project on Writing Challenge hasil kolaborasi Milenialis dengan Puan Melawan, Its Girl’s Time, dan Kuntum