Saya dilahirkan di negeri yang menurut Globalreligiousfutures.org pada tahun 2020 jumlah penduduk Muslim-nya sebanyak 229,620,000. Negeri itu bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan kata lain, umat atau penduduk yang menganut agama Islam menempati urutan pertama dari segi kuantitas di Indonesia. Mengintip ke situs Wikipedia, paling tidak Indonesia memiliki 31 organisasi Islam yang cukup besar termasuk NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah yang sudah banyak dikenal orang. 

NU dan Muhammadiyah

Orang-orang seperti saya mungkin sudah tersebar di banyak tempat. Ciri-cirinya, mereka belum terlalu kenal apa itu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Namun, terkadang mereka disebut orang NU, kemudian di lain hari disebut orang Muhammadiyah karena tidak pernah ikut tahlilan. Padahal, setiap orang punya prioritas yang harus didahulukan di samping ikut tahlilan.

Jika saya fanatik dan cinta terhadap Islam, maka itu sudah kewajiban sebagai Muslim. Sementara jika tidak mengikuti NU atau Muhammadiyah, maka tidaklah ada ruginya buat saya. Sebab, organisasi Islam hanyalah sarana untuk mendakwahkan ajaran Islam supaya lebih terstruktur dan efektif, alias tidak serampangan.

Saya sangat setuju jika ada yang mengatakan bahwa tidaklah hina jika seseorang tidak masuk ke dalam organisasi Islam, ya seperti saya ini. Tidak serta-merta tertolak di masjid Nahdlatul Ulama atau Muhammadiyah. Saya justru bangga bisa salat di masjid mana saja tanpa harus mempertanyakan organisasinya. Jika menjadi orang Islam di Indonesia harus NU atau Muhammadiyah, bagaimana nasib para muallaf di pelosok Indonesia yang kebanyakan juga dibina oleh Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Hidayatullah, dan organisasi-organisasi Islam yang lain.

Tidak perlu khawatir jika seseorang ditanya apakah Nahdlatul Ulama atau Muhammadiyah, karena organisasi hanyalah sarana untuk berdakwah. Akan tetapi, seseorang wajib melaksanakan perintah dan larangan Allah dalam Al-Quran dan Hadits yang disampaikan kembali oleh para habib, ustadz atau kiyai terlepas dari latar belakang organisasinya. Karena, yang harus dikenali adalah Islam secara utuh, bukan organisasinya.

Editor: Nirwansyah

Gambar: CNN Indonesia