Dengan merapikan kamar, sesungguhnya kita dapat lebih memahami atau menemukan jati diri kita sendiri. Berkaitan dengan itu, saya yakin merapikan kamar ala metode KonMari sudah cukup terkenal dan tidak asing lagi bagi sebagian orang. Saya sendiri baru membaca bukunya akhir-akhir ini dan masuk dalam daftar salah satu buku favorit. Karya Marie Kondo tersebut berjudul The Life-Changing Magic of Tidying Up.

Konten dalam buku tersebut sangat detail, jelas, dan ringan di samping mudah untuk dipahami serta mudah untuk dicoba (bagi yang hendak bersungguh-sungguh merapikan kamar). Selain itu, apa yang dituliskan benar-benar merupakan insight baru bagi saya pribadi, sehingga menjadikan buku ini semakin menarik.

Filosofi Merapikan Kamar

Pada pendahuluan bukunya, Marie Kondo menjelaskan bahwa merapikan kamar sangat mampu untuk mengubah gaya hidup dan perspektif seseorang. Ia juga menulis bahwa kebiasaan berantakan bukan sebuah sifat bawaan dan tidak ada kaitannya dengan keterbatasan waktu. Siapa pun sesungguhnya mampu untuk menjaga kebersihan dan kerapian tempat tinggalnya.

Merapikan kamar sejatinya hanya terdiri dari dua proses utama. Yakni memutuskan untuk membuang barang atau tidak, dan memutuskan tempat untuk menyimpannya. Kedua proses tersebut semestinya dilakukan sekaligus dalam satu waktu, sehingga dalam merapikannya dikerjakan sekali tuntas. Dengan menjalankan kedua proses itu, kita akan memahami diri kita lebih baik dari keputusan yang diambil, yakni merapikan kamar.

Proses Menemukan Jati Diri

Dalam rangka mencari atau menemukan jati diri, hal pertama yang mesti diperhatikan adalah memilah barang yang dimiliki untuk dijaga atau dibuang. Proses ini lah yang akan menyadarkan seseorang akan gaya hidup yang sebenar-benarnya dan hal yang sungguh diinginkannya.

Kriteria barang yang tersisa untuk disimpan menurut Marie Kondo adalah barang yang membangkitkan kebahagiaan dan kegembiraan, serta berdasarkan nilai-nilai personal yang melekat pada masing-masingnya. Ketidakmampuan seseorang untuk membuang barang yang sebenarnya tidak memberikan kebahagiaan, menurut Marie Kondo karena dua hal. Yaitu keterikatan dengan masa lalu (gagal move on), atau kecemasan akan masa depan.

Selanjutnya yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita meletakkan dan menyusun barang-barang yang tersisa sesuai pada tempatnya. Di sini, rangkaian proses yang diberikan Marie Kondo sangat praktis tentang teknis merapikan kamar dan meletakkan barang-barang sesuai kategorinya secara umum.

Merapikan Kamar itu Menyenangkan!

Marie Kondo meyakini bahwa merapikan kamar adalah kegiatan yang menyenangkan. Maka dari itu hasil dari merapikan kamar seharusnya juga membawa kebahagiaan bagi si pelaku. Bukan hanya dalam membenahi barang-barang atau tempat tinggal, metode KonMari sebenarnya bisa digunakan dalam banyak hal lain. Misalnya, menentukan prioritas berkegiatan yang membangkitkan kesenangan dan bermanfaat, serta hal-hal lainnya.

Dari buku ini, saya percaya bahwa upaya berbenah dengan serius akan mampu membantu kita untuk melihat apa yang sebenarnya dibutuhkan untuk ‘bahagia’. Barang tentu, juga harus merasa bersyukur dengan apa yang dimiliki. Pada akhirnya, kita akan menyadari bahwa dengan ‘jumlah seadanya’, itu sudah cukup bagi diri kita.

Penyunting: Nirwansyah

Penulis : Annisa Shabrina