Usia anak-anak dalam belajar membaca Al-Qur’an di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) atau biasa kita sebut TPA, biasanya dimulai dari usia 5 sampai 12 tahun, tidak jarang lebih dari itu (usianya). Sehingga, dibutuhkan metode yang tepat guna membimbing dan mengajar anak-anak agar bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.

Dalam psikologi perkembangan anak, secara umum dapat dibedakan beberapa aspek utama kepribadian individu anak tersebut, yaitu ada dalam aspek intelektual, fisik-motorik, sosio-emosional, bahasa, moral dan keagamaan. Perkembangan-perkembangan tersebut tidak selalu sejajar, karena memang lingkungan sosial anak yang berbeda maka perkembangan dalam aspek tertentu bisa mendahului atau bahkan bisa mengikuti aspek lainnya.

Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran, termasuk membaca Al-Qur’an diperlukan berbagai macam tips dan strategi atau metode agar anak mau mengikuti proses yang terkadang membosankan. Berikut beberapa tips bagi para pendidik, guru, ustadz/ustadzah agar proses pembelajaran di TPA menjadi menyenangkan.

Sabar dan Ramah dalam Mengajar

Tentu sifat sabar sangat dibutuhkan dalam membimbing anak-anak untuk membaca Al-Qur’an. Sabar yang dibarengi dengan sikap ramah terhadap segala tingkah laku anak pada proses pembelajaran sangat dibutuhkan.

Merespon Bacaan Anak saat Mengajar

Ketika anak mulai berusaha membaca huruf hijaiyyah dengan baik dan benar dihadapan kita, sebaiknya langsung merespon bacaan yang mereka lafalkan. Seperti dengan ucapan, “iya”, “benar”, “bagus”, “betul”, “pinter”. Karena, anak-anak tersebut juga membutuhkan respon, apakah yang ia lakukan dalam membaca huruf hijaiyyah betul atau tidak. Begitu juga sebaliknya, jika yang dilafalkan keliru, berikan respon sebaliknya. Tentu tetap dengan nada yang bersahabat, ya, seperti “bukan begitu, kira-kira apa coba?” dan kalimat sejenisnya.

Berikan Motivasi dalam Mengajar

Biasanya, anak akan khawatir ketika ia salah ucap terhadap bacaan yang akan ia lafalkan. Menyikapi hal tersebut, para pendidik hendaknya memberikan rasa percaya diri terhadap mereka, bahwa ketika keliru menyebutkan huruf hijaiiyah itu tidak apa-apa, karena setelahnya bisa untuk dibetulkan.

Sesuai Kemampuan Anak

Setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, perlu untuk mempertimbangkan kuantitas bacaan kepada setiap anak sesuai dengan porsinya yang wajar. Ada yang mampu membaca 1 lembar sekaligus, tapi ada juga yang hanya mampu 3 baris bahkan 1 baris saja.

Peduli terhadap Keseharian Anak

Sekali waktu, tanyakan bagaimana kehidupan pribadinya seperti menanyakan bagaimana sekolahnya? Sudah makan atau belum? Serta pertanyaan-pertanyaan sejenisnya.

Hadiah

Secara random atau berkala, kita bisa memberikan hadiah kepada semua, misalnya dalam bentuk makanan ringan, jilbab, peci, dan lain sebagainya.

Kegiatan Khusus

Terkadang anak akan jenuh dengan rutinitasnya dalam belajar huruf hijaiyyah. Maka sekali waktu, berikan materi pembelajaran yang berbeda dari biasanya. Contohnya, seperti belajar bahasa asing (Inggris, Arab, Mandarin, dan lain-lain) dengan mendatangkan tenaga pendidik lain yang mempunyai kualifikasi dalam hal tersebut.

Ucapkan Terima Kasih

Memberikan ucapan terima kasih dari kita kepada anak-anak, setelah mereka berhasil menyelesaikan bacaan Al-Qur’an sangat perlu dilakukan. Karena pada dasarnya, anak-anak juga seperti kita, membutuhkan apresiasi atas usaha yang dicapai, ya minimal dalam bentuk ucapan terima kasih atau sebangsanya.

Punisment

Jika memang diperlukan dalam pemberian punishment (hukuman) kepada anak, maka lakukan saja. Misalkan, ketika anak terlalu ramai sehingga mengganggu teman-temannya dalam proses belajar membaca huruf hijaiyyah, maka panggil saja anak tersebut. Selain itu, berikan pengertian yang semestinya dan sebaiknya pada saat memberikan nasihat dengan tidak menunjukkan ‘kekeliruan’ sikapnya dihadapan teman-temannya yang lain atau dengan memberikan waktu khusus kepadanya.

Editor: Nirwansyah