Siapa disini yang pernah kehilangan sahabat? Bagaimana rasanya~

Sebagai makhluk sosial, bersosialisasi merupakan bentuk interaksi kita antar sesama manusia. Menjalin pertemanan hingga persahabatan merupakan hal yang akan dialami oleh setiap orang. Kehilangan teman mungkin hal yang biasa, namun kehilangan sahabat merupakan hal yang paling menyedihkan. Pengorbanan seorang sahabat tidak ditemukan dalam seorang teman biasa. 

Entah karena kesalahan yang tidak termaafkan maupun tanpa masalah, kehilangan seorang sahabat merupakan hal yang paling mempengaruhi hidup. Persahabatan bisa membuat hidup lebih bermakna untuk menghabiskan momen-momen bersama. Maka, saat kita sudah nyaman dengan orang yang dianggap sahabat, akan terasa sulit menemukan sahabat yang lain. 

Semakin dewasa, bukan hanya sahabat bahkan hampir tidak memiliki teman. Menemukan seorang sahabat yang satu frekuensi dengan kita memang tidak mudah. Semakin dewasa, kita akan kehilangan beberapa teman dan hanya tersisa teman yang berkualitas bahkan bisa menjadi sahabat. Momen kebersamaan yang dijalin, namun seketika mendadak berubah layaknya orang asing tentu tidak mudah untuk dihadapi. Beberapa fase yang berikut yang akan kamu alami saat kehilangan sahabat!

Fase Merasakan Kesedihan

Memang terasa menyedihkan ketika kita kehilangan seseorang yang biasanya terasa dekat namun terasa asing begitu saja. Rasa sedih dan kecewa pasti akan kamu lalui. Pada fase awal ini biasanya mengasingkan diri dan sulit untuk berteman dengan orang lain merupakan tindakan yang diambil.

Ungkapan rasa kehilangan sahabat seperti kehilangan sanak saudara memang benar adanya. Tidak ada lagi tempat yang bercerita yang nyaman. Pada fase ini menangis merupakan hal yang sangat wajar terjadi. Namun jangan sampai fase sedih ini berlarut hingga menyebabkan kekecewaan dan depresi. Jangan ragu untuk tetap berteman dengan orang lain. Karena kita tak pernah tahu siapa yang akan menjadi sahabat kita nantinya. 

Fase Refleksi Diri Pasca Kehilangan Sahabat

Ketika kita kehilangan sahabat tanpa masalah apapun. Pertanyaan apa dan mengapa, pasti hadir di benak kita mengapa sahabat yang dekat dengan kita tiba tiba berubah? Perlu kita pahami bahwa kehidupan manusia merupakan hal yang dinamis. Entah karena memiliki pasangan ataupun hal yang lain yang membuat ia berpaling. Umumnya manusia berubah bisa disebabkan suatu keadaaan. 

Ketika memiliki sahabat, tanpa disadari kita egois. Egois dalam konteks hanya diri kita yang termasuk sahabat terbaiknya. Makna bersahabat sesungguhnya adalah saling memahami tentang keadaan diri satu sama lain. Merupakan satu hal yang pasti bahwa manusia membutuhkan sahabat tidak hanya satu, melainkan butuh bersosialisasi dengan yang lainnya juga. 

Fase Penerimaan Situasi

Setelah refleksi diri, fase berikutnya ialah menyadarkan diri bahwa kita harus melakukan penerimaan diri dan situasi. Tidak semua hal pasti di dunia ini berjalan sama seiring waktu berlalu. Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi pada sikap seseorang. Entah seiring berjalannya waktu, sahabat terdekatmu juga akan berjumpa dengan orang lain dan juga menganggapnya sahabat. 

Meski tak lagi menjadi sahabat karib seperti dulu lagi, namun jangan putuskan hubungan baik dengan mantan sahabat. Jalin komunikasi layaknya teman meski terasa canggung. Akhirnya, sebagai manusia kita sadar bahwa semua yang kita miliki saat ini hanyalah titipan Tuhan termasuk anugerah memiliki sahabat, yang sewaktu-waktu bisa diambil dari kita. Entah karena perpisahan ataupun kematian. 

Akhirnya, hanya diri kita sendiri yang bisa memahami dan memutuskan untuk bahagia menurut versi diri kita sendiri. Berdamai diri sendiri bahwa setiap orang berhak memilih dan menjalani kehidupannya yang akan terus berkembang.

Editor: Ciqa

Gambar: Pexels