Toxic Parent tidak hanya berlaku buat orang tua yang mempunyai kelakuan buruk saja, tapi berlaku buat orangtua yang melakukan tindakan yang bisa merusak dan meracuni psikologis anak. Hal ini sangat berbahaya dikarenakan jenis toxic parent ini tidak terlihat.

Kita sepakat bahwa nggak ada orang tua yang secara sengaja ingin membuat anaknya menderita, tapi orang tua juga manusia. Mereka bisa berbuat salah yang tanpa disadari bisa menjadi racun penghambat pertumbuhan. Mungkin secara nggak sadar kita pernah menjadi korban toxic parent dari perilaku orang tua kita sendiri. Nah apa aja sih perbuatan yang masuk dalam kategori toxic parent ini ?

Toxic Parent

Toxic parent ini paling sering terjadi dan mungkin kita semua pernah mengalaminya. Ada kalanya impian dan cita-cita seorang anak dibuyarkan oleh ekspektasi orang tua kita yang berlebihan.  Ketika si anak ingin menjadi seorang musisi, orangtua membuyarkan mimpinya dengan memberikan  segala komentar negatif tentang musisi lalu mengarahkan anak untuk menjadi apa yang mereka mau dengan berdalil “mother knows best, listen to your mama”.

Seharusnya orang tua pun bisa berpikir dari sudut pandang seorang anak, apakah itu menjadi impian si anak? Apakah anak mampu memenuhi semua ekspektasinya? Ekspektasi yang berlebihan tanpa memikirkan posisi kita akan membuat kita terbebani. Hal ini sering ditemukan pada orangtua generasi old. Apakah sebaiknya generasi kita memutus mata rantai perilaku ini ?

Membicarakan Keburukan Anak

Sama seperti halnya orang tua, anak juga memiliki harga diri. Ucapan sepele seperti “Waduh anakku ini payah sekali, masa matematika aja gabisa sih” juga termasuk kategori membicarakan keburukan anak, apalagi kalau didengar langsung oleh si anak bisa melukai hatinya.

Jika hal ini terus dilakukan pastinya kita bisa kehilangan percaya diri, menumbuhkan sikap rendah diri, dan mempermalukan anak. Orang tua seharusnya menjaga privasi anak, lebih bagus kalau orang tua menggantinya dengan kata-kata yang lembut.

Egois

Orang tua dengan kriteria ini biasanya selalu mengukur segala sesuatu sesuai dengan perasaan dan keinginannya. Pernahkan teman-teman mendengar ataupun Ibu jengkel kemudian memarahi anak dengan kalimat “Kalian tidak kasihan dengan Ibu? Kalian ingin Ibu cepet mati?”.

Sepele, tapi perkataan ini bisa membuat anak terbebani. Anak harus bertanggung jawab atas perasaan orang tuanya. Jika maksudnya adalah supaya anak memahami perasaannya atau agar anak bisa berempati, sebaiknya gunakan cara lain yang lebih efektif dan menggunakan pendekatan yang tepat pula.

Menjadi Rentenir

Ada juga orangtua yang selalu mengungkit betapa gedenya biaya yang telah dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan anak, hal ini biasanya digunakan alat agar si anak mau mengikuti kemauannya. Semacam mekanisme pertahanan orangtua ketika kita ingin menentukan jalan hidup sendiri.

Sebagai anak kita sepakat sekali bahwa orangtua sudah berkorban sangat banyak untuk anaknya. Tetapi sekali lagi, kita juga berhak menentukan jalan hidup sendiri. Orang tua nggak bisa memaksa anaknya untuk mewujudkan mimpinya yang belum tercapai.

Selalu Menyalahkan Anak

Selayaknya kehidupan, naik turun adalah hal yang wajar. Kita nggak bisa selalu berharap kehidupan yang baik. Ada satu sisi dimana keluarga sedang dalam kondisi yang buruk, orang tua selalu menyalahkan anaknya, si anak selalu salah di matanya. Jika begitu, itu berarti orang tua tersebut telah menjadi toxic parent untuk anak-anaknya.

 

Tabu yang Harus Dihadapi

Toxic parent ini masih sangatlah tabu. Publik masih menganggap semua cara orang tua dalam mendidik dan memperlakukan anak selalu benar. Oleh sebab itu jika berasa sedang dalam toxic parent, cara untuk menghadapinya dengan benar agar nggak menyinggung perasaanya. Yang dapat dilakukan adalah:

Jangan Menghindar, Cukup Hadapi

Berhadapan dengan orangtua yang selalu mengkritik dan tidak atau kurang mendukung sangat melelahkan, tapi bukan berarti harus menghindar, karena menghindar hanya akan membuat hubungan dengan orangtua merenggang. Maka hadapilah, tapi bukan berarti harus menyetujui semua perkataan dan keinginannya.

Beri Pengertian dan Jawaban Tegas

Kritik dari orangtua sejatinya ingin anaknya mendapatkan yang terbaik, namun kadang membuat anak terpuruk dan merasa tidak dihargai. Agar tidak dikatakan sebagai anak durhaka, sebaiknya kita memberikan pengertian saat orang tua mulai toxic. Setelah itu beri tahu mereka bahwa kita sudah dewasa, bisa mengatur perilaku dan masa depan.

Cari Dukungan dari Orang Kepercayaan

Mintalah dukungan dari orang yang dipercaya, mereka juga nggak keberatan untuk mendukung setiap langkahmu. Dukungan yang tulus akan membuat hidup lebih bermakna, nggak ada kata sia-sia dalam perjuangan yang telah dilakukan. Meski orangtua kurang sepenuhnya mendukung, setidaknya ada orang lain yang peduli.

 

Itulah cara menghadapi toxic parent yang bisa dilakukan. Kuncinya tetap dewasa,  dan jangan putus asa. Karena kamu nggak sendiri.

 

Editor: Nabhan

Ilustrasi: Nimalmaula