Bersosialisasi adalah sebuah kebutuhan bagi setiap individu. Manusia yang merupakan makhluk sosial pasti terdorong untuk memulai pertemanan atau hubungan melalui obrolan. Dengan berkomunikasi aktif, kebutuhan sosial kita akan menjadi terpenuhi.
Setelah melakukan sosialisasi biasanya keadaan tubuh dan emosi kita menjadi lebih baik. Mengobrol dan berbicara tentang topik apapun bersama teman akan menambah pengetahuan serta energi. Namun, terkadang momen interaksi ini malah menjadi beban yang menghabiskan energi kita.
Hal ini disebabkan oleh Energy Taker, seseorang yang menguras energi kita secara tak sadar sehingga membuat kita kelelahan secara fisik dan emosional.
Mengenal si Penguras Energi
Energy Taker atau yang diartikan sebagai penguras energi adalah suatu istilah untuk menggambarkan seseorang atau situasi yang secara tidak langsung dan tidak sadar menguras energi kita.
Orang-orang yang berlabel Energy Taker cenderung menarik perhatian, menghabiskan waktu, dan menguras emosi kita secara negatif. Alhasil, kita akan merasa kelelahan, demotivasi, ataupun stress. Mereka memang terlihat seperti orang pada umumnya, tetapi mereka mampu untuk menguras semangat kita. Energy Taker umumnya muncul di berbagai kondisi, seperti interaksi sosial, lingkungan kerja, lingkungan pendidikan, ataupun hubungan personal.
Karakteristik Energy Taker
Karakteristik Energy Taker dapat beragam, tetapi terdapat beberapa tanda penting yang dapat mendefinisikan mereka.
- Apatis terhadap sesama
Energy Taker kerap kurang peduli dengan perasaan, emosi, dan kebutuhan orang lain. Biasanya, mereka lebih tertarik pada perhatian diri sehingga seluruh bentuk perhatian harus diberi padanya. Mereka juga lebih banyak mengambil waktu atau fokus pada untuk dirinya sendiri dalam komunikasi. Sehingga berhubungan dengan mereka cenderung tidak berhasil karena tidak adanya keseimbangan.
- Mudah mengeluh dan pesimis
Energy Taker dikenal dengan vibes dan sikap negatif mereka. Mereka selalu fokus pada permasalahan yang terjadi tanpa adanya tindakan untuk menyelesaikannya. Ini terjadi karena rasa pesimis yang timbul akibat melihat kehidupan secara negatif. Mereka akan berpikir bahwa mereka tidak punya kesempatan untuk berhasil dan selalu gagal. Ini juga menjadi penyebab mengapa mereka sering mengeluh. Mereka akan mengeluh tentang kehidupan menyedihkan mereka kepada orang lain, tanpa memberi ruang bagi yang lain untuk bercerita.
- Egois
Sikap apatis terhadap orang lain dan selalu mencoba menjadi pusat perhatian menjawab alasan mengapa si penguras energi bersikap egois. Mereka juga tidak memberikan kesempatan bagi yang lain untuk berbagai pengalaman dan keluh kesah karena mereka ingin menjadi center dari segala hal. Mereka lebih memprioritaskan kepentingan diri di atas kebutuhan orang lain.
Jangan Menjadi Energy Taker
Ciri khas Energy Taker ialah sikap dan energi negatif yang disebar secara tidak langsung dalam interaksi sosial. Dengan demikian, cara terbaik untuk tidak menjadi Energy Taker adalah memenuhi diri dengan energi positif melalui kegiatan produktif yang memang disukai.
Kegiatan positif akan membawa pengaruh yang positif sehingga kita mampu memberikan dukungan atau semangat bagi orang lain. Kita juga bisa menjaga hubungan yang seimbang dan sehat saat bersosialisasi.
Selain itu, mulailah bersikap peduli dengan sesama untuk menjaga atau meningkatkan empati kita. Dengan ini, kita bisa memberikan dukungan emosional atau sebagai support system bagi orang lain.
Jangan menjadikan diri sebagai pusat perhatian, mulailah memberikan ruang atau kesempatan bagi orang lain untuk bercerita. Menjadi pendengar yang baik dan memberikan perhatian penuh pada orang yang berbicara, menunjukkan bahwa kita tidak apatis dan peduli dengan sesama.
Menjadi Energy Taker mampu merusak hubungan sosial hingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan energi. Perlu dipahami energi positif itu sangat penting karena energi yang baik membawa dampak yang baik pula. Jadi, jangan menjadi penguras energi dan mulailah menciptakan lingkungan sosial yang positif.
Editor: Ciqa
Gambar: Google
Comments