Judul di atas bukan klikbait. Peradaban manusia beneran pernah merasakannya di masa lalu. Peristiwa itu pun tergolong belum lama terjadi. Nama bos kartel narkoba yang dimaksud adalah Pablo Escobar. Kisah nyata ini menginspirasi banyak karya, salah satunya film Narcos yang diproduksi oleh Netflix.

Bos Kartel Narkoba Medellin

Namanya Pablo Escobar, sosok bos kartel Medellin–Kota di Kolombia–yang terkenal. Baik kartel Medellin maupun Escobar sendiri sampai sekarang jadi legenda dalam dunia gelap kartel narkoba. Bisa dibilang, kartel yang ada saat ini hanya jadi bayang-bayang kejayaan kartel Medellin. Lalu, gimana ceritanya kok bisa sampai terjadi legenda kartel Medellin?

Kartel Medellin ini benar-benar sesuai dengan gambaran kartel dan mafia dalam benak kita. Mengurus bisnis haram, terkait erat dengan dunia gemerlap, akrab dengan senjata api, dan nggak segan-segan membunuh lawan yang menghalangi. Bahkan, kartel Medellin juga memanfaatkan kemiskinan dan melibatkan anak-anak dalam operasinya.

Bagian keren sekaligus mengejutkannya adalah Pablo Escobar bisa dibilang dicintai oleh rakyat Medellin. Dalam banyak upaya penyergapan, warga Medellin nggak pernah mau bekerja sama dengan aparat untuk memberi petunjuk soal keberadaan Escobar. Hal ini terjadi karena Escobar selain bengis juga tergolong dermawan, murah hati membantu warga Medellin yang miskin.

Escobar memang dermawan, literally dermawan. Ia membangun banyak fasilitas umum, mulai dari sekolah, lapangan olahraga, sampai perumahan. Dirinya juga berada di belakang kesuksesan klub sepakbola Atletico Nacional menjadi kampiun Copa Libertadores tahun 1989. Tentunya jadi kebanggaan masyarakat Kolombia karena Copa Libertadores adalah kompetisi sepak bola paling bergengsi se-Amerika Selatan.

Salah Satu Orang Terkaya Dunia, Karena Narkoba

Boleh saja menganggap Escobar sebagai seorang dermawan, karena memang begitulah yang terjadi. Tapi yang harus diingat Escobar tetaplah bos kartel narkoba paling gila sepanjang sejarah. Ia terlibat dalam banyak pembunuhan, melestarikan kemiskinan, sampai mengancam kedaulatan institusi kenegaraan.

Pada masa kejayaan kartel Medellin, kartel ini bahkan menguasai 80 persen peredaran kokain di seluruh dunia. Pemerintah AS sampai marah dibuatnya, karena target peredaran terbesar kokain pada saat itu bukanlah Kolombia, melainkan AS. Operasi pemberantasan narkoba oleh DEA (Drug Enforcement Administration, BNN-nya AS)-pun dilakukan di Kolombia.

Kembali lagi ke Escobar, karena operasi kartelnya yang sangat berhasil Escobar memiliki pengaruh dan kekayaan luar biasa. Pada 1982 bos kartel narkoba yang sangat eksentrik ini bahkan terpilih jadi anggota Senat Kolombia.

Nggak cukup sampai di situ, pada 1987-1993 Escobar masuk daftar orang terkaya dunia versi Forbes dan diperkirakan punya kekayaan sampai dengan 30 triliun US Dollar (setara 59 trilius US Dollar pada 2019, sekitar Rp 885.000 triliun). Saat itu Escobar disebut sebagai orang terkaya di Kolombia dan pada 1987 menjadi orang terkaya ketujuh dunia. Betul, “El Patron” jadi orang super kaya dari hasil perdagangan narkoba!

Karena pundi-pundi uangnya dan besarnya pengaruh, orang yang membuat 4 dari 5 pengguna kokain di AS menggunakan produk kartelnya ini bisa terus berkelit dari segala tuntutan. Escobar bisa menekan pemerintah dan hidup berpindah-pindah saat dalam ancaman pengejaran. Beberapa tokoh penting mulai dari public figure sampai pejabat pun terbunuh sepanjang proses pengejaran Escobar.

Selain berkelit, pastinya bisnis tetap jalan. Bahkan, ketika akhirnya Escobar jadi tahanan rumah di “La Catedral” (ini niatnya jadi penjara tapi malah jadi seperti markas kartel yang terlindung dari hukum, sih) ia tetap bisa menjalankan bisnisnya. Oh iya, tentunya juga masih bisa membunuh rekan bisnis yang nggak bisa lagi dipercaya.

Tapi, meskipun Escobar berasa nggak tersentuh, salah satu kutipan dalam serial ini tetap berlaku, “Penjahat harus beruntung setiap saat, orang baik hanya perlu beruntung satu kali.”

Setelah puluhan penyergapan yang gagal, usaha membongkar jaringan kartel Medellin satu demi satu, dan membuat Escobar terpojok akhirnya upaya pengejaran berhasil. Escobar terbunuh setelah kontak senjata pada sebuah rumah di Medellin pada tahun 1993.

Narcos Bukan Sejarah yang Valid

Film Narcos terinspirasi dari kisah nyata Pablo Escobar yang jadi legenda. Misal saat kartel Medellin membunuh kandidat presiden. Atau pemboman pesawat yang rencananya ditumpangi calon presiden Cesar Augusto Gaviria Trujillo–upaya ini gagal karena rencana diurungkan dan Gaviria kemudian jadi Presiden Kolombia ke-28. Keduanya, bersama dengan banyak kisah lain yang digambarkan dalam serial, benar-benar terjadi.

Tapi, serial ini juga memuat kisah yang beda dengan catatan sejarah. Misalnya tokoh Kolonel Carrillo yang jadi protagonis sebenarnya fiksi, dan kematian Carrillo dengan cara dijebak nggak pernah terjadi dalam sejarah.

Selain itu, Escobar di luar perselingkuhannya digambarkan dalam serial Narcos sebagai tokoh yang sangat mengutamakan keluarga. Namun di dunia nyata, sebenarnya Escobar nggak se-family man-itu dan punya perilaku seksual yang jauh lebih mengerikan.

Jadi, seperti yang diungkapkan dengan jelas di awal setiap episode, serial ini hanya terinspirasi dari kisah nyata–bukan kisah nyata itu sendiri. Mantap banget dinikmati sebagai karya yang mind-blowing tapi jangan sampai jadi referensi tunggal untuk belajar sejarah.

Jadi, apakah kamu tertarik untuk menonton dan menyelami sosok Pablo Escobar lebih jauh lagi?