Pengalaman kesurupan ini terjadi pada tahun 2015. Saat itu saya sedang menjalankan program wajib dari kampus. KKMT Posdaya, semacam KKN. Karena saya adalah anak Fakultas Pendidikan, maka KKNnya adalah magang ngajar selama tiga bulan di sekolah yang telah ditentukan.

Waktu itu saya mendapat tugas ngajar di sebuah Madrasah Aliyah Negeri di Kota Jember. Suatu hal yang sangat saya syukuri karena tempat ngajar cukup dekat dengan kampus dan juga rumah.

Terdapat 5 program studi yang juga ditugaskan untuk mengajar di sana. Kami dari Prodi Sejarah bergabung bersama teman-teman yang lain dari Prodi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, dan Ekonomi.

Awalnya semua kegiatan berjalan dengan lancar-lancar saja, namun setelah lebih dari sebulan, mulailah terjadi kejadian aneh. Salah satu mahasiswi dari Prodi Bahasa Indonesia, sebut saja Bunga (bukan nama sebenarnya) mengalami kesurupan saat sedang berkumpul di ruangan yang memang disediakan bagi kami para mahasiswa. Kami yang saat itu sedang bersantai, langsung panik seketika. Anehnya, anak yang lain malah santai, gak terlalu panik. Ternyata, dia memang sudah biasa kesurupan, apalagi saat kecapekan.

Akhirnya dua mahasiswa, sebut saja Aji dan Meli yang ternyata bisa menangani hal seperti itu mencoba untuk menenangkan, mereka berdua dibantu oleh salah satu sstadz yang mengajar di sana. Beberapa saat kemudian si Bunga akhirnya tenang. Setelah itu kami bawa Bunga ke ruang UKS.

Bunga kembali kesurupan di UKS. Dia teriak-teriak dan memberontak saat berusaha ditenangkan. Saya ikut membantu memegang kaki kiri Bunga agar tidak berontak. Dengan sotoynya saya pencet jempol kaki si Bunga, seketika bunga langsung melotot menatap saya dan berteriak, “Jangan dipencet, sakiiit!” “Mampus,” kata saya dalam hati, seketika juga saya lepas genggaman saya, bulu kuduk merinding, saya memilih keluar dari UKS. Biar teman-teman lain saja yang mengurus.

Besoknya, punggung sebelah kanan saya pegal, seperti ditusuk-tusuk. Di sekolah, saya bertemu Meli. “Lo Pak kok kamu kenak juga?”. Perkataan si Meli membuat saya bingung,  “Kenak apa sih Buk?”. Meli langsung mengusap punggung saya tepat di bagian yang sakit. “Sudah pak gak papa, nanti ke orang yang lebih pintar ya, aku gak sanggup,” kata Meli sambil pergi berlalu.

Saya gak terlalu ambil pusing. Sore harinya saya diajak teman untuk ketemu adiknya (Ini atas usulan si Meli). Ternyata adik teman saya ini juga bisa menangani hal-hal seperti ini. “Cantik lo mas yang ngikutin,” kata si adik, “Cantik sih dek, tapi kan,,.” Belum selesai bicara. “Ya sudah.” Lalu si adik mengusap puggung saya yang sakit. Berangsur-angsur punggung saya rasanya lebih ringan.

Keesokan harinya di sekolah ada acara donor darah yang diadakan oleh PMI Kabupaten Jember. Sebagai orang yang pernah donor, saya juga ikut program donor darah ini. Setelah donor efeknya memang sedikit lemas. Saya berjalan menuju koridor sekolah yang memang biasa jadi tempat nongkrong teman-teman mahasiswa. Karena masih lemas, saya tidak terlalu banyak ngobrol. Udara tiba-tiba jadi dingin dan badan rasanya merinding. Ada sensasi aneh seperti rasa kesemutan, tapi kesemutan itu menjalar dari kaki sebelah kiri, terus sampai ke seluruh tubuh bahkan ke otak.

Setelah itu gelap, saya seperti bermimpi tapi mimpi yang sangat absurd dan random. Berbagai macam gambar wajah dan tempat yang asing seperti memenuhi kepala saya. Berselang beberapa detik, saya terbangun dengan posisi merangkak seperti kodok di lantai koridor. Saya lihat teman-teman sudah kocar-kacir. Tentu saja saya bingung dengan apa yang baru saja terjadi, saya duduk kembali di kursi sambil bersandar karena masih lemas.

Seorang teman mendekat dengan ragu-ragu. “Kamu gak apa-apa?”. “Gak papa nih, kenapa emang?” Kata saya yang masih belum mengerti apa yang terjadi. “Kamu kesurupan Git”. “Masak? Aku Cuma pingsan kok.” Saya mengira hanya pingsan belaka.  “Gak percaya? Coba tanya anak-anak.”

Setelah bertanya kepada teman yang lain, ternyata benar. Kata teman-teman saya tiba-tiba merangkak di lantai koridor sekolah dan bertingkah laku seperti kodok. Si Aji juga membenarkan, hanya saja kejadiannya sebentar karena katanya saya kuat untuk mengusir “Mahkluk” tersebut dari dalam diri saya, dan saya kesurupan karena efek lemas sehabis donor tadi. Syukurlah kesurupannya hanya sebentar, tapi kok ya harus kodok, kok bukan macan gitu, gak keren blass..

Yah Setidaknya saya mendapat pengalaman yang belum tentu orang lain alami. Rasanya kesurupan kayak pingsan, tapi saat pingsan saya mimpi aneh. Udah begitu saja tidak ada yang spesial. Barangkali fenomena ini bisa dijelaskan secara ilmiah, tapi saya belum riset lebih dalam. Biar gampang sebut saja kesurupan. Intinya sekadar cerita saja dah, barangkali bisa jadi referensi bagi yang ingin merasakan pengalaman kesurupan juga hahahaha.

Editor : Hiz