Film Dua Garis Biru dan web series Little Mom sebenarnya memiliki cerita yang mirip. Beberapa scene di keduanya juga menampilkan beberapa adegan yang sama. Masalah utama menceritakan seorang remaja wanita yang mengalami penderitaan setelah melakukan kesalahan. Berkat tes pack kehamilanlah kehidupannya dan keluarganya berubah.

Problema yang Belum Teratasi

Sebelum kedua karya ini dibuat, sebenarnya sudah ada film Thailand berjudul “Hormones” yang kurang lebih memiliki konflik yang sama. Jadi jika dianggap mengusung tema baru sebenarnya tidak, namun mungkin iya bagi penikmat film Indonesia. Para penonton tentu memiliki penilaian yang berbeda-beda tentang ketiganya secara subjektif.

Nah, sekarang yang menjadi pertanyaan adalah kenapa temanya tentang hamil di luar nikah? Para pamain mengatakan web series ini mungkin mengangkat apa yang benar-benar terjadi di kehidupan remaja Indonesia. Wah jika benar, berarti Indonesia sudah mengalami kemajuan karena tidak ada rasa takut atau rasa malu lagi. Remaja kita telah menuruti nafsu mereka tanpa berpikir panjang. Saat ini, berkat pandemi corona virus, angka kasus remaja hamil duluan di beberapa kota mengalami kenaikan. Seperti di Madiun misalnya, kenaikan bahkan lebih dari seratus persen. Sungguh kemajuan yang luar biasa di bidang ini.

Trend hamil di luar nikah dapat menjadi indikasi bahwa pergaulan bebas di Indonesia mulai tidak terkontrol. Pengajuan pernikahan akibat hamil di luar nikah pun tidak dapat dikendalikan. Jika sudah demikian, peraturan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tidak perlu diperhatikan lagi. Istilahnya para calon pengantin yang hamil di luar nikah dapat langsung menikah lewat jalur by pass. Tapi ada benarnya juga, dari pada harus melalui antrian padat di masa pandemi untuk mengurusi berkas ini itu xi xi. 

Bentuk Pendidikan Seksual, Mendidik atau Menjerumuskan?

Mengangkat tema-tema yang belum umum menyangkut remaja serta pergaulan bebas memang menjadi hal yang menarik. Mendobrak ketabuan yang sangat riskan dan mendapat berbagai macam respon. Padahal sebenarnya hal tersebut benar-benarterjadi di kalangan masyarakat sehingga merupakan ide cemerlang untuk memberikan sebuah pembelajaran. Kesuksesan kedua karya anak bangsa ini juga mendapatkan respon yang baik di industri perfilman. Layaknya novel Saman karya Ayu Utami yang membekas hingga sekarang.

Film Dua garis biru ataupun web series ini perlu interpretasi yang lebih mendalam, sehingga pesan yang ingin disampaikan di dalamnya dapat diterima dengan baik, khususnya oleh kalangan remaja. Keduanya mengandung pesan moral yang sangat banyak menyangkut pendidikan seksual. Pendidikan seksual sendiri memang memiliki banyak sekali hal yang perlu diperhatian secara mendetail. Mengajarkan pendidikan seksual dengan cara yang tepat dapat memberikan dampak positif. Tapi sedikit saja terdapat miss di dalamnya maka sebaliknya, tidak usah dijelaskan apa yang selanjutnya akan terjadi. Tanpa pemahaman yang mendalam, web series ini bisa menjadi hiburan belaka sertadapat menjadi percontohan yang negatif. 

Pendidikan seksual paling tepat sebenarnya memang di mulai dari keluarga. Sampai saat ini pengajaran pendidikan seksual di sekolah masih menemui hambatan, bahkan masih menjadi perdebatan. Jika pendidikan seksual di sekolah saja masih juga belum menemukan solusinya, maka mungkinkah pendidikan seksual melalui film atau web series lebih aman atau malah sebaliknya? Nah, sebagai kaum milenial sudah sepatutnya kita menjadi penonton yang bijak, bukan cuma cerdas . Memaknai dengan cara yang kritis tidak melulu memandang dari sisi keseruan dan kuwuan para pemainnya. Jangan sampai pula apa yang harusnya hanya menjadi bagian dari film terbawa hingga ke dunia nyata.

Editor: Nawa

Gambar: kompas