Menyingkat salam yang benar seperti apa? Simak artikel ini sampai akhir!
Ucapan salam pembuka banyak dipakai khalayak umum untuk mengawali sebuah obrolan. Dalam konteks obrolan online atau lebih dikenal dengan Chatting-an, salam dipakai untuk pembuka pesan diawal obrolan. Salam bahkan dipandang sebagai prasyarat penting dan mendasar didalam sebuah permulaan obrolan. Kita bisa dianggap kurang sopan bahkan dinilai kurang ajar jika sebuah obrolan tidak diawali dengan ucapan salam pembuka.
Fenomena Memendekkan Salam saat Chatting
Namun, pernah kah kita mendengar maupun membaca salam yang disingkat di Whatssapp/Instagram/Twitter, maupun media sosial lainnya? Misalnya Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh, menjadi Assalamu’alaikum WW, Ass, Askum, maupun singkatan salam lainnya. Salam singkat tersebut biasanya tertulis diawal pesan dengan alasan sang pengirim pesan mager tidak ingin menuliskan pesan terlalu panjang, ataupun efisiensi ruang chat sehingga inti pesan mudah terbaca.
Ucapan salam sendiri dalam ajaran Islam berarti ungkapan penghormatan dan keselamatan kepada orang lain. Beberapa Ulama’ berpandangan jika mengucapkan salam hukumnya Sunnah dan menjawabnya adalah wajib. Hal tersebut disandarkan pada hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda : “Islam yang paling utama dan paling baik adalah memberi makan, mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kenal”. Dengan demikian, mengucapkan salam menjadi sebuah anjuran kepada kita semua untuk disampaikan pada orang yang ada disekitar kita.
Cara Menyingkat Salam yang Benar
Ustaz Adi Hidayat seorang Da’i kondang Nasional, memiliki pendapat perihal cara menyingkat salam dalam obrolan pesan di media sosial. Ustaz Adi berpendapat bahwa menyingkat salam itu hukumnya mubah atau boleh. Alasannya karena dalam bahasa syariat yakni bahasa Arab yang tidak biasa atau khusus, terdapat beberapa singkatan. Beliau menyebutkan contoh kalimat Thoyyibah seperti kalimat tahmid, tasbih, takbir, maupun basmalah sebagai salah satu singkatan dalam bahasa Arab yang secara gambaran kalimat diksinya dapat disingkat.
“Laa Hawla Walaa Quwwata Illa Billah disingkat menjadi hauqalah, Allahu Akbar menjadi takbir, Subhanallah jadi tasbih. Kalimat tersebut menjadi gambaran jika diksinya bisa disingkat”, ujar Ustaz Adi Hidayat dalam kanal Youtubenya Adi Hidayat Official.
Ustaz Adi Hidayat juga menambahkan, jika dalam konteks salam, Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh, jika ingin menyingkatnya, bisa dengan menggunakan diksi yang lebih pendek, maka beliau merekomendasikan memilih kata ‘Salam’
“Misalnya jika kalimat Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh terlalu panjang karakternya dalam Whatsapp atau SMS, anda dapat menggunakan diksi salam sebagai penggantinya”, tambah Ustaz Adi.
Diksi salam menurut Ustaz Adi Hidayat disandarkan pada kisah Nabi Ibrahim tatkala menerima tamu yang belum dikenal. Kisah tersebut terlukiskan dalam Al-Qur’an surat Adz-Dzariyat ayat 24-25 :
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ الْمُكْرَمِينَ (24) إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلامًا قَالَ سَلامٌ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ (25)
“ Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tamu Ibrahim (malaikat-malaikat) yang dimuliakan?. (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan ‘Salaman’ (salam), Ibrahim menjawab, “Salamun” (salam). (Mereka itu) orang-orang yang belum dikenalnya.
Ayat tersebut menceritakan mengenai malaikat yang hendak mengazab umat Nabi Luth, namun sebelumnya mampir ke rumah Nabi Ibrahim. Para malaikat tersebut izin masuk ke rumah Nabi Ibrahim dengan mengucapkan “Salaman”, lalu Nabi Ibrahim-pun membalasnya dengan “Salamun”.
“Kata Qoolu Salaman menurut kaidah Bahasa Arab masuk dalam kategori Manshub, atau untuk menunjukkan sesuatu yang asli pada saat itu. Namun, jawaban Nabi Ibrahim a.s menggunakan kata Rafa’, Salaamun. Kata Rafa’ mengandung sifat progresif serta terus menerus. Kata tersebut digunakan sebagai isbat (penetapan), tetapi mustamir yang berlangsung secara terus menerus”. Jelas Ustaz Adi.
Merujuk pada kisah Nabi Ibrahim diatas, kemudian Nabi Muhammad SAW sebagai dzurriyah Ibrahim a.s bersabda tentang keutaamaan mengucapkan salam terlebih dahulu : “Sesungguhnya orang yang paling utama di sisi Allah adalah mereka yang memulai salam” (HR. Tirmidzi dan Dawud). Nabi SAW menganjurkan umatnya untuk mengucapkan salam terlebih dahulu meningkat keutamaannya.
Ustaz Adi Hidayat pun menjelaskan jika Salam dalam bahasa Arab berbeda dengan Salam dalam bahasa Indonesia. Salam didalam bahasa Arab bukan diartikan selamat seperti halnya dengan arti bahasa Indonesia. Namun, salam dalam bahasa Arab diartikan lebih dekat dengan doa atau at-Tahiyat (penghormatan) kepada orang lain. Maka, kata Allah dalam surat An-Nisa ayat 86, kita diminta untuk membalas penghormatan tersebut, dengan yang lebih baik.
Sehingga persoalan salam disingkat seperti Asskum, Ass, Assalamu’alaikum WW, dan lain sebagainya, Ustaz Adi Hidayat lebih merekomendasikan dengan singkatan Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh dengan diksi Salam. Atau jika kita orang Islam yang ingin senantiasa meneladani Al-Qur’an juga dapat menggunakan kata Assalamu’alaikum. Karena pada dasarnya semua dikembalikan pada pribadi masing-masing. Tinggal pilih, ingin yang singkat namun tidak berpahala, atau sesuai kaidah Al-Qur’an dan bernilai pahala.
Wallahu’alam Bish Shawwab
Comments