Prediksi klasemen akhir liga inggris untuk sang juara tak perlu dibahas. Sebab Liverpool berhasil keluar sebagai kampiun premier league. Usai melewati 30 musim yang kering.

Sementara itu,  Manchester City yang merupakan saingan terberat Liverpool musim 2019/2020 ini, tak lagi mampu mengejar. Sekalipun beruntung Manchester City hanya bisa memangkas agregat point saja.

Nah, terlepas dari dua posisi yang sudah pasti tersebut, yang menarik dan jadi pertanyaan adalah klub mana saja yang bakal mengisi 3 posisi dibawahnya? Bagi para penggemar liga inggris ini penting sebab 5 besar primer league adalah sebuah gengsi dan pertaruhan yang pantas untuk diperjuangkan.

Tanggapan Atas Prediksi Klasemen Liga Inggris Sebelumnya

Nah, jika beberapa hari yang lewat, Milenialis merilis prediksinya terkait 5 besar klasmen akhir premier league, maka tulisan saya ini akan menyoal hal yang sama. Tentu dengan hitung-hitungan saya sendiri dan hasilnya akan pembaca dapati  satu-dua perbedaan.

Tulisannya bisa cek disini.

Sekilas prediksi klasemen akhir liga inggris itu tampak realistis, tapi jujur saja bagi saya sedikit menggelikan ketika melihat Mang Ujang, maksud saya Manchester United (MU), ditempatkan di urutan 3. Saya tak habis pikir, di dunia yang fana ini masih ada yang berharap dan menyenderkan harapannya pada sesuatu yang semu. Walau itu tidak mustahil sih.

Tapi yang jelas pasti, ketika tulisan ini dibuat klub lawak asuhan Ole Gunnar Solkjaer masih bercokol di urutan ke-5. Agaknya Rashford dan sobat pasukan Setan Merah akan tetap berada di tempat itu. Dan memang sepantasnya begitu.

Prediksi Klasmen Akhir Liga Inggris : Sebuah Alternatif Realistis

Premier league menyisakan 3 pertandingan, dan MU justru membuang kesempatan yang paling mungkin bisa menghantarkan mereka naik dan menjauh dari peringkat 5. Pada laga kandang MU justru ditahan imbang  2-2 oleh Southampton, sialnya lagi 1 gol terakhir yang bersarang di jaring De Gea terjadi pada injury time.

Sedangkan 2 tim pesaing, Chelsea dan Leicester, meski di pertandingan terakhir sama-sama kalah dari tim lain, tapi agaknya kedua klub itu dalam performa cukup baik untuk mengakhiri musim. 

Sampai dengan tulisan ini dibuat, 15 Juli ini Chelsea akan memainkan laga melawan Norwich City, dan terakhir akan melawan Wolves. Untuk ukuran Chelsea, dua laga itu bukan apa-apa. Rasanya dua klub tersebut sulit untuk jadi batu sandungan. Lain cerita untuk pekan ke 37, Chelsea harus bertemu Liverpool, tapi bisa saja Liverpool terjungkal seperti halnya dikalahkan oleh Manchester City pasca memastikan juara.

Sedangkan Leicester yang pada musim 2015/2016 menjuarai liga, akan menjamu Sheiffeld United kemudian melawat ke markas Tottenham Hotspur dan ditutup dengan melawan MU.

Sedikit mengkhawatirkan, tapi Leiceter punya Jamie Vardy yang siap menggila di sisa-sisa laga, torehan 23 gol sementara Vardy rasanya akan segera bertambah, dengan cara itulah Vardy akan memastikan namanya sebagai top skorers primer league dan membawa Leicester ke posisi aman.

Dan yang ditunggu, MU akan menghadapi Crystal Pelace pada Jumat 17/7 nanti. 6 hari berselang melawan West Ham United dan disusul laga pamungkas akan berhadap-hadapan langsung dengan Leicester. 

Penampilan MU dalam 11 laga terakhir patut diacungi jempol, sekalipun belum pernah kalah, dan inilah kata kuncinya. MU yang belum kalah akan mengalami kesialam beruntun. Sepanjang musim ini MU adalah klub angin-anginan. Kadang memukau, kadang bikin kesal dan elus-elus dada, bahkan mereka bisa-bisanya dikalahkan oleh Bournemouth, Watfford dan Burnley.

Jadi, berdasarkan penjelasan diatas, kira-kira inilah 5 besar klasemen akhir Liga Inggris musim 2019/2020 :

  1. Liverpool
  2. Manchester City
  3. Chelsea
  4. Leicester City
  5. Manchester United

MU Peringkat Ke-5 Saja Sudah Syukur Sekali

Saya berbaik hati, peringkat 5 yang saya prediksikan untuk MU, boleh jadi bisa meleset dan akan lebih parah, kemungkinan MU memperoleh hasil buruk beruntun masih sangat mungkin. Walau sisa lawan mereka secara matematis lebih ringan ketimbang Chelsea dan Leicester.

Tapi kita tahu sepakbola tidak saja dibentuk oleh hitung-hitungan matematis. Tetapi secara bersamaan. Semasuk akal apapun kita menjelaskan sepakbola, tetap saja di lapangan hijau keajaiban kadang bicara hal lain diluar perhitungan.

Tapi sayang, sepertinya keajaiban tidak ada di Old Traffod, tidak di kaki Rashford,  Martial, atau tangan mulus De Gea. Pokoknya, dewi fortuna tidak memihak klub berlambang Setan. Tidak akan. Peace.

Tabik.