Halo Milenialis!

Sabtu malam, 22 Desember 2018 lalu Selat Sunda mengalami tsunami setinggi ±1meter yang menyebabkan ratusan jiwa menjadi korban. Fenomena ini menjadi pembelajaran bagi kita untuk memahami bencana sebagai kepastian yang nggak bisa kita hindari, hanya saja kita bisa meminimalisasi dampaknya.

Yang menarik, tsunami di Selat Sunda nggak seperti tsunami di Aceh 2004, tsunami Jepang 2011, atau bahkan tsunami Palu 2018. Tsunami Selat Sunda nggak didahului oleh gempa besar yang lazim menjadi penyebab tsunami.

Fenomena semacam ini memungkinkan karena tsunami memang beragam penyebabnya. Apa saja?

1. Gempa bumi tektonik di laut

Gempa bumi tektonik besar yang terjadi pada pertemuan lempeng samudera bisa jadi penyebab tsunami. Tsunami jenis ini terjadi jika gempa cukup besar (Magnitudo ≥7) dan menyebabkan patahan.

Contoh dari tsunami jenis ini adalah tsunami Aceh 2004 dan tsunami Jepang 2011.

2. Erupsi gunung api

Erupsi gunungapi di tengah laut bisa menyebabkan tsunami kalau letusan yang ditimbulkan cukup besar. Selain itu, jika materialnya terlampau banyak maka tsunami juga dapat terjadi.

Contoh dari tsunami jenis ini adalah tsunami Selat Sunda 1883 sesaat setelah erupsi Gunungapi Krakatau.

3. Longsor bawah laut

Longsor bawah laut yang cukup besar bisa menciptakan gelombang yang cukup besar sampai terjadi tsunami.

Tsunami Palu beberapa waktu lalu sebenarnya merupakan tsunami jenis ini, hanya saja didahului gempa bumi di darat. Tsunami Palu nggak disebabkan gempa bumi secara langsung, namun terjadi karena gempa bumi memicu longsor bawah laut, kemudian memunculkan tsunami.

Tsunami Selat Sunda 22 Desember 2018 kemungkinan masuk dalam jenis tsunami ini (hingga saat ini sedang didalami oleh pihak terkait).

4. Benda langit besar yang jatuh ke bumi

Tsunami juga dapat terjadi jika ada benda langit seperti meteor berukuran besar yang jatuh ke lautan. Tsunami pada zaman Jurassic yang menyebabkan kepunahan massal dinosaurus masuk dalam klasifikasi ini.

Nah, setelah mengenal jenis-jenis tsunami, semoga kita makin banyak belajar tentang kebencanaan agar waspada dan siap menghadapi risiko bencana, ya!

Referensi:

http://volcano.oregonstate.edu/tsunamis

https://geology.com/articles/tsunami-geology.shtml

https://m.kumparan.com/@kumparannews/tsunami-berawal-dari-longsor-kawah-an-krakatau-seluas-64-hektare-1545634263892292977

Penulis: Nabhan Mudrik Alyaum

Ilustrator: Mohammad Ni’mal Maula